NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Trauma Alif

"Tapi, Alif tidak nenek izinkan untuk bermain sama Akmal. Nenek takut, jika nanti ibumu marah. Kamu lihat kan, kemarin?" tanya Neli masih dengan intonasi yang lembut.

Akmal menunduk, seraya mencorat-coret tanah dengan kayu yang ada di tangannya.

"Memangnya, kemarin siapa yang aja Alif main ke rumah Akmal? Dan, apakah Alif juga menyuruh Akmal naik ke pohon?" Neli mencoba mengali kebenaran lewat Akmal.

"Aku, tapi kata Alif, jangan sembunyi di dalam rumah. Makanya aku naik pohon." ujar Alif tanpa sedikit pun, berbohong.

"Tapi, kenapa ibumu bisa memukul Alif?"

"Ka-karena, karena aku takut ibu marah." lirihnya dengan suara yang bahkan hampir tidak terdengar.

Neli memejamkan matanya. Kecewa? Tentu saja. Namun, dia tidak bisa menyalahkan Akmal begitu saja. Karena semua bermula, atas kesalahan Nila.

"Pulang lah, nenek gak mau Alif kembali terluka." usir Neli dengan suara yang sedikit meninggi akibat emosi yang membuncah.

Di tempat lain, jauh dari kampung tempat tinggal Alif dan Neli. Haris, ayah dari Alif sedang bersenda gurau dengan kekasihnya.

Hubungan mereka sudah berjalan hampir satu tahun lamanya. Dan mereka berencana menikah dalam waktu dekat ini.

"Jadi, apa akhir-akhir ini ibumu masih meminta uang sama kamu?" tanya Nanda, seraya tidur di dada Haris.

"Aku telah memblokir nomornya, sesuai permintaan mu." sahut Haris membelai-belai rambut Nanda.

"Begitu dong, aku gak rela ya, semua uangmu habis untuk mereka. Kan, yang melayani kamu ialah aku." cetus Nanda seraya memainkan jari-jarinya di dada Haris.

"Iya, kamu tenang aja ... Aku udah gak mengirimkan mereka uang hampir satu tahun lamanya." terang Haris.

Godaan perempuan memang lebih dahsyat. Haris bahkan rela melupakan anaknya demi wanita yang baru dikenalnya sejak, setahun lebih itu. Baginya sekarang, Nanda adalah dunianya.

Lagipula, Haris percaya, jika Neli mampu membesarkan Alif, tanpa campur tangannya. Toh, dulu Neli juga bisa memberikannya makan sampai ia lulus sekolah.

Lagian, jika bukan untuk Alif, untuk siapa juga ibunya mencari uang. Begitulah, kira-kira pikiran Haris.

"Aku mau kita nikah bulan depan. Aku capek, aku lelah ... Kamu terus saja memberiku kepastian." Nanda mulai merajuk.

"Baiklah, kita akan pulang ke kampungmu, seminggu sebelum pernikahan. Dan sebaiknya, kamu bilang sama orang tuamu terlebih dulu. Agar mereka tidak terkejut."

"Tapi, mereka gak mau jika aku menikah dengan duda, apalagi duda yang ada anaknya. Secara, aku ini kan cantik. Mereka gak mau, jika aku kesusahan harus mengurus anak-anak mu. Jadi, boleh gak, kita sembunyikan tentang anakmu, pada orangtuaku?" Nanda bangun, dan duduk di samping Haris yang masih membaringkan tubuhnya.

"Baik lah, apapun. Asal kamu bahagia." balas Haris tanpa berpikir panjang.

Sekarang Alif sudah kembali ke sekolah. Namun, sebisa mungkin dia menghindari Akmal. Karena Alif, masih sedikit memendam trauma akan perlakuan Nila.

Seperti hari ini, saat Alif pulang sekolah, dia di hampiri oleh Akmal. Kebetulan, mereka satu sekolahan.

"Kita pulang bareng yuk? Kata ibuku, dia gak sempat menjemput. Jadi, suruh aku pulang sama kamu." Akmal menunggu Alif di depan pintu kelasnya.

"Hari ini, ku bawa sepeda. Jadi, kamu pulang sendiri aja. Aku gak mau bonceng sama kamu. Nanti, kalo kamu kenapa-napa, ibumu memukulku." tolak Alif, meninggalkan Akmal sendirian.

Ya, Akmal tidak sendiri, karena sebelum pulang tadi. Alif membantu teman sekelasnya untuk mengangkat semua kursi ke atas meja. Agar, teman-teman ceweknya lebih mudah dalam membersihkan kelas esok harinya.

Ya, besok adalah jadwal Alif dan beberapa temannya yang lain, kena jadwal piket.

"Tapi, aku udah menunggumu dari tadi!" seru Akmal.

"Tapi, aku tidak menyuruhmu. Aku gak mau dekat-dekat sama kamu." sahut Alif.

Dia mulai mengayuh kan, sepedanya dan meninggalkan Akmal sendirian di sekolah.

Sampai di rumah, Neli yang baru turun dari sepeda motornya memanggil Alif, dan menanyakan keberadaan Akmal.

"Dia masih di sekolah." sahut Alif, kemudian kembali mengayuh sepedanya.

"Alif, aku belum selesai ngomong. Alif ..." teriak Nila memanggil-manggil Alif.

Namun nyatanya, semakin besar suara Nila, semakin cepat Alif mengayuh sepedanya.

"Dasar, anak gak punya sopan santun." sinis-nya, bergegas menaiki sepeda motor untuk menjemput Akmal.

Sampai di sekolah, Nila terkejut karena Akmal tinggal seorang diri. Dia menangis tanpa seorang pun, yang menenangkannya.

"Kenapa gak pulang sama Alif aja sih? Kan ibu, udah berpesan." cetus Nila, kala mereka dalam perjalanan pulang.

"Dia gak mau, karena takut ibu marah." sahut Akmal dari belakang.

"Halah, itu alasannya aja. Nanti, biar ibu yang ingetin dia, masak berani-beraninya ninggalin kamu sendirian." sambung Nila.

Benar saja, sampai rumah, Nila langsung menyuruh Akmal masuk guna berganti pakaian. Sedangkan ia sendiri, menuju ke rumah Neli untuk membuat perhitungan sama Alif.

"Alif ... Alif ... Keluar lah." teriak Nila dengan menggelegar.

Neli yang sedang menokok emping terkejut, dan langsung bangun. Dia takut, kalau-kalau Alif kembali membuat masalah. Apalagi, saat pulang tadi, terlihat Alif seperti ketakutan.

"Awas saja Alif, nenek tidak akan mengampuni mu." gumam Neli.

"Mana Alif? Kenapa dia meninggalkan Akmal sendirian disekolah? Padahal, Akmal telah menunggunya lama. Sampai-sampai semua guru udah pulang." cerca Nila, begitu Neli mendekatinya.

"Maksudnya gimana sih?" tanya Neli mencerna ucapan Nila.

Kembali, Nila menceritakan tentang kesibukannya hari ini. Dan saat mengantarkan anaknya tadi pagi, Nila berpesan agar dia pulang bersama Alif saja.

"Mungkin, karena laranganku, agar tidak dekat-dekat dengan Akmal. Sebab, aku gak mau jika nanti Alif kembali kamu siksa, atas kesalahan yang tidak di lakukannya." papar Neli.

"Halah, itu udah berlalu. Lagipula, aku sudah melupakannya," cetus Nila tak mau disalahkan. "Lagipula nih ya, kita sebagai orang tua jangan ikut campur sama urusan anak, gak baik." ujar Nila memberi nasehat.

Neli tersenyum tipis, dari pada meladeni Nila. Ia kembali meneruskan pekerjaannya. Karena alasannya hendak bertemu dengan Alif pun, bisa di bilang tidak masuk akal.

Merasa keluhannya tidak tersampaikan, Nila pun pulang dengan mencak-mencak. Dia masih saja sakit hati dengan perlakuan Alif terhadap Akmal.

Alif sendiri, mengelus dadanya kala Nila menjauh. Tadi, dia memang bersembunyi di balik karung-karung padi. Berharap jika Nila tidak bisa menemukannya.

1
Giandra
semangat Alif belajar yang rajin kejar prestasi sebaik mungkin masa depanmu akan berjalan dengan baik jikalau kau berprestasi tidak perlu mencari kesempatan tetapi kesempatan itu yang akan menghampirimu.
NurAzizah504
cie, alif. udh mulai ngelirik cewek
NurAzizah504
kasiann udh berpisah
NurAzizah504
dua jempol utk pak de
Wanita Aries
Wah alif udh remaja,, semangat kumpulin uang utk kuliah
NurAzizah504
3 A nih ceritanyaa
Muliana: Wah, bisa kebetulan gitu /Chuckle/
total 1 replies
NurAzizah504
terima aja dulu, sambil jualan terus biar ada pemasukan
Muliana: Takut, jika orang lain juga akan membuangku, sama seperti kedua orang tuaku
total 1 replies
NurAzizah504
oalah, berarti alif gatau yaa
Muliana: Iya, andai dia tahu, mungkin udah di amankan
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob//Sob/
Muliana: /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NurAzizah504
haris, kamu kemana sih pas pembagian hati?
Muliana: Kayaknya dia tidur deh
total 1 replies
NurAzizah504
padahal dulunya ga mau ngaku ibu. cih
Muliana: Harta, harta
total 1 replies
R 💤
Gak usah takut lif wkwk, wah jadi ingat dulu waktu SMK juga ikut tinggal di lingkungan sekolah huhuhu....
Muliana: Wah, kok bisa?
total 1 replies
R 💤
sedihhhh bgtttt pastii
Muliana: Sangat /Sob//Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
Aku paham apa yang kamu rasakan. aku pun pernah dan sering merasa seperti itu.
Muliana: Sakit gak sih? Sabar ya ...
total 1 replies
Teteh Lia
Sabar Alif, udah banyak sabar juga sebenarnya.
Muliana: Iya, gak tahu sampai kapan Alif bisa sabar
total 1 replies
Giandra
semoga sukses Lif ujianmu membuat dirimu semakin kuat menjalani hidupmu yang keras mulailah menata kembali membuka jalanmu menuju keberhasilan tetap semangat jangan menyerah.
Muliana: Karena telah jatuh berulang kali, semoga kamu bisa menjadi versi terbaik untuk dirimu dan orang sekitarmu
total 1 replies
Zenun
Alif susah biasa menemukan hal. menyeramkan dalam hidup nya. Jadi dia gak tau apa itu takut😁
Muliana: Karena udah kebal
total 1 replies
Zenun
hanya bisa tarik nafas
Muliana: Dan berucap istigfar
total 1 replies
Wanita Aries
Semangat alif utk sukses
Muliana: Doakan aku /Heart//Heart/
total 1 replies
Santai Dyah
gereget juga kasian arif
Muliana: Aamiin, otw ya /Heart/
Santai Dyah: satu Malam dengan kakak ipar smoga kita bisa sukses bersama Amin
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!