NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:791
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

" iya, kalau misalnya gara-gara tadi Miya jadi mikir yang nggak-nggak soal gue gimana. gue udah sor banget sama dia"

" mampus kan lo. gue bilang juga apa. Miya bakal jadi Karma buat lo. gimana rasanya nggak rela ditinggal sama orang yang disayang?" ejek Akmal.

Haris cemberut Seraya memainkan helmnya.

" udahlah daripada pusing-pusing mending Miya buat gue aja" ucap Adnan cengar-cengir.

" Bangsat lo! berani ngambil Miya dari gue gue cabut habis rambut lo pakai cabutan ketek"

Akmal mendengus.

" nggak sekalian aja loh kelupasin kulit kepala Adnan"

" psikologi"

" psikopat goblok" ralat Aris dan Akmal bersamaan.

" santailah anjing kan main-main doang"

" Intinya gue nggak akan diam aja kalau lo berani ngerebut Miya " Aris melajukan motornya lebih dulu.

" mundur Wir, uang jajannya sehari setara biaya hidup plus setahun!" teriak Akmal, lalu tertawa bersama Adnan.

****

setelah salat Jumat dan puas minum es kelapa muda. ketiganya kini pulang beriringan. Aris paling belakang, Tengah Akmal dan depan Adnan.

di tengah jalan mendadak Aris merasa ada seseorang yang duduk di boncengan motornya, Dia pikir Kunti, ternyata Lingga.

" ngapain lo?"

" numpang"

" lah, lo kan bisa ngilang"

" pengen ngerasain naik motor" lingga menyipitkan mata karena angin yang benar pewajahnya. duduknya begitu tegap dan kaku.

Oh, seperti ini rasanya naik motor. lebih seru daripada naik kereta kuda.

" Astaga, bocah"

" nanti kalau ada mobil hitam di depan yang lagi berhenti, kamu samperin ya?"

" ngapain?"

" orang itu ban mobilnya bocor, Kamu harus bantuin dia ganti bannya"

" Bercanda, ya? gue mana bisa ganti ban mobil egek "

" nanti aku bantu, Yang penting kamu niat dulu mau bantuin" Lingga tetap kekeh.

Apa sih nih orang.

" itu dia! berhenti, Aris" Lingga menepuk-nepuk lengan Aris.

dan Entah kenapa Aris otomatis berhenti di dekat situ, Padahal tadi niatnya mau tancap gas. Aris berdecak, mau tak mau ia menuruti perintah Lingga.

" kenapa Om?" katanya Aris pada seorang pria yang tampak sibuk menghubungi seseorang. pria itu memakai jas rapi. lawakannya tinggi, putih, dan sangat tampan di usianya yang mungkin sudah tidak mudah lagi.

pria itu kelihatan bingung disamperin anak sekolah.

" ban mobil saya bocor"

Ais melihat ke ban mobil bagian depan sebelah kiri, benar saja ban itu kempes.

" Om punya ban serep nggak?"

" ada tapi saya nggak bisa menggantinya"

" saya bisa Om"

" yakin kamu?"

" yakin Om"

dan Yup. atas arahan dari Lingga yang seperti mandor, secara ajaib Aris benar-benar bisa mengganti ban mobil milik pria itu.

" kamu anak Trinusa? "

" kok tahu om?"

" seragam kamu"

Aris melihat seragamnya.

" oh iya "

" Nama kamu siapa?"

" Aris om"

" nama belakang"

" Abraham "

" Abraham.. kamu anaknya Danuar Abraham? "

Aris mengkerutkan dahi.

" kok Om tahu?"

" bisa dibilang bisnis konstruksi keluarga saya, sudah bekerja sama sejak zaman nenek moyang dengan bisnis mebel milik keluarga Abraham"

" Oh gitu ya Om. saya nggak tahu menahu Om"

" saya juga baru tahu ini Putra Kedua keluarga Abraham, yang saya kenal cuman kakak kamu, Kalau nggak salah namanya Leon"

" Iya Bang Jack. dia memang sering menemani Papa meeting sama collagen bisnis keluarga" Aris membereskan peralatannya setelah selesai.

" udah selesai Om"

pria itu tersenyum.

" Wah, Om Terima kasih sekali. dari tadi Om telepon orang bengkel langganan Om sama sekali nggak diangkat. Untungnya ada kamu Aris"

Aris senyum-senyum.

" sama Aris aja Om terima kasihnya sama saya nggak?" celetuk Lingga sembari melipat tangannya di dada, yang jelas ocehannya tidak didengar oleh pria itu.

Aris melirik Lingga sinis. memang Lingga yang mengarahkan, tapi kan Aris ia mengerjakan.

" sebentar" pria itu membuka pintu mobilnya, tampak di bagian kursi penumpang ada kue dan pernak-pernik ulang tahun. Iya mengambil dompetnya di dashboard, lalu mengeluarkan selembar seratus ribu untuk diberikan kepada Aris.

" buat jajan kamu"

"eh, nggak usah Om. saya Ikhlas kok bantu om"

" nggak apa-apa ambil aja. Ini hadiah Terima kasih dari om"

Aris tidak enak mau menolak. dia memang suka uang, tapi entah kenapa kali ini Aris benar-benar ikhlas membantu tanpa mengharap imbalan.

melihat ada pemulung kecil Aris lantas menerima uang tersebut dan memberikannya kepada si pemulung kecil. wajah lelah dan lusuhnya tampak bahagia. seratus ribu jumlah yang sangat besar untuk orang sepertinya.

pria itu tersenyum melihat kebaikan Aris.

" Kamu memang anak yang baik, Aris"

" Makasih Om" Setelah sekian lama, Aris kembali mendengar seseorang memujinya dengan tulus.

" Oh iya, saya kan belum tahu nama om"

pria itu memperkenalkan diri.

" nama om Dimas Pratama Dhawa. panggil aja Om Dimas. Nanti kalau sudah sampai rumah tanya papa kamu soal saya, ya. dia pasti tahu"

Dhawa?

" Om harus cepet-cepet pulang. anak Om satu-satunya sedang berulang tahun. mananya Miya, dia satu sekolah sama kamu kalau kamu. Om duluan ya. sekali lagi terima kasih" Dimas masuk ke dalam mobilnya. kemudian pergi menjauh.

" D-dia papanya Miya? tanya Aris terbata.

Lingga tersenyum Seraya menaikkan alisnya.

jadi ini alasan Lingga menyuruhnya membantu pria itu?

Aris menutup mulut, sungguh tidak percaya bisa bertemu dengan papanya Miya. dadanya seolah dipenuhi letusan kembang api. Ingin rasanya Aris berjingkrak dan berteriak sangking senangnya.

kalau begini ceritanya, presentase dirinya akan Direstui sebagai calon menantu, pasti lebih besar.

****

" Tiup Lilinnya sekarang juga. sekarang juga, sekarang juga..."

Miya meniup lilin pada kue ulang tahunnya. semua orang bertepuk tangan. momen langka, Papa rela meninggalkan pekerjaannya demi merayakan ulang tahunnya. Sebenarnya Miya tidak berharap banyak untuk setiap ulang tahunnya, namun dia juga menghargai usaha Papa yang mau menyenangkannya.

perayaan pun dilakukan dengan sangat sederhana. hanya ada papa, suster dan para staf rumahnya.

" Selamat ulang tahun, sayang" papa mencium kening Miya.

" makasih, papa." Miya tersenyum Canggung.

Dimas meletakkan kotak hadiah di meja makan.

" ini dai papa"

Miya membukanya. isinya buku diary, pensil, pensil warna, cat warna, dan barang-barang perlengkapan notebook lainnya. senyum Miya mengembang.

" suka? "

Miya mengguk.

" makasih pa"

Dimas memeluk putrinya.

" eh, potong kuenya dong"

Miya pun memotong kuenya, lalu diberikan ke Papa. mereka saling menyuapi.

" oh, papa baru ingat. tadi ban mobil Papa bocor, terus ada anak teman bisnis Papa yang bantuin. anaknya baik banget, easy going. dia satu sekolah sama kamu"

Miya diam menyimak.

" Papa langsung suka sama dia di pertemuan pertama, dan berencana mau ngenalin anak ini ke kamu. ya, siapa tahu aja kamu tertarik sama dia. papa nggak maksa. apa dukung banget loh kalau kamu sama dia" Papa tersenyum manis penuh arti..

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!