Misteri Kembar Tiga

Sampai di sekolah, Gafi langsung memegang tangan Aurora dan masuk setelah mencium tangan Langit.

Setelah itu Langit kembali ke rumah Samuel untuk menemani Sagara merukiyah Vika bersama Adrian dan yang lain, mereka akan melakukan pengusiran pada sosok monyet yang mendiami kalung Vika.

"Pergi kamu!" Bentak Vika saat Langit sudah datang bersama Sagara.

"Sensi sekali sepertinya, kenapa kamu? tidak suka ya kalau ada yang lebih kuat dari kamu, lebih tampan juga" ejek Langit menyeringai.

"Ggrrrhhhh" sosok itu mulai memasuki Vika lagi setelah Langit mengejeknya.

"Sekarang!" Pekik Adrian

Sagara langsung memegang kalung yang di pakai Vika sambil membaca ayat ayat rukiyah yang sempat di ajarkan Adrian padanya, dia juga memastikan Vika tidak dia sentuh karena saat ini Vika sedang di pegangi oleh Safira dan Kalingga.

"Kalian tidak akan bisa mengusir ku dari tubuh anak ini, dia sudah menjadi budakku!" Ucap sosok yang masuk ke dalam tubuh Vika.

"Iya, itu karena kamu lemah, kamu tidak bisa berkuasa tanpa bantuan manusia, jadi kamu itu lemah" ucap Langit semakin membuat Vika berontak.

"A'udzubiilaahiminassyaitoonirrojiim... Bismillahirrahmanirrahim"

Adrian mulai membacakan kembali ayat rukiyah pada Vika sampai membuat Vika muntah dan terus menjerit kesakitan.

"Aakkhh... Pergi kalian! Aku tidak mau meninggalkan tubuh ini, dia milikku!" Teriak Vika

"Tubuh ini bukan milikmu! Kami adalah milik ALLAH SWT!" Ucap Adrian

"Allahuakbar!" Ucap Adrian menarik kalung yang masih di pegang Sagara hingga terlepas dari leher Vika.

Dhuar. Dhuar.

Ledakan tiba tiba saja terdengar dari dalam ruangan itu setelah kalung di leher Vika berhasil lepas, lehernya terlihat memerah dan sedikit mengeluarkan darah.

"Ini belum berakhir! Aku akan kembali untuk mengambil apa yang harusnya menjadi milikku!" Teriak sosok yang suaranya terdengar menggema di seluruh ruang tamu Samuel, sampai membuat harimau yang ada di rumahnya terus waspada.

"Alhamdulillah.. setidaknya setan itu sudah pergi, Langit bakar Kalung ini dan pastikan kamu buang abunya ke aliran sungai yang mengarah ke laut, ini mungkin tidak akan memusnahkan dia, tapi setidaknya Vika bisa bebas dari jangkauan setan itu" perintah Adrian.

"Baik Om, akan Langit buang langsung ke laut saja" jawab Langit mengambil kalung itu dengan tangan kosong, beda dengan Adrian dan Sagara yang memakai sarung tangan.

"Dia tidak kepanasan?" Tanya Sagara yang bahkan tangannya terasa kebas akibat menahan kalung itu hendak masuk ke dalam tubuh Vika.

"Darahnya panas sama seperti setan penghuni kalung itu" jawab Adrian dan di pukul Samuel.

Plak.

"Lo ngatain Langit setan?" Tanya Samuel menggeplak kepala Adrian

"Lo berani pukul Kiai! Bukan gue yang bilang si Langit setan, tapi Lo" jawab Adrian

"Kiai somplak, Lo aja dulu sering nongkrong pakai kolor doang di markas" gerutu Samuel

"Itu masa lalu nak, sekarang beda" sinis Adrian menjewer telinga Samuel.

"Kalingga, apa bisa nenek Sutinah memastikan Vika tidak di dekati lagi sosok itu dan juga sosok lain?" Tanya Adrian

"Dia bahkan tidak shalat Om, jadi mungkin akan sangat sulit, kecuali dia di ajari shalat jika dia seorang muslim" jawab Kalingga

"Identitasnya Islam" jawab Zaki yang sejak tadi diam dan ikut membaca ayat suci untuk melindungi yang lain, dia bahkan tidak berkedip saat Langit dengan fasih membaca ayat ayat rukiyah padahal Langit tidak pernah ikut belajar di pesantren seperti dirinya.

"Bagaimana kalau Vika di tempatkan di pesantren Abah Khalid saja, dia bisa sekolah sambil belajar tentang agama disana" usul Safira.

"Apa Vika mau?" Tanya Samuel

"Harus mau, disana juga kan sama, Smith internasional school, jadi dia hanya pindah tempat saja tapi sekolahnya tetap sama, hanya saja disana, pelajaran agamanya akan lebih kental" ucap Adrian

"Memang sebaiknya disana, akan jadi fitnah juga kalau Vika tinggal disini" jawab Sagara

"Jika Vika bersedia, maka Zaki akan antar dia kesana, sekaligus menitipkan Vika pada opa Sofyan" balas Zaki

"Semoga Vika bersedia, demi keselamatan dia juga dan kebaikan semua orang" ungkap Samuel

"Aamiin" jawab semuanya

"Ayo kita bawa Vika ke kamarnya, biar dia bisa istirahat disana" ucap Kalingga

"Kamila, kamu sudah bisa keluar sekarang" panggil Samuel karena Kamila istrinya di minta untuk menunggu di dalam kamar.

Ceklek.

"Apa Vika baik baik saja?" Tanya Kamila saat dia membuka pintu

"Alhamdulillah, Hendra akan kesini nanti untuk membujuk Vika agar mau bersekolah di Smith internasional school yang di Ciremai" jawab Samuel

"Kenapa harus si Hendra yang bujuk?" Tanya Adrian mengernyit

"Lo lihat saja sendiri nanti, Vika menyukai Hendra, gue bisa lihat tadi pas dia ke rumah Hendra dan terus melihat Hendra dengan tatapan kagum" jawab Samuel

"Lah, Zaki sama Vandra lebih keren, kenapa itu bocah malah suka aki aki" gerutu Adrian

"Gara juga keren Om" protes Sagara

"Tapi kamu nggak boleh di taksir orang lagi Yang, pusing aku nanti" jawab Safira yang baru keluar kamar Vika

"Kan aku cuma milik kamu yang, yang lain tidak ada apa apanya di banding kamu" jawab Sagara

"Hueek"

Semuanya berakting muntah di depan Sagara dan Safira sambil tertawa, tingkat bucin Sagara sering membuat semua orang kesal, tapi di atas Sagara ada Langit, dia lebih tak tahu malu saat sedang bucin pada Aurora.

"Tuh lihat yang, mereka banyak jinnya, sampai muntah begitu" sinis Sagara

"Pulang sana!" Umpat Adrian

"Sudah nggak butuh saja kita di usir, awas nanti kalau butuh lagi, Gara akan minta bayaran" sinis Sagara

"Sudah Yang, ayo kita pulang, aku lapar mau makan" ucap Safira

"Kamu lapar terus Yang, jangan jangan kamu hamil lagi" ucap Sagara

"Jangan sampai deh, nanti bisa ada tragedi lagi sama seperti saat Andromeda dan Altair lahir dulu" ucap Adrian

"Iya Yang, jangan sampai, bukan karena nggak mau, tapi aku mau fokus pada anak anak kita dulu, aku takut kejadian waktu Andromeda dan Altair lahir sampai terjadi lagi" ungkap Safira

"Iya, aku juga ingin kalian selalu sehat dan ada dalam lindungan Allah SWT, aku akan selalu jaga kalian, jangan sampai tragedi itu terjadi lagi" ucap Sagara

"Zaki pamit ke sekolah ya Pi, semuanya, nanti kalau Vika sudah sadar, Zaki akan kembali, sukur sukur dia bersedia sekolah di Ciremai" ucap Zaki

"Iya, kamu hati hati di jalan dan jangan lupa mampir ke rumah opa kamu, dia bilang mau kasih kamu sesuatu" jawab Kamila

"Apa mi?" Tanya Samuel

"Nggak tahu, ayah cuma bilang mau kasih sesuatu yang bagus Katanya" jawab Kamila

"Sesuatu ayah Lo pasti sesuatu yang bisa bikin kita melotot Sam" ucap Adrian

"Iya Lo benar, ayah gue kan rada rada" jawab Samuel

*******

Di sekolah saat jam istirahat.

"Ola, sini Abang suapi" ucap Yudhistira karena Aurora terus di pegang tangannya oleh Gafi.

"Jangan, sama Idan saja, Yudhis belum cuci tangan" bujuk Zaidan

"Ola makan sama gue" jawab Khalid menghancurkan hati Yudhistira dan Zaidan

Khalid menyuapi Aurora dan juga Gafi tanpa merasa risih, meski banyak di tatap heran seluruh penghuni kantin, bukan satu dua kali Khalid Melakukan itu, tapi hampir setiap Aurora datang bulan, dia akan menyuapi kedua adiknya itu dalam satu piring bertiga, karena tangan Gafi akan selalu menggenggam tangan Aurora agar tidak di ganggu hantu.