NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Lo!!!

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, akhirnya El dan Alvyna tiba di gerbang SMA Bintara.

Apa mereka berangkat bersama? Tentu saja tidak. Jangan mengada-ada.

El membawa motornya sendiri, begitu pula dengan Alvyna. Meski hanya terpaut dua menit, nyatanya El diam-diam membuntuti Alvyna dari belakang. Bukan tanpa alasan, kalau terjadi apa-apa dia juga yang bakal pusing sendiri.

“Gila! Anak baru itu kok bisa sekeren itu sih?!”

“El, lo kenapa makin hari makin ganteng aja!”

“Pasangan serasi banget sih, sama-sama cakep dan cool!”

“Hus! Nanti di tampol Lyra baru tau rasa lo!”

Tanpa menanggapi celotehan dan bisikan itu, baik El maupun Alvyna sama-sama cuek. Mereka langsung membuka helm full face masing-masing tidak repot menanggapi.

El masih duduk santai di atas motornya, menarik sebungkus rokok dari saku celana. Sedangkan Alvyna berjalan pergi menenteng jaket di salah satu tangannya.

Langkahnya mantap, mengabaikan tatapan dari siswa-siswi lain yang menatapnya tanpa berkedip. Untungnya, Alvyna tidak punya sahabat dekat. Jadi setelah pernikahannya dengan El kemarin, dia tidak perlu repot-repot menyembunyikan apapun dari teman sekolah.

Brukk!

"Eh sorry-sorry, gue gak sengaja."

Alvyna mendongak, menatap seorang siswa laki-laki yang menabraknya dari arah berlawanan. Tampan, rapi, dan ramah.

“Hmm gapapa,” jawab Alvyna singkat.

Siswa itu sempat terpaku, menatap Alvyna beberapa detik dengan senyum tipis. Alvyna menaikkan sebelah alis, lalu memilih melanjutkan langkahnya.

“Riasan gue ada yang salah ya?” batinnya sambil meraba wajahnya.

Drrtt…

Drrtt…

Ponselnya bergetar. Nama Sagara tertera di layar. Alvyna menyipitkan mata.

"Sagara? Gak salah? Jangan-jangan dia udah kelar marah?" gumamnya malas.

Panggilan pertama dia abaikan. Panggilan kedua, dia mendecak dan mengangkatnya.

"Sayang ke apartemen aku ya. Aku lagi sakit, sendirian"

“Kan bener ada maunya,” batin Alvyna.

"Sekolah," jawabnya singkat.

"Pulang sekolah dong."

"Gak janji liat nanti."

"Kamu masih sayang gak sih sama aku? Lagi sakit loh ini!"

"Gue tutup kalo lo ngajak debat."

Hening sejenak, lalu suara lirih kembali terdengar.

"Oke maaf. Nanti siang ke sini ya? Aku kangen banget."

Alvyna tak langsung merespons. Pandangannya kini tertuju pada punggung El yang berjalan melewatinya, masih memegang rokok di satu tangan dan ponsel di tangan lain.

Dari arah lain, Lyra datang dengan seragam ketat dan ekspresi percaya diri. Jelas tujuannya hanya satu El.

"Al kamu denger gak sih!" bentak suara di telepon, menyadarkan Alvyna.

"Hmm nanti siang gue ke sana. Cepet sembuh. Gue mau masuk kelas," tutupnya.

"Beneran ya! Jangan bohong loh!"

Alvyna hanya menjawab dengan gumaman pelan lalu mematikan telepon.

Tak jauh di depan, Lyra mulai menyeret El dalam pertengkaran.

“Mau ke mana kamu?!”

“Kelas.”

“Kamu gak ingat semalam aku ngambek?! Harusnya kamu minta maaf!”

El menghembuskan napas kasar, jelas muak.

“Gue lagi gak mood ribut. Kalau mau debat lain kali aja.”

Dia melepaskan tangan Lyra, melangkah pergi dengan rokok masih terselip di bibir. Dari kejauhan Alvyna menonton semuanya sambil menyilangkan tangan.

“Sepertinya ini waktu yang tepat buat nunjukin diri gue,” gumamnya dalam hati sambil mengambil masker putih dari dalam tasnya.

Alvyna mulai berjalan mendekat memainkan ponselnya dan menunduk. Senyum tipis tersungging di balik masker.

Brukk!

"Aduh"

"Shit! Lo punya mata gak?!"

El yang tadinya fokus pada debat langsung menoleh. Seorang gadis jatuh memegangi lututnya.

“Ini Rae? Pake masker segala?”

Ya, Alvyna sengaja menyenggol Lyra dan menjatuhkan diri. Dengan suara lirih dia mengaduh.

“Sakit sorry gue gak sengaja.”

Lyra meradang dan langsung menarik rambut Alvyna dengan kasar.

“Sakit! Gue udah bilang gak sengaja!”

“Cukup!” El menarik tangan Lyra, melindungi Alvyna.

“Kamu belain dia?! Kamu peluk dia di depan gue?!” El menghela napas kesal.

“Sekali aja bisa gak ngomong pelan tanpa teriak?!”

Suasana makin ramai. Bel sekolah hampir berbunyi dan ini jadi tontonan gratis seluruh siswa.

“Kamu liat dia nyenggol aku kan?!”

“Dia udah minta maaf mau apa lagi?!”

“Kata maaf gak cukup!”

Lyra lalu dengan kasar menarik masker dari wajah Alvyna.

Sett…

Deg.

Lyra membeku menatap wajah yang familiar. "L-lo?"

Alvyna hanya menyeringai kecil. El menatap bergantian, bingung.

Kringggg...

Bel berbunyi. Lyra pergi tanpa sepatah kata. Alvyna pun berbalik ke kelasnya.

"Lo kenal cewek gue?"

"Enggak."

"Gak percaya gue."

"Terserah. Gue gak maksa lo percaya."

El sempat ingin ke rooftop, tapi mengurungkan niatnya saat melihat Alvyna masuk ke kelasnya IPA 1.

"Lo anak IPA 1?"

"Hmm."

Alvyna duduk di bangku pojok belakang, tempat yang sama waktu hari pertama. El pun menyusul ke pojok berlawanan.

“Kenapa mama papa gak bilang kalo dia satu kelas sama gue?” pikir El.

“Selamat pagi semua” sapaan seorang guru memecah suasana.

“Pagi Bu” jawab siswa-siswi.

“Katanya ada murid baru? Yang mana?”

Alvyna mengangkat tangan.

“Saya Bu. Belum sempat perkenalan karena waktu itu semua guru rapat.”

“Oh ya silakan ke depan perkenalkan diri.”

Alvyna maju ke depan kelas berdiri tegak.

“Nama gue Alvyna Rae Damaris. Panggil aja Alvyna.”

Beberapa siswa langsung bersuara.

“Hai Alvyna”

“Namanya secantik orangnya!”

El mendengus, mulai cemburu. “Ck fix saingan gue nambah. Gini banget punya istri cakep!”

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!