NovelToon NovelToon
Chaotic Destiny

Chaotic Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kyukasho

Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23: Pengungkapan Perasaan

Benteng Cahaya berdiri gagah di bawah langit yang perlahan kembali membiru. Dari kejauhan, lonceng kemenangan dibunyikan. Para prajurit yang menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan bersorak, beberapa menangis, lainnya berlutut dan mengangkat tangan ke langit, berdoa dalam diam.

Sho dan rekan-rekannya kembali ke benteng dengan langkah berat namun penuh harga diri. Tubuh dengan ajaibnya tidak ada yang terluka, karena Sho menyembuhkan mereka semua dengan api hijau miliknya, namun pakaian mereka robek, dan energi mereka nyaris habis, namun sorot mata mereka menunjukkan bahwa mereka telah melewati sesuatu yang tak seorang pun di dunia ini pernah bayangkan.

Setibanya di gerbang utama, para prajurit membuka jalan. Komandan benteng Sable sudah menunggu kehadiran mereka. "Kalian... kalian benar-benar menujukkan bahwa manusia masihlah memiliki harapan... Terima kasih" Ucap Komandan Sable sembari menundukkan kepalanya kepada mereka berlima.

Liora tersenyum tipis meski wajahnya masih pucat. “Ini bukan hanya kemenangan kami. Tanpa dukungan kalian, tanpa kekuatan para dewa, kami tidak akan bisa sejauh ini.”

Mereka dibawa masuk ke ruang strategis utama. Meja peta yang biasanya dipenuhi pergerakan musuh kini hanya menampilkan satu simbol besar yaitu simbol kemenangan umat manusia. Semua mata di ruangan itu menatap mereka dengan kekaguman. Beberapa bangsawan dan jenderal menghampiri untuk memberi ucapan selamat.

"Kami hanya ingin melapor... bahwakami berlima sudah mengatasi Graudel... dan juga Mortem yang mendadak muncul" Lapor Sho kepada para petinggi.

Seketika ruangan menjadi hening, mereka mengira hanya satu dari sepuluh Absolute Being tingkat atas yang muncul, namun ternyata ada dua, dan bahkan Sho dan rekan-rekannya berhasil mengalahkan makhluk itu.

Setelah itu, kelima pahlawan itu diizinkan beristirahat. Malam itu Benteng Cahaya mengadakan perjamuan kecil, namun tak satupun dari mereka benar-benar menikmati hidangan. Mereka duduk bersama dalam diam, saling memandang, memahami beban yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Apakah kalian suka masakan buatanku?" Tanya Yara dengan bangga kepada rekan-rekannya.

"Woah... ini enak, bahkan selevel dengan koki istana." Puji Liora sembari mencicipi masakan buatan Yara.

"Aku setuju dengan pendapat Liora, kau sebaiknya membuka restoran saja." Ucap Kieran setelah menghabiskan tiga piring dari masakan Yara.

Sho dan Aria hanya tertawa melihat tingkah laku Kieran yang sudah menghabiskan tiga piring dalam hitungan detik. "Yah... lagipula aku sudah mencicipi makanan buatan Yara setiap hari ketika aku berada di pegunungan Faice, rasanya masakan buatan Yara masih saja enak." Ucap Sho sembari makan dengan lahap.

Beberapa hari kemudian, mereka memulai perjalanan kembali ke ibu kota Vixen. Di sepanjang jalan, desa-desa yang mereka lewati menyambut mereka dengan baik meskipun tidak meriah, mereka tetap bersyukur bahwa manusia kini memiliki kesempatan untuk menang.

Liora, yang kini sudah pulih, sesekali membalas sapaan rakyat dengan senyum ramah. Karena dimasa depan mendatang dia akan menjadi Ratu.

Dan harapan itu semakin terasa ketika gerbang besar ibu kota Vixen terbuka, menyambut mereka pulang. Jalan utama dipenuhi lautan manusia. Raja Noah sendiri berdiri di tangga istana, matanya berkaca-kaca saat melihat putrinya kembali hidup-hidup.

"Selamat datang kembali, para pahlawan, dunia berhutang kepada kalian." Ucap Raja dengan suara lantang dan berwibawa.

Langit di atas Vixen mulai cerah kembali, seolah turut bernapas lega setelah kekacauan yang melanda. Pertempuran telah usai untuk sementara waktu. Dan kini, datanglah saat di mana masing-masing dari mereka harus kembali menapaki jalan hidupnya.

Sho berdiri di tepi dataran tinggi bersama Aria, memandangi hamparan hutan yang membentang jauh ke selatan. Di sanalah kampung halaman mereka berdua yaitu Rivera, desa kecil yang penuh kenangan sebelum semuanya berubah karena peperangan.

"Aku rasa… sudah waktunya kita kembali ke Rivera, sudah terlalu lama kita meninggalkannya." Ucap Sho pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh desir angin.

Aria menoleh padanya, tatapannya lembut tapi tegas. "Aku juga ingin kembali. meskipun tidak akan ada yang menyambut kepulangan ku.

"Yah... mungkin hanya penduduk Rivera yang akan menyambut kita berdua... kuharap toko bunga ku dibangun ulang oleh penduduk desa meskipun tidak ada yang mengurusinya." Ucap Sho dengan pelan sembari menatap kearah selatan

Tak jauh dari mereka, Yara mengamati puncak Gunung Faice yang mengintip dari kejauhan. Senyum kecil terukir di wajahnya. "Kalau begitu, aku juga akan pulang. Desa di kaki gunung itu, aku ingin melihat bagaimana keadaannya sekarang." Ucap Yara sembari menunjuk kearah pegunungan Faice yang megah.

Kieran, yang sedari tadi bersandar pada punggung Yara, mengangkat alis. "Ke Gunung Faice, ya? Kedengarannya menyenangkan. Aku akan ikut, aku… belum punya tempat untuk kembali. Mungkin perjalanan ke kampung halamanmu bisa jadi jawabannya." Ucap Kieran sembari berdiri lalu menatap kearah Yara.

Yara hanya menatapnya sebentar, namun tidak membantah. Sorot matanya sejenak tampak lunak, lalu ia mengangguk pelan.

Sementara itu, Liora berdiri diam menatap istana Vixen yang berdiri dengan megah. Wajahnya tampak tenang, meski sorot matanya menyimpan pergolakan.

"Ayah mungkin membutuhkan ku disana. Dia mungkin tak akan mengatakannya, tapi aku tahu. Setelah semua ini, kerajaan harus bangkit. Aku ingin membantu. Aku akan tetap tinggal di Vixen dan menunggu kalian kembali lagi kesini." Ucap Liora dengan nada lembut.

Mereka berlima saling memandang dalam keheningan yang penuh pengertian. Tak perlu banyak kata. Perpisahan bukan akhir dari segalanya, hanya jeda dalam cerita yang masih panjang.

Sho meraih pergelangan tangan Aria, menggenggamnya hangat. "Kita akan bertemu lagi beberapa bulan kedepan, aku harap kalian menjaga diri kalian baik-baik." Ucap Sho kepada rekan-rekannya

"Sampai jumpa, Sho senang bisa bertarung di sampingmu, kita akan bertemu lagi nanti." Ucap Kieran sembari berjabat tangan dengan Sho.

"Jaga diri kalian semua, saat kita bertemu lagi aku akan memasak makanan yang enak lagi!" Ucap Yara dengan semangat.

Liora memberi satu anggukan mantap. "Sampai jumpa."

Langkah-langkah mereka kemudian berpencar. Di bawah langit yang tenang, lima sosok yang pernah berdiri bersama di tengah badai kini berjalan menuju arah berbeda, membawa luka, harapan, dan janji untuk bertemu kembali.

Sho dan Aria naik kereta kuda bersama. Mereka berdua kini menuju Rivera, kampung halaman mereka sekaligus desa yang. "Sudah tiga tahun ya kita tidak pulang ke Rivera semenjak peperangan di Rivera terjadi..." Ucap Sho sembari melihat daerah sekitar lewat jendela kereta kuda

Aria memandang Sho dalam diam sejenak lalu mengangguk pelan. "Aku harap Rivera telah dibangun ulang sejak tragedi itu. Lagipula dengan kepribadian Raja Noah yang mencintai rakyatnya, tidak mungkin Rivera dibiarkan menjadi tumpukan reruntuhan." Ucap Aria panjang lebar.

"Omong-omong aku punya kejutan untukmu nanti, akan ku tunjukkan kejutan nya ketika kita berdua sudah sampai di Rivera." Ucap Sho sembari tersenyum hangat.

"Menarik... aku akan menunggu kejutan dari mu..." Jawab Aria sembari menggenggam tangan Sho erat-erat.

Satu hari kini telah berlalu, dan mereka akhirnya sampai juga ke Rivera, "Woah... Rivera sudah berubah jauh... lebih berkembang dibanding tiga tahun yang lalu sebelum diserang oleh Absolute Being" Ucap Sho sembari turun dari kereta kuda.

"Apakah kau butuh bantuan untuk turun nona?" Goda Sho kepada Aria sembari menyodorkan tangan nya.

Aria menatap tangan Sho lalu ia tersenyum lembut. "Kalau aku bilang iya, apa kau akan tetap menggenggam tanganku meski sesekali aku ingin melepaskannya?"

"Kau terlalu bertele-tele." Ucap Sho sembari menghela nafas lalu memegang tangan Aria dan menarik nya hingga ke pelukan nya.

Aria sedikit terkejut, tetapi ia membiarkan tubuhnya jatuh ke dalam pelukan Sho. "Huh? jadi kau bilang aku terlalu bertele-tele? Lepaskan aku." Ucap Aria sembari melepaskan diri dari pelukan Sho.

Sho tertawa pelan, melihat tingkah lucu Aria seperti itu. "Kau benar-benar terlihat lucu jika seperti itu" Ucap Sho sembari meledek Aria.

Aria tidak menganggapi ucapan Sho. Seketika rombongan gadis-gadis dari Rivera mengelilingi Sho, "Woah? apakah kau Sho si pemilik toko bunga?" Tanya salah seorang gadis.

"Uhm... itu benar, namun aku tidak lagi membuka toko bunga..." Jawab Sho kepada para gadis-gadis itu.

"Kau terlihat menjadi lebih tinggi dan tampan..." Goda salah satu gadis tersebut.

Sho sedikit kebingungan karena ia dikelilingi oleh gadis-gadis bahkan sampai digoda oleh mereka. Aria berhenti melangkah saat mendengar suara tawa dan kerumunan itu. Menoleh pelan dan melihat para gadis desa mengerubungi Sho.

"Oh? Jadi sekarang kau jadi idola desa, ya?" Gumam Aria dengan nada suara yang datar sembari melihat kearah Sho yang kebingungan.

Perlahan ia berjalan kembali mendekat, tangannya menyilang di dada. "Permisi, Sho sedang sibuk, apakah kalian bisa meninggalkannya sendirian?" Ucap Aria sembari memeluk salah satu tangan Sho. sembari tersenyum manis, namun nada suaranya dingin dan datar.

Para gadis-gadis itu pergi karena mereka takut dikarenakan aura dari Aria bocor dan membuat tubuh mereka merinding. "Seperti nya kau terlalu berlebihan hanya karena cemburu..." Ucap Sho kepada Aria.

Meskipun berkata seperti itu, entah kenapa Sho merasa takut terhadap Aria. Sho merasa bahwa Aria bisa kapan saja memukul nya. "Kau pikir aku cemburu hanya karena beberapa gadis desa mendekati mu? kau delusional..." Ejek Aria kepada Sho sembari melepas tangan Sho dari pelukan nya.

"Seperti nya ada yang cemburu..." Bisik Apollo kedalam kepala Aria.

"Diamlah Apollo, sebelum kau ku hancurkan tanpa sisa." Ucap Aria kepada Apollo, nada suaranya terdengar begitu mengintimidasi dan mengancam.

Mendengar ancaman dari Aria, Apollo hanya bisa terdiam, karena insting nya mengatakan bahwa Aria kali ini benar-benar terlihat seperti iblis yang siap menerkam dirinya kapan saja.

Aria berjalan kearah rumah nya yang berada didekat hutan tanpa menoleh kearah Sho sedikitpun. "Hei Kau mau kemana?" Tanya Sho dengan nada penasaran dan sedikit bingung karena tingkah Aria tidak biasanya seperti ini.

"Kau mengecewakan Sho, kau bahkan tidak peka terhadap perasaan dia." Ucap Persephone sembari menghela nafas, nada suaranya terdengar kecewa.

"Memangnya aku harus apa?" Gumam Sho.

Sho merogoh sakunya, dan menyadari bahwa kejutan yang ingin dia berikan kepada Aria kini sudah tidak ada. "Ah... matilah aku..." Ucap Sho dengan nada pasrah.

"Aria! Kita akan bertemu lagi di alun-alun Rivera. Aku ingin pergi terlebih dahulu karena aku memiliki sedikit urusan" Teriak Sho kepada Aria sebelum ia mulai berlari mencari sesuatu.

Langkah Aria terhenti lalu ia menoleh kearah Sho. "Huh? Kupikir kau akan membujukku, tapi seperti nya aku terlalu berharap. Ya sudahlah." Gumam Aria sembari berjalan menuju rumah nya yang kini terbengkalai.

Disisi lain, Sho bersinkronisasi dengan alam hanya untuk mencari barang nya yang terjatuh. "Oke... aku menemukan nya, hanya saja jaraknya ribuan kilometer... seperti nya terjatuh pada saat di kereta kuda." Gumam Sho, keringat bercucuran dan membasahi kepalanya, bersinkronisasi dengan alam benar-benar memakan energi.

Sho berlari sangat cepat hanya untuk mengambil barang miliknya, sehingga matahari perlahan-lahan terbenam. Sho berhasil mendapatkan barang yang ia jatuhkan, rupanya barang itu adalah sebuah kotak cincin. Sho bergegas kembali ke Rivera meskipun ia harus menggunakan seluruh energinya hanya untuk kembali.

Matahari kini terbenam, Sho terlambat. Ia memang berhasil sampai di alun-alun Rivera namun hari sudah malam, seharunya ia bertemu dengan Aria pada saat matahari belum terbenam. Sho berjalan ke daerah alun-alun Rivera, disana ia menemukan Aria. tetapi...

Aria terlihat berbincang-bincang dengan pria lain, seorang pria yang tidak dikenal oleh Sho, bahkan Aria terlihat bahagia saat berbincang-bincang dengan pria itu.

"Sialan... seharusnya aku tak perlu mengambil cincin ini." Gumam Sho dengan nada kesal sembari menatap kotak cincin yang berada ditangan nya.

Aria menyadari kehadiran Sho, ia melambaikan tangan "Sho! Ayo kemari, mengapa kau begitu lama, aku mulai lelah menunggu mu" Seru Aria kepada Sho yang berdiri dari kejauhan.

Sho menganggapi panggilan Aria, ia perlahan berjalan kearah Aria. "Astaga, kau habis darimana? mengapa kau terlihat lelah seperti itu?" Tanya Aria dengan nada khawatir.

"Itu bukan urusan mu, biarkan aku sendiri." Ucap Sho dengan nada datar sembari berjalan menjauh.

"Apakah kalian sedang bertengkar?" Tanya Pria asing itu kepada Aria.

"Tidak, tapi entah kenapa dia terlihat marah seperti itu..." Jawab Aria kepada pria asing tersebut.

"Sebaiknya kau menyusulnya sebelum terlambat." Ucap Pria itu kepada Aria.

Aria mengangguk lalu bergegas menyusul Sho. "Terima kasih atas sarannya!" Seru Aria kepada Pria itu.

Aria mencari Sho dimana-mana, namun tak kunjung ketemu, tapi akhirnya Aria menemukan Sho yang duduk di tebing bukit yang berada di kawasan Rivera. Sho terlihat duduk sembari memandangi bintang-bintang. "Memangnya siapa pemuda itu... mengapa dia begitu dekat dengan Aria" Gumam Sho dengan kesal, namun ia tak menyadari bahwa Aria kini berada tepat dibelakang nya.

Aria terdiam sesaat mendengar ucapannya. Nafasnya masih belum teratur karena lelah berlari, tapi Aria tetap berdiri di tempat, memandang punggungnya, meskipun Sho tidak menyadari keberadaannya.

"Sekarang lihat siapa yang cemburu" Ejek Aria sembari duduk disamping Sho.

"Aria? Sejak kapan kau berada disini?" Tanya Sho dengan wajah terkejut.

"Sejak tadi... ternyata kau benar-benar cemburu ya..." Jawab Aria sembari mengejek Sho.

"Apakah salah aku cemburu karena kau dekat dengan pria lain? aku mencintaimu! Tentu saja aku cemburu!" Bentak Sho kepada Aria.

Aria sangat terkejut, tubuhku kaku saat mendengar pernyataan Sho. Nafasnya terasa tercekat tapi jantung miliknya juga berdetak cepat. "Kau bilang apa tadi?" Tanya Aria dengan nada gugup mencoba memastikan apa yang diucapkan Sho adalah kebenaran.

Sho berdiri lalu menatap mata Aria, "Ya... aku mencintaimu, haruskah aku mengulangi nya untuk ketiga kalinya?" Ucap Sho dengan nada jengkel.

Aria pun ikut berdiri, "Kau bodoh... memangnya apa jawaban yang kau inginkan? Aku juga mencintaimu kau tahu? apakah kau lupa kita pernah berciuman tiga tahun lalu?" Ucap Aria dengan nada sedikit emosi karena ia mengira Sho lupa dengan momen romantis itu.

"Tentu saja tidak..." Jawab Sho dengan nada gugup.

"Apakah kau ingat dengan kejutan yang ingin kuberikan sebelumnya?" Tanya Sho kepada Aria.

"Ya... aku mengingatnya... memangnya kejutan apa yang ingin kau berikan?" Tanya Aria dengan penasaran.

Sho berlutut dihadapan Aria, lalu menunjukkan kotak cincin dan membuka nya, terlihat cincin berlian berada didalam kotak tersebut. "Maukah kau bertunangan dengan ku?" Ucap Sho kepada Aria.

Aria terkejut bukan main, ia merasa benar-benar senang, Aria pun tersenyum. "Ya aku mau..." Ucap Aria lirih.

Sho memasangkan cincin berlian itu ke jari manis Aria. Kini mereka berdua sudah bertunangan. "Aku tak mengangkat kalau kejutan nya akan seperti ini..." Ucap Aria sembari melihat keindahan dari cincin yang diberikan oleh Sho.

Mereka berdua berpelukan, bintang-bintang dan bulan bersinar terang seakan-akan memberikan restu terhadap hubungan mereka berdua. Kini mereka berdua berciuman dibawah langit malam yang dipenuhi bintang-bintang yang menyala dengan terang.

Bintang-bintang di atas sana menyaksikan keindahan cinta yang sederhana namun penuh makna. Langit malam itu menjadi saksi bisu atas hubungan mereka berdua.

1
J. Elymorz
Semoga 5 sekawan itu baik' aja/Frown//Frown/
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
J. Elymorz
Bagusss tiap chapternya seruu + bikin penasaran🤩🤩
J. Elymorz
Oemjii, ku kira udah damai eh ternyata belum/Sweat//Sweat/

Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
J. Elymorz
Mau peluk lioraaaa /Sob//Sob/

sayangg lioraa🫂🫂
J. Elymorz
aaaaaa yaraa :(
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
J. Elymorz
Bahkan Apollopun takut sama Aria, apalagi sho/Proud/
J. Elymorz: INI SERIUS MEREKA TUNANGAN? AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AKU SENENG BANGETTT /Kiss//Kiss/

makasii buat authornyaa/Hey//Hey/
total 1 replies
J. Elymorz
Terima kasih atas penjelasannya Kak, aku jadi paham dan ga penasaran lagi sama karakter-karakter yang ada di Novel ini.

Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
J. Elymorz
Untuk authornya, aku ga bisa berkata-kata tapi yang pasti NOVELNYA BAGUS BANGETT WOIIIIIIIII SUMPAHHH
J. Elymorz: Gwa sampe mau roll depan sangking bagusnya, cepet lanjut ga lu? /Grievance//Grievance/
total 1 replies
J. Elymorz
SUMPIL? KEREN BANGETTT /Angry//Angry/
J. Elymorz
Chapter kali ini bener-bener bikin aku ngerasa ikut kebawa dalam ceritanya
J. Elymorz: Kepada author yang terhormat, jangan buat aku sesak napas lagi ya/Smile//Smile/
total 1 replies
J. Elymorz
Selamat datang member baru (Liora) /Smile//Smile/
J. Elymorz
Wow... Aku menanti kelanjutan cerita ini

Semangatt terus buat authornya yaaaa
J. Elymorz
Petualangan besar menanti mereka.
J. Elymorz
KERENNN BANGETTT

Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
J. Elymorz
Aku ga sabar baca chapter selanjutnya, kira-kira ada plot twist apa lagi yaa?/Doubt//Doubt/

Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/
J. Elymorz
Cinta segi tiga? /Chuckle//Chuckle/
J. Elymorz
SERUU!! apakah akan ada cinta segi tiga? /Doubt//Sweat/
J. Elymorz
AAAA NOOO, SHO... ARIA.. /Sob//Sob//Sob/
J. Elymorz
BAGUSS BAHGETT, SEMANGATT BUAT AUTHORNYAA/Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!