NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:3.2M
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 - Rajendra Baihaqi Lengkapnya ~

Tanpa banyak tanya, Rajendra melanjutkan perjalanan menuju kediaman utama. Aruni juga tidak berkata apa-apa lagi setelah kalimat singkat tadi, dan Rajendra pun tidak mencoba mengajaknya berbicara lebih lanjut.

Hanya suara deru mesin yang terdengar, seolah semakin menguatkan rasa hampa yang memenuhi ruang di antara mereka.

Aruni duduk dengan tubuh yang sedikit membungkuk, matanya menatap kosong ke luar jendela. Pemandangan yang berlalu di luar tak lagi menarik perhatiannya.

Jalanan yang familiar kini terasa asing, seperti setiap kilometer yang mereka lewati membawa jarak yang semakin jauh dari kenyataan yang baru saja dia hadapi.

Rajendra melirik sekilas ke arah Aruni. Dia bisa merasakan ketegangan yang ada, bahkan jika Aruni tak mengungkapkannya dengan kata-kata.

Gadis itu terperangkap dalam pikirannya sendiri, dan meskipun dia tampak tenang di luar, Rajendra tahu betapa banyak luka yang tersembunyi di balik pandangannya yang kosong.

Kendati begitu, Rajendra tidak ingin membuat kepala Aruni semakin runyam dan terus fokus mengemudi. Sengaja dia lakukan demi memberi ruang sendiri untuk sang istri, sampai nanti Aruni bersedia untuk berbagi.

Sampai akhirnya, perjalanan yang sebelumnya terasa sunyi itu tiba-tiba terguncang oleh suara klakson mobil yang keras.

"Astaga?!"

Rajendra terkejut, menoleh sekejap ke arah suara itu, dan tiba-tiba dia menyadari bahwa mobilnya akan menabrak sepeda motor yang melaju kencang dari arah berlawanan.

Rajendra panik, tangannya reflek menekan rem dengan keras, namun mobil itu tetap meluncur mendekati pengendara di depan sana.

"Kak ... minggir!!"

Wajah Aruni terlihat cemas, pandangannya teralihkan dari luar jendela yang sebelumnya kosong, kini penuh dengan ketegangan.

"Kak aku bilang minggir!!" teriak Aruni panik, suaranya terdengar memekakkan telinga, penuh rasa takut yang sangat nyata.

Rajendra ikut panik, tangannya reflek menekan rem dengan keras, namun mobilnya tetap meluncur mendekati pengendara sepeda motor yang melaju kencang dari arah berlawanan.

"Ya Tuhan, Rajendra cepat!!" teriak Aruni lagi, suaranya memekakkan telinga, penuh rasa takut yang sangat nyata.

Waktu seakan berjalan lebih lambat. Mobil berguncang hebat, dan Aruni terdorong sedikit ke samping, seolah terlempar ke dalam kegelapan yang tak terduga.

Tubuh Rajendra ikut tegang, otaknya bekerja lebih cepat daripada jantungnya yang berdetak begitu kencang. Keringat dingin mengucur di pelipisnya, tapi dia tetap berusaha mengendalikan mobil itu dengan segenap kekuatannya.

Dalam detik-detik yang penuh kecemasan itu, Rajendra mengarahkan mobil kembali ke jalur yang tepat, tetapi dia masih bisa merasakan desakan adrenalin yang mencekam.

Matanya melihat pengendara sepeda motor itu sudah melaju menjauh, selamat dari bahaya dan jelas terlihat tanpa dosa, sementara ia sendiri berusaha menenangkan diri.

"Ya Tuhan, bisa-bisanya?"

Hening sejenak, hanya suara napas yang terengah-engah terdengar di antara mereka. Aruni menghela napas panjang, matanya terpejam, tubuhnya gemetar.

Tidak ada kata-kata yang keluar, hanya detak jantung yang masih terasa bergemuruh di dalam dada, dan sesaat kemudian Rajendra fokus pada sang istri di sebelahnya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Rajendra khawatir bukan kepalang.

Aruni perlahan membuka mata, menatap Rajendra dengan pandangan kosong, seolah baru menyadari betapa dekatnya mereka dengan kematian tadi. "Aduh ...." suara Aruni kali ini lebih tenang meski masih ada gemetar dalam nada bicaranya. "Kenapa bisa seperti tadi? Apa yang Kakak pikirkan sebenarnya?"

Rajendra terdiam, jarinya masih menggenggam kemudi dengan rapat, matanya menatap jalanan yang kini terasa lebih sunyi dari biasanya. Dia tidak langsung menjawab, dan hening kembali menyelimuti mereka.

Aruni menunggu jawaban, namun Rajendra tetap diam, seakan tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Dia memandang Rajendra dari samping, matanya yang penuh pertanyaan masih terfokus pada pria itu. "Kak." Suara Aruni kembali terdengar, lebih lembut dan tidak melibatkan emosi lagi kali ini. "Jawab aku, kamu mikirin apa sih?"

Rajendra akhirnya menoleh sekilas ke arahnya, tetapi jawabannya hanya berupa gelengan kecil.

Aruni menggigit bibirnya, perasaan takut kembali menggelora dalam dadanya. Dia tidak bisa menahan perasaan itu lebih lama. "Ada yang tidak beres, biar aku saja yang bawa deh."

Rajendra terkejut, sejenak tidak percaya dengan apa yang baru saja Aruni katakan. "Tidak usah, biar aku saj-"

"No!!"

"Aku tidak mau mati muda." Begitu ucapnya dan secara tidak langsung meragukan kemampuan Rajendra.

"Separah itu, lagian kalau kecelakaan belum tentu kamu yang mati, Runi."

"Iya memang, tidak mati tapi jadi janda kan sama saja."

Situasi mereka sebenarnya tidak mendukung untuk melakukan hal romantis, bahkan nyaris saja mengalami nasib tragis.

Namun, anehnya senyum Rajendra seketika terlukis tatkala mendengar ucapan Aruni yang terakhir. "Sama gimana? Kan beda," jawab Rajendra lagi.

Mendengar hal itu, Aruni menghela napas kasar sembari melayangkan tatapan tajam khasnya. "Masih nanya samanya di mana, ya sama-sama tidak mau lah!!"

.

.

Dan ya, perjalanan itu berlanjut, dengan Aruni yang berkendara. Meski hampir saja berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa, Aruni tetap mengemudi dengan tenang, tanpa ketegangan.

Wajahnya tampak serius, kedua tangan memegang setir dengan erat. Di sampingnya, Rajendra hanya diam, matanya sesekali melirik ke arah Aruni, seolah memastikan istrinya memang bisa diandalkan.

“Santai saja ... aku bahkan bisa balap kalau nggak dilarang sama Oma,” ucap Aruni lagi memecah keheningan dan jelas saja membuat Rajendra lagi dan lagi terkejut.

"Kamu bisa dengar isi hatiku ya?"

"Enggak."

"Terus kenapa tadi bilangnya gitu?"

"Kelihatan dari tatapan matanya, kamu meragukan ku," ucap Aruni tanpa melirik lawan bicaranya, benar-benar hanya mengandalkan ekor mata.

"Oh iya?"

"Hem, benar 'kan?"

Rajendra tak menghindar, dia mengangguk sembari disertai senyum tipis. "Keren, berarti kamu bisa tahu perasaan orang lain lewat matanya?"

"Nggak juga kalau itu."

"Yah sayang banget." Rajendra menyayangkan fakta itu, dengan nada yang terlihat kecewa di sana.

Seketika itu Aruni mengerutkan dahi, dan sedikit sebal juga seketika. "Apanya Sayang?"

"Itu loh, Sayang, kamu nggak bisa nebak isi hati orang lewat mata," timpal Rajendra yang justru salah kaprah, entah memang salah atau sengaja berlagak salah.

"Ih, apasih?"

"Kenapa?"

"Malah nanya lagi, itu Kakak yang kenapa tiba-tiba jawab Itu loh, Sayang? Hah?"

"Loh, aku cuma mengimbangi kamu ... salah ya?"

"Ngimbangin apa?"

"Hem? Tadi kamu nanya, 'Apanya, Sayang? ... jadi aku jelas-"

"Heh sembarangan!! Siapa yang manggil situ sayang sih?" Aruni melibatkan emosi dan hal itu kian membuat Rajendra tertawa geli.

"Oh bukan ya?"

Tak menjawab, Aruni hanya mencebikkan bibir sembari memutar bola matanya malas.

Tanpa berniat menanggapi Rajendra lagi, Aruni fokus saja pada tujuannya. Hingga selang beberapa lama, mereka tiba di kediaman utama dan di sana, keduanya disambut oleh seseorang yang keberadaannya cukup mengejutkan, terutama bagi Rajendra.

"Om Dewa," sapa Aruni baik-baik, dia bahkan sengaja mendekat demi mendekati Dewangga.

Namun, alih-alih menanggapi sapaan itu, mata tajam Dewangga justru terfokus pada Rajendra yang berjalan di belakang Aruni.

"Runi ...."

"Iya, Om?"

"Kamu yang nyetir?"

Tanpa keraguan, Aruni menunduk. "Iya, kenapa?"

"Ouh, terus makhluk itu apa gunanya? Bukankah harus-"

"Shuut, Om Dewa apaan sih? Suamiku punya nama ... Rajendra, Lengkapnya Rajendra Baihaqi, pakek Q."

.

.

- To Be Continued -

1
novel destiny
tapi ini emang realita si..
bukan mau ngumbar atau apapun..
tapi dulu pas awal2 nikah, emang sesakit itu, walaupun baru diujung banget ...
ga sekali coblos masuk kaya di novel2 lain.. aku percobaan sampe beberapa hari karna emang se sakit itu.. untungnya suami aku ngertiin posisi aku, dan ga terlalu nuntut.. setelah ampir tiap hari coba, akhirnya di hari keberapa baru bisa bener2 bersatu..
tapi itu menandakan, suami aku tuh bener2 menghargai aku sebagai istri, bukan cuma nafsu semata 🥰
gathem Toro
akhirnya gol jg ya jendraaaa....
tapi lucu deh aruni....masih semangat plus galak aj yaaaa.....siap" buat ronde selanjutnya kah Runi......otw Jendra junior
Lin
Gilaaa kere banget pembawaan alur nya
Bunda dinna
Aruni galak memang bawaannya Rajendra
Bunda dinna
Sabar Aruni,,yg baca campur aduk mau ngakak juga
Bunda dinna
Ngikut alur saja,,tinggal baca..
tapi terkadang ada yg suka nya baca yg hot..
Karakter pembacanya beda2
Laili Maslinani
legaaaaa
Bunda dinna
Aruni g sabaer karena penasaran
ulfi
hahahah aku ngakak bacanya ini thor
AnaZa O
tembus kakak 500
Handayana
akhirnya setelah melalui malam yg panjang sampai harus ada adegan senter2an pula lagi n skrg berakhir dgn erangan n perdebatan lagi 🤣🤣🤣
Euis Maryam
la njut
novel destiny
setuju banget si sama ka Desi, yg kaya gini nih sebenernya yg enak buat di baca . kan ini percintaan anak kuliahan, dan mereka bersatu juga bukan karna suka sama suka, perjodohan, ini tuh mereka karna kecelakaan yg di rencanakan sama seseorang..
bukan kecelakaan yg minum alkohol lah, kena obat perangsang lah..
cerita yg kaya gini tuh manis banget.. sama2 ngebangun feel buat keutuhan rumah tangga. membangun benih2 cinta yg nantinya akan di pupuk.. aiihh aku suka banget sama cerita Rajendra - Aruni ini ka Des 😍❤️
tapi tetep yg no.1 di hati aku tuh novel azkara-shanum..
gatau kenapa aku paling Seneng sama karakter azkara diantara keluarga megantara yg lain . tetep semangat nulis nya Kaka 💪💪
novel destiny
kirain beneran unboxing ya kan. tapi semua terpatahkan kata2 Daddy.. selepas solat isya..
tapi emang bener si, biar solat nya ga kebablasan 🤣🤣
novel destiny
kirain si Aruni udah toples pas Jendra sabunin tangan sampe punggung.. tapi mikir lagi, si runi kapan lepas bajunya?
eh ga taunyaaa.. di prank ka Des ini mah 🤣🤣🤣🤣
Carlina Carlina
akhir nya aruni merasakan nya🤭😂🤗
Bunda dinna
Rajendra juga sama deg2an.nya dengan Aruni
novel destiny
dahlah..
runi sebelumnya semangat, giliran waktu nya dia ngeper juga
Galih Pratama Zhaqi
horeeeee golll juga ya bang 🤣🤣🤭🤭🤭 , Aruni masih kepikiran dg mimpinya jadi dia memnta Jendra tuk janji tak meningglknya apapn yg terjadi.
online reader
luar biasaa tembus lbh 500
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!