NovelToon NovelToon
Jagoan Di Tanah Sunda

Jagoan Di Tanah Sunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno / Epik Petualangan / Balas Dendam
Popularitas:329
Nilai: 5
Nama Author: Panel Bola

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Marlan dan Ningsih

"Kamu Jaka, dan kalian semua, kenapa kalian tidak membantu si Gempar, saat terdesak melawan Si Rawing.? Kalian semua seharusnya ikut menyerang Si Rawing, meskipun memang benar Si Rawing mempunyai ilmu silat yang hebat, dia tidak akan mampu kalau di keroyok oleh kalian semua." ucap si Bewok dengan suara yang tinggi.

"sebelum pertarungan di mulai, Gempar meminta kita untuk tidak membantunya, jadi kami tidak berani membantahnya Ki." ucap Ki Jaka membela dirinya karena tidak mau di salahkan.

"kalian semua itu bodoh, kalau punya otak itu di pake. Kalau seperti ini, aku harus turun tangan untuk membunuh Si Rawing, tapi sebelum itu aku harus mengobati lukanya si Gempar."

Si Bewok adalah ahli silat yang sudah tua, dia pasti sudah tahu cara mengobati si Gempar, si Bewok memijat urat-urat yang penting di bagian leher dan dadanya si Gempar tak lama kemudian si Gempar sadar, lalu dia di bawa pergi ke dalam kamar dan di beri minum obat dari si Bewok.

Si Bewok menatap ke arah semua orang yang ada di ruangan, "Jali, panggil semua orang kesini, ada hal penting yang akan kita bahas."

Setelah menunggu beberapa saat, semua anggota Macan Liar sudah datang semua, mereka terkejut karena si Bewok mengumpulkan mereka secara mendadak.

******

Kartika yang ada di dalam kamarnya, menguping pembicaraan mereka, dia punya pemikiran untuk meninggalkan tempat itu, "ini kesempatan yang bagus, aku harus cepat pergi dari sini."

Di antara gelapnya malam, saat itu Kartika melakukan rencananya meninggalkan tempat berkumpulnya kelompok Macan Liar, semua anggota kelompok Macan Liar semuanya telah pergi di panggil si Bewok.

********

Di tempat berkumpulnya kelompok Macan Liar, si Bewok menyampaikan alasan kenapa anggota kelompok Macan Liar di kumpulkan.

"dengarkan oleh kalian semua, aku punya rencana bakal menikahi si Kartika, dan akan melaksanakan pesta tiga hari tiga malam, jadi sekarang kita harus punya bekal. Jadi sekarang kita harus melakukan operasi, kalian semua cari desa dan kampung yang subur yang bakal menjadi sasaran, aku secara langsung akan memimpin, kalian mengerti."

"mengerti." jawab serempak anggota kelompok Macan Liar.

"setelah aku selesai menikahi si Kartika, nanti aku akan mencari Si Rawing, itu manusia akan aku bunuh. jadi kalian semua harus mengerti kalau menumpas rumput harus sampai akarnya, kalau saja saat itu anaknya si Wira karta di bunuh, tentu tidak akan ada orang yang namanya Si Rawing. Tapi Si Rawing belum tahu siapa aku yang sebenarnya, si Gempar juga kalau tidak terlalu bernafsu dan lebih tenang, dia pasti bisa mengalahkan Si Rawing. Tapi perhatikan oleh kalian semua, nanti saat dia bertarung melawan aku, dia pasti bakalan tahu siapa aku yang sebenarnya. Kalian semua percaya kalau nanti Si Rawing bakalan mati di tangan aku.?"

"percaya." jawab serempak anggota kelompok Macan Liar.

"Besok pagi, kalian berbagi tugas, cari desa dan kampung yang akan menjadi sasaran kita, kalian jangan lambat harus cepat, aku sudah tidak sabar ingin membunuh Si Rawing. Kumpulan malam ini cukup sampai disini dan laksanakan semua perintah yang aku berikan."

"siap."

Di antara anggota kelompok Macan Liar yang belum menikah atau tidak memiliki keluarga, mereka menempati satu rumah, mereka tidak langsung tidur tapi mengobrol tentang pemuda yang bernama Si Rawing yang mampu mengalahkan si Gempar anaknya si Bewok. Mereka semua sudah pada tahu bagaimana kemampuan ilmu silat yang di miliki si Gempar.

"Benar-benar hebat ilmu silat Si Rawing, dia bisa mengalahkan si Gempar, padahal kita semua tahu kalau ilmu yang di miliki oleh bah Bewok, telah di turunkan semua kepadanya."

"ehhh, kamu malah muji ke musuh, kata bah Bewok juga, saat pertarungan berlangsung si Gempar kurang tenang dan terlalu bernafsu, aku tidak setuju kalau kamu memuji ke musuh, kan sudah jelas Si Rawing itu membahayakan bagi pihak kita."

"aku bukan memuji kepada musuh, aku hanya menceritakan kenyataan, kan sudah terbukti si Gempar mengalami luka dalam yang parah. Kalau tidak di obati oleh bah Bewok, mungkin sekarang dia sudah mati, jadi omongan aku tentang Si Rawing tidak salah."

"memang seperti itu, tapi kamu jangan memujinya, kupingku tersasa sakit mendengarnya, mending sekarang kita tidur, besok pagi kita harus menjalankan tugas dari bah Bewok."

*******

Setelah meninggalkan markas kelompok Macan Liar, sekarang Ningsih telah sampai di sebuah gubuk yang dekat dengan sawah, dia tidak berani ikut menginap di rumah warga kampung, dia takut mengganggu pemilik rumah.

Setelah masuk kedalam gubuk, Ningsih teringat kembali dengan perjalanan hidupnya.

"kang Wira Karta, kenapa perjalanan hidup aku seperti ini? Maafkan aku kang Wira Karta, selama ini aku hidup bersama orang yang telah membuat kamu pergi dari dunia ini, sebenarnya hati ini tersiksa, kalau saja aku tidak teringat dengan anak kita Darman, aku sudah lama menyusul akang kealam sana. Kang Wira Karta, tolong bantu aku untuk bertemu dengan anak kita Darman."

Ningsih menyebut nama suami yang sudah tidak ada di dunia ini, bertahun-tahun Ningsih hidup bersama si Bewok secara terpaksa, sebab dia memiliki harapan untuk bertemu anaknya. Sedangkan si Bewok hanya bisa memiliki raganya saja tidak dengan hati dan cintanya, jadi tidak aneh kalau tubuh dan wajah Ningsih rusak karena membatin hidup bersama si Bewok di markas kelompok Macan Liar.

Tubuh Ningsih sedikit menggigil karena dinginnya angin malam, dalam situasi seperti itu, Ningsih melihat melihat ada orang yang membawa obor berjalan ke arahnya, Ningsih jadi punya pikiran kalau orang yang datang itu adalah pemilik gubuk ini.

Orang yang membawa obor itu adalah laki-laki yang sudah memiliki umur, setelah dekat dengan gubuk, orang yang membawa obor itu terkejut saat melihat di dalam gubuk itu ada orang yang menempati.

"siapa kamu.?" tanya orang yang membawa obor.

Sedangkan Ningsih saat melihat kedatangan orang itu, terkejut dan juga bahagia, meskipun sudah bertahun-tahun tidak bertemu dia masih mengenali wajahnya, orang itu tidak lain adalah Marlan, murid kepercayaan Wira Karta.

"ehh, apa benar ini kamu Marlan.? Ini aku Ceu Ningsih."

"ini benar ini Ceu Ningsih.?" Marlan benar-benar tidak percaya, kalau dia bisa bertemu kembali dengan Ningsih, yang telah di bawa pergi oleh kelompok Macan Liar.

"iya, ini aku Ceu Ningsih. eceu pergi dari markasnya kelompok Macan Liar, karena kemalaman eceu berniat bermalam di gubuk ini." ucap Ningsih dengan suara lembut, dan terlihat senang, karena bisa bertemu dengan Marlan.

Marlan menarik napas panjang, hatinya merasa sakit saat melihat keadaan Ningsih, dia hampir tidak mengenalinya karena penampilan Ningsih telah berubah.

"emm, terus terang, Marlan tidak menyangka akan di pertemukan kembali dengan Ceu Ningsih, kalau orang yang telah di bawa oleh kelompok Macan Liar sudah bisa di pastikan tidak akan pernah bisa bertemu lagi Ceu. Marlan disini juga karena mencari keberadaannya Darman."

"Sama, itu juga yang membuat eceu bisa bertahan sampai saat ini karena ingin bertemu dengan Darman, kalau tidak ada harapan itu, eceu sudah lama pergi menyusul suami kealam sana, sekarang eceu bertemu dengan kamu Marlan, jadi eceu tidak perlu bingung lagi."

"iya Ceu, kalau begitu sekarang kita pergi ke rumah bibinya Marlan, Marlan juga hampir empat hari ada disini menemani bibi yang sedang sakit."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!