"Dia cinta pertamaku, dan aku ingin berjuang untuk mendapatkannya"
Irena, gadis berkacamata yang sebelumnya bahkan tidak mempunya teman pria, namun tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang pria tampan bernama Andreas. Pertama kali merasakan jatuh cinta, membuat dia antusias untuk bisa mendapatkan hati pria itu. Meski tidak jarang perjuangannya sama sekali tidak dihargai oleh Andreas. Bahkan pria itu seolah tidak menganggap kehadirannya.
"Sebaiknya kau berhenti berjuang dengan perasaanmu itu, karena aku tidak akan pernah membalas perasaanmu, semuanya hanya sia-sia"
Berbagai macam penolakan Irena bisa pahami, dia tidak menyerah begitu saja. Namun, ketika Andreas sendiri yang mengatakan jika dia tidak akan pernah mencintainya, karena ada perempuan lain yang dicintainya. Maka saat itu semua harapan runtuh tanpa jejak, semua perjuangan sia-sia. Dan Irena mulai mundur, mengasingkan diri dan mencoba melupakan cinta pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merubah Penampilan
Dua minggu Irena hanya berdiam di dalam rumah, sama sekali tidak keluar. Rasa sakitnya begitu luar biasa, pertama kali merasakan cinta, dan dia harus pertama kali juga merasakan sakit yang begitu luar biasa. Hari ini, Ayah masuk ke dalam kamar, Irena tahu jika sudah sejak saat itu Ayah menunggu momen ini untuk bisa berbicara dengan Irena. Namun, belum bisa melakukannya karena melihat keadaan putrinya yang masih terpuruk.
"Bangkitlah, jangan terus seperti ini. Masih banyak hal yang bisa kamu lakukan, tidak perlu terus memikirkan pria itu. Dan jika suatu saat dia menyadari ketulusanmu, Ayah harap kamu tidak akan pernah mau menerimanya kembali apapun alasannya"
Dengan wajah yang sayu, tubuh yang sedikit kusut dan tidak terurus selama dua minggu ini. "Dia tidak mungkin menyesalinya Yah, karena dia sudah punya perempuan lain yang sangat dicintainya"
"Baguslah, sekarang kamu juga harus bangkit. Lupakan semuanya dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan"
Irena mengangguk pelan, sudah cukup dia menangisi cinta pertamanya. Sudah saatnya Irena melanjutkan hidup dan melupakan masalah hatinya. Dunia masih luas dan bukan hanya Andreas saja satu orang pria di dunia ini.
"Ren, aku boleh masuk?" Yumna berdiri di ambang pintu kamar yang terbuka. Irena hanya mengangguk saja, dan Yumna pun segera masuk. Membawa satu lembar kertas ditangannya. "Ada lowongan pekerjaan di sebuah Perusahaan, ayo kita masukan lamaran kesana. Bukannya kamu bilang jika sudah lulus kuliah, kita akan bekerja di tempat yang sama"
Irena mengambil kertas dari Yumna, lalu dia mengangguk pelan. Sudah saatnya kembali melangkah untuk kehidupan yang lebih baik. Cinta bukan segalanya, irena bisa tetap menjalani kehidupan ini tanpa cinta sekalipun.
"Nah bagus, kalian harus segera mencari kegiatan agar tidak jenuh terus berada di rumah. Lanjutkan semua mimpi kalian" ucap Ayah sambil mengelus kepala putrinya. "Jangan pikirkan lagi pria itu, masih banyak pria yang menginginkan putri Ayah yang cantik ini"
"Ayah apaan sih" Irena tersenyum penuh haru, seharusnya dia tidak terlalu terpuruk seperti saat ini, karena masih mempunyai pria yang begitu mencintainya dengan sepenuh hati, yaitu Ayahnya. "Terima kasih ya karena Ayah selalu mendukung aku"
"Ayah akan selalu mendukung semua anak-anak Ayah, asalkan itu masih dalam jalan yang benar"
Setelah Ayah keluar dari kamar, kini tinggal Yumna dan Irena yang berada di dalam kamar ini. Yumna merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, memeluk guling dengan menatap lekat pada Irena. Mata yang sembab dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Wajahnya pucat, Irena benar-benar sedang kacau dengan keadaannya ini.
"Aku tidak menyangka kalau kamu akan sampai seperti ini, Ren. Hancur sekali hanya karena pria itu. Padahal ini adalah pertama kali kamu jatuh cinta, dan seharusnya kamu tidak terlalu menggunakan hatimu sepenuhnya dalam mencintainya"
Irena memeluk lututnya yang di tekuk, menghembuskan napas panjang. "Ya, seharusnya aku tidak menggunakan sepenuh hatiku. Tapi apa daya, yang aku punya hanya ketulusan dan cinta. Sehingga hanya itu yang bisa aku berikan padanya"
"Tapi sekarang kamu jadi sakit dan kecewa berkali-kali karenanya" Yumna bangun dan duduk bersila di samping Irena. "Sepertinya kamu juga harus merubah penampilanmu, Ren. Kamu harus di makeover"
"Hah?" Irena menoleh pada Yumna dengan bingung, melihat sahabatnya itu yang mengedipkan mata penuh rencana. "Sekarang cepat mandi dan bersiap, kita pergi ke salon"
"Yum, apaan sih. Ke salon tuh mahal"
Yumna turun dari tempat tidur dan menarik tangan Irena. "Cepatlah, tidak papa sesekali kita menyenangkan diri kita sendiri"
Selama Irena terpuruk karena cinta, Yumna selalu datang meski hanya bisa menghela napas melihat tatapan kosong penuh kecewa dari sahabatnya ini. Dan sekarang saatnya Yumna merubah Irena untuk lebih percaya diri lagi dengan penampilannya.
Setelah Irena turun dari tempat tidur dan berdiri di hadapannya. Yumna menangkup pipi sahabatnya ini dengan sedikit gemas. "Sebenarnya kamu ini sangat cantik Sayang, tapi penampilan kamu saja yang membuat kecantikanmu tertutup. Sekarang mari kita tunjukan pada mereka yang sering menghinamu cupu, kalau sekarang kau bukan lagi si gadis cupu. Oke?"
Wajah Irena hanya mengikuti kemana gerak tangan Yumna yang menangkup pipinya. "Jadi, kita beneran pergi ke salon sekarang?"
Yumna mengangguk dengan yakin. "Yap, cepat mandi dan siap-siap ya. Kita akan menyenangkan diri kita sendiri hari ini. Sebelum kita melamar kerja, penampilan kita juga harus menarik"
Dan hari ini Yumna membawanya ke sebuah salon kecantikan. Melakukan beberapa treatment untuk mereka berdua, menikmati setiap pelayanan dari salon. Kuku mereka juga di hias dengan cantik, rambut di tata dengan indah. Irena merubah warna rambutnya menjadi sedikit coklat gelap, membuatnya semakin terlihat cantik.
"Lepas itu!" tunjuk Yumna pada kacamata yang sudah ingin di pakai oleh Irena. "Mulai sekarang jangan lagi pakai kacamata ini, sebenarnya minus kamu juga tidak terlalu tinggi, jadi kau bisa pakai softlens saja"
"Hah? Tapi Yum, itu bakalan gak nyaman"
"Karena belum terbiasa, kalau sudah terbiasa pasti nyaman-nyaman aja"
"Tunggu dulu Yumna!" Irena sudah mengangkat tangannya untuk mencegah Yumna yang ingin memasangkan softlens padanya, takut jika itu akan membuat matanya sakit atau perih. "Kamu yakin aku akan baik-baik saja pakai ini? Kalau sakit bagaimana? Atau infeksi?"
"Infeksi apaan sih, ini sudah biasa di gunakan sama yang matanya minus seperti kamu. Sudah tenang saja"
"Aaa.... Yumna, Yumna, perih.. Yumna!!"
"Kamunya diam!"
Teriakan dari ruangan itu terdengar sampai keluar salon. Keduanya seperti habis saling berteriak hanya karena memakai softlens. Yumna duduk di kursi setelah selesai melakukan misinya, sementara Irena sibuk mengelap air matanya.
"Ini perih Yumna"
"Nanti juga enggak, itu karena kamu belum terbiasa. Tapi bagaimana? Penglihatan kamu aman?"
Irena mengerjapkan matanya pelan, penglihatannya seperti biasa dia menggunakan kacamata. "Aman sih, penglihatanku jelas"
"Nah 'kan, yang penting kamu biasa aja dulu pakai itu. Biar tidak menggunakan kacamata lagi, boleh sih pakai kacamata kalau sedang di rumah. Tapi kalau keluar kamu harus berpenampilan seperti ini, biar makin cantik"
Irena tersenyum, dia menatap dirinya di pantulan cermin. Benar-benar tidak seperti Irena yang biasanya. Bahkan rambut yang sengaja di buat bergelombang dengan warna coklat tua, semakin terlihat pas di wajah Irena yang putih bersih.
"Kenapa aku harus merubah penampilanku?"
"Biar Kak Andreasmu menyesal jika suatu saat melihatmu dengan penampilan seperti ini"
Irena menoleh pada sahabatnya, dia tersenyum tipis. Ternyata Yumna masih saja menyimpan dendam pada pria yang membuatnya terluka. "Sudahlah Yum, lagian aku dan dia mana mungkin bertemu lagi. Kebetulan pun akan sulit rasanya"
"Ya bisa saja suatu saat tidak sengaja bertemu. Dan dia akan menyesal melihat penampilanmu yang sekarang. Pokoknya buat dia menyesal karena sudah menyia-nyiakan perasaanmu"
Irena hanya tersenyum saja, entah dia harus bagaimana jika bertemu lagi dengan Andreas. Karena Irena tidak akan pernah mau bertemu dengannya. Jika hanya akan membuatnya sakit hati lagi.
"Semuanya akan berjalan baik saat aku tidak bertemu lagi dengannya. Itu lebih baik 'kan?"
Yumna berdiri dari duduknya, memeluk Irena dari samping. Menatap pantulan mereka berdua di cermin. "Ya, mungkin sebaiknya kalian memang tidak pernah bertemu lagi. Biar kamu bisa mencari penggantinya"
Mulai hari ini, Irena akan menjalani kehidupan baru dan dia akan melupakan semuanya tentang Andreas, meski itu tidak mudah dan dia pun tidak yakin bisa.
Bersambung
Saat Yumna terpuruk Irena ada, begitu pun sebaliknya. Ini baru sahabat ya gengs..
jadi mamang meninggal kan Andreas ketika keluarga nya sedang kolep usaha
nya makanya mencari aman pergi mencari yang lebih dari Andreas,,, setelah mendengar
keluarga Andreas telah bangkit maka
Natasha membuat alibi ternya Andreas tidak bodoh,,,,nah ayo datang ketempat Ayah Irena dan memintanya langsung
semoga satu keluarga menerima nya.
dan Irena belum menerima Bisma atau
ada yang kurang setuju dari keluarga Bisma,,,❤️❤️ lopeyuuu Andreas
dengar namanya tetapi begitu yakinkah
bahwa farel kekasihmu 😄 tapi biarlah
nanti tau siapa itu Farel pasti ngakak 🤣
sang Ibu ga kebayang nanti begitu farel
datang Andreas ketemu juga dengan camer dan Bu mer
kepingin ngakak mau lihat reaksi Andreas
lihat wajah Farel,,@
tunggu updatenya,,, ini Andreas ketemu deh dengan Irena gayung bersambut
yang lagi di pikirin justru datang dengan
tiba tiba ini nasib baik atau bukan ya
masalah nya pria yang memborong nya
juga sedang menanti jawabannya iya
opo ga,,,😄tapi ada pria yang lebih dulu di
naksir oleh sang wanita tetapi pernah di
abaikan sekarang justru gencar mengejar
pokonya siapapun yang mendapat Irena adalah pria baik dunia akherat putri
Ayah sangatlah di jaga oleh keluarga nya
semoga di rumah sakit farel datang agar
jelas siapa farel di hidup nya Irena hihi
kocak abis ayo Rel ada tlf dari kantor nya
Kakak Irena biar di jenguk malah datang
satu rombongan tambah Seruuu cusss🤣
kalau memang cinta mengapa ada dia di sisinya itu drea,,,ada nathasa wah kenapa
aturan di bereskan dulu ya walaupun Ak juga berharap Irena dengan Andreas tapi
tu si ceweknya masih menempel lucu
Kenapa ga tanya dengan Yumna siapa itu farel hua hua ,,, harusnya yang di tanya Bisama yang sedang menanti jawaban
Irena 😄 apa ku bilang pasti cemburu dengan farel sudah semester Ahir ya jadi sudah keliatan remaja banget salah salah
andreas salah sasaran datang maknya ke rumah Irena jadi kenalan dengan Ayah dan
farel,,,semangat Kak Nita,,, serbuuuuu,
piye pikir masak masak ya Ren jangan sampai melukai laki laki yang tulus tetapi
mungkin benar katamu hanya kasian jadi
pikir benar' benar' agar tidak terjadi beban di hati atau perasaan mu,,,, kalau Ak berharap Kamu dengan Andreas cinta pertama dan terakhir buatmu dan Andreas karena nathasa seperti nya
sedang menipu Andreas sahabat dan
ortunya berpura-pura padahal prediksi ayahnya dan sahabatnya rada mencurigakan jadi tunggu ya Ren jangan dulu terima cinta yang lain memang
Bisma dan keluarga nya baik keliatan
nya tetapi kalau kamu ga yakin mending
jangan dan Kamu sudah tau seluk beluk
Andreas terbukti Casanova temanya
sekarang baik sekali kepada BESTie
Mu Yumna 🤣 Ok lanjut