--- **“Luna adalah anak angkat dari sebuah keluarga dermawan yang cukup terkenal di London. Meskipun hidup bersama keluarga kaya, Luna tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolahnya sendiri. Ia memiliki kakak perempuan angkat bernama Bella, seorang artis internasional yang sedang menjalin hubungan dengan seorang pebisnis ternama. Suatu hari, tanpa diduga, Luna justru dijadikan *istri sementara* bagi kekasih Bella. Akankah Luna menemukan kebahagiaannya di tengah situasi yang rumit itu?”**
--- Cerita ini Murni karya Author tanpa Plagiat🌻 cerita ini hanya rekayasa tidak mengandung unsur kisah nyata🌻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5 Pertemuan 2 keluarga
***
"Buang ini, ngapain kamu simpan benda sampah ini" Bella melempar buku tulis Luna kelantai membuat Luna terkejut, itu merupakan buku desain gaun yang sudah dia buat semenarik mungkin, kemarin buku itu sempat terkena air hujan, namun sampul luar saja yang rusak sementara gambar desain didalam masih terlihat sangat bagus. "kak, ini buku penting"
"penting apanya? lusuh begitu disimpan, bikin sakit mata saja" ketus Bella kemudian duduk disofa sembari memakan cemilan dan menonton tv, Luna segera menyimpan buku tulisnya didalam tas miliknya. "kenapa jam segini Lisa belum datang sih"
"Luna ambilkan aku minum" teriak Bella dari ruang tamu, Luna segera berlari kecil keluar kamar "iya kak sebentar" Luna dengan langkah kecil berjalan menuju dapur "jangan lama" Bella menatap kesal kearah Luna yang jalan seperti siput.
°bisa sabar ga sih, kaki ku yang tidak begitu panjang ini tidak bisa menggapai dapur yang jauh itu° gerutu Luna dalam hati.
"Luna mana minumku!" teriak Bella , alhasil Luna yang terburu buru membawa minum kakinya tersandung sesuatu dan terjatuh tiarap dilantai, gelas yang dia pegang pecah dan airnya mmebasahi lantai. "OMG! mommy! gelas mommy Luna pecah kan lagi!" teriak Bella membuat seisi rumah menuju kearah sumber suara tersebut.
"Anak gak tau di untung! cepat bersihkan itu!" bentak nyonya Rayna membuat Luna ketakutan dan segera membereskannya, Bella senang sekali melihat Luna begitu kesusahan dibawah kendali keluarganya. °jangan harap bisa hidup bahagia selamanya Luna° ucap Bella dalam hati dan tersenyum sinis, tanpa sengaja tangan Luna tersayat pecahan kaca sebab buru buru ketika membersihkannya, tangannya terluka dan mengeluarkan darah.
"ya ampun nona, itu harus segera diobati" ucap salah satu pelayan yang memang dari dulu bersikap baik pada Luna. "biarkan saja, anggap saja itu hukuman untuknya karena selalu merusak barang barang yang ada di rumah ku ini!" tegas ibu Rayna kemudian pergi meninggalkan ruangan, sementara Bella masih tersenyum dan duduk di atas sofa. "ambilkan saya minuman" perintah nya pada pelayan.
"Luna masih membersihkan sisa-sisa pecahan kaca tersebut dan membawanya ke halaman belakang. "nona, seseorang mencari anda"
"ah, itu pasti Lisa, kalau begitu aku harus segera kesana" Luna buru buru menyelesaikan pekerjaan nya. "udah nona, biar saya aja yang bantuin"
"tidak usah, ini semua salahku"
"udah tenang aja nona, nanti saya yang bilang ke Nyonya kalau nona sudah menyelesaikannya"
"terimakasih" Luna tersenyum manis dan kemudian segera bersiap untuk berangkat ke kampus.
.
.
.
"lama banget Lo" ucap Lisa sambil memberikan helm pada Luna. "aduh, maaf ya. tadi aku menyelesaikan pekerjaan ku dulu"
"itu lagi, kenapa itu luka?" Lisa menunjuk kearah telapak tangan Luna yang terluka. "ohh, ini tadi aku bersihkan pecahan kaca, aku jatuhkan barang barang ibu angkatku lagi hari ini"
"sini obati dulu"
"udah gausah, nanti aja kalau sudah sampai di kelas"
"udah deh Luna, jangan ngeyel kalau dinasehatin, itu nanti bisa jadi infeksi kalau tidak cepat kita obati" Lisa merebut tangan Luna yang terluka dan segera membersihkannya, dia memang selalu sedia P3K dalam tas karena dia sering sekali jatuh dari motor. setelah selesai Lisa segera membereskan alat alatnya kembali. "terimakasih ya Lisa...maaf aku selalu merepotkan mu" Luna tersenyum tulus menatap sahabatnya.
"Luna, aku sudah bilang padamu panggil saja aku kalau kamu butuh sesuatu, aku pasti akan datang membantumu, kalau kamu diusir kita tinggal di kostku, aku yang bayar kostnya, kalau kamu ga punya uang untuk makan, aku yang menanggung uang makan, lagi pula aku ini kan anak pengusaha, aku punya toko sendiri untuk mencari uang, aku punya toko buku dan setiap hari tidak mungkin pengunjung tidak datang, itu semua cukup untuk biaya kuliahmu" ucap Lisa dengan tulus menatap sahabatnya.
Luna terharu mendengar nya, namun dia bukan seseorang yang suka merepotkan orang lain, dia lebih suka bekerja keras untuk mencari makan daripada bergantung pada orang lain, jika sahabatnya Lisa bisa, maka di juga harus bisa. mungkin suatu saat Luna akan benar benar berhasil membuka butiq impiannya dan menjadi salah satu Desainer terkenal.
.
.
.
.
malam hari.
"bagaimana ini Tuan Chris?" tuan Arnold menatap Bella dengan tajam sebab ini sudah yang ke 4 kali Bella menolak lamaran putranya, andai kata Bryan tidak keras kepala seperti dirinya mungkin sudah lama dia menikahkan Bryan dengan anak rekan kerjanya. "Bella, ayah mohon kamu mau ya?" Bella tetap pada pendiriannya "Daddy, aku mau menikah dengan Bryan asal karir ku sudah selesai"
"Bella, mau sampai kapan kamu keras kepala?"
"kenapa kalian tidak menikahkan Bryan dengan Luna dulu, nanti kalau karir ku sudah selesai, baru aku akan menikah dengan Bryan"
"lalu kau menyuruh Bryan menceraikan istrinya? seperti itu?" ucap Tuan Arnold tidak percaya dengan tingkah laku bella. "Ya tuan, aku yakin Bryan setuju"
"tidak, aku tidak setuju" suara bariton terdengar muncul dari arah pintu utama, itu Bryan yang baru saja datang bersama asisten Jhon. "Sayang, kamu tidak mengerti"
"aku mengerti, dan aku tidak akan pernah menyetujui rencana mu itu sayang" ucap Bryan dengan tegas.
Luna mendengar suara-suara yang saling bersahutan, karena penasaran dia keluar dari kamar, saat Luna membuka kamar tanpa sengaja semua mata tertuju padanya. Bryan terpaku melihat seorang wanita cantik yang selama ini disembunyikan oleh Tuan Chris.
"dia siapa?"
"dia anak angkat saya tuan, namanya Luna" ucap Chris menyahuti pertanyaan tuan Arnold. "bagaimana Bryan?" pria itu tersenyum pada putranya yang terpaku pada Luna. "Luna kemarilah" panggil tuan Chris membuat Luna terkejut.
"maaf ayah, apakah Luna mengganggu?"
"tidak, bagaimana mungkin gadis manis seperti mu menganggu" tuan Arnold tersenyum ramah. "duduklah disini nak" Tuan Arnold mempersilahkan Luna duduk di hadapannya. "apakah kamu mau menikah dengan anakku?" ucap tuan Arnold blak blakan membuat Luna dan semua orang terkejut kecuali Bella. "dad!" saat Bryan hendak menjawab, tuan Arnold menahan nya dan kembali menatap Luna. "sayang, terima saja lagian pernikahan ini hanya sementara" Bella terus membujuk Bryan.
"Bella....I'm really disappointed in you" Bryan menatap kekasihnya dengan perasaan kecewa dan sakit hati. "kalau memang kamu tidak mau maka katakan, tapi aku tidak akan mau menunggu lagi" tegas Bryan sudah mencapai puncak kesabarannya. disini kesabarannya sudah habis, dan bisa bisanya Bella akan menikahkannya pada orang lain yang tidak dia cintai.
"siapa bilang aku tidak mau. aku hanya ingin melanjutkan karir ku, tolong jangan egois"
"aku bisa membuatmu lebih terkenal lagi jika kau mau"
"tidak Bryan, aku ingin mandiri dan terkenal dengan cara ku sendiri,bukan bantuan dari orang lain"
Bryan mengepalkan kedua tangannya karena sakit hati, dia benar benar tidak menyangka Bella memiliki sifat yang sangat keras kepala seperti ini. "Daddy setuju dengan rencana Bella, Daddy mau kau menikahi Luna"
"tidak, pernikahan itu bukan permainan apalagi kalian mempermainkan aku seperti ini, memangnya aku barang yang bisa dipakai kemudian di buang" tegas Luna membuat tuan Arnold tidak menyangka gadis itu akan berani mengucapkan kata kata ini.
"Diam kamu Luna!" bentak nyonya Rayna tidak suka melihat Luna mulai melawan. "kamu tidak punya pilihan selain menurut" Luna benar benar tidak menyangka dia akan dijadikan bahan percobaan mereka semua. Luna menatap kearah Bryan. pria itu mengerti arti maksud dari tatapan Luna, dia kemudian menatap kearah Bella dengan penuh dendam. "aku akan menikahinya" tegas Bryan membuat semua orang yang ada di ruangan itu terkejut.