Setelah mati tertabrak truk, Li Fan bereinkarnasi menjadi seorang kultivator... yang paling tak berbakat. Tapi, ternyata ada sesuatu, sebuah System yang aneh.
"Ingin naik level? Jangan cuma duduk bersila! Pengaruhilah dunia!"
Dari menyebarkan resep tahu gejrot yang viral,menciptakan jasa kurir spiritual, hingga memulai perang informasi melawan sekte-sete tua, Li Fan melakukannya semua. Li Fan bukan pahlawan, dia hanya seorang survivor yang menggunakan pengetahuannya dari dunia modern untuk "menipu" System ini agar memberinya kekuatan.
Sementara para kultivator jagoan sibuk berebut pusaka warisan, Li Fan sibuk memonopoli pasar pil energi dan mendirikan sekte bawah tanah beranggotakan para "sampah" sepertinya. Mereka pikir kultivasi adalah tentang bakat dan warisan? Baginya, ini hanyalah masalah skala pengaruh dan manipulasi pasar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zruk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20: Bayangan di Bawah Bulan Sabit
Rencana Li Fan untuk menyusup ke Aula Elder Inti bukanlah rencana yang dibuat dalam semalam. Itu adalah sebuah masterplan yang disusun selama berminggu-minggu, sebuah mozaik yang terbuat dari informasi yang dia kumpulkan butiran demi butiran.
Dia tahu dia tidak bisa melawan formasi dan penjaga secara langsung. Sebaliknya, dia akan menjadi hantu—sebuah ketidakhadiran yang tidak terdeteksi.
Pertama, dia membutuhkan peta. Bukan peta biasa, tetapi peta aliran energi. Selama berminggu-minggu, dia menggunakan perannya sebagai Pertapa Fan untuk "memeriksa ketidakselarasan energi" di berbagai area di sekte, secara diam-diam memetakan denyut nadi formasi pelindung sekte dengan Mata Elang Pengintai-nya yang telah ditingkatkan. Dia menemukan ritme mereka—titik buta kecil saat formasi bergeser, area dengan aliran energi yang tumpang tindih yang bisa menutupi kehadirannya.
Kedua, dia membutuhkan waktu. Dia memilih malam bulan baru, ketika kegelapan paling pekat dan energi Yin berada pada puncaknya, sedikit menekan formasi defensif yang biasanya didukung oleh energi Yang.
Ketiga, dan yang paling penting, dia membutuhkan umpan. Sebuah gangguan yang cukup besar untuk mengalihkan perhatian penjaga dan Elder yang waspada, tetapi tidak terlalu besar sehingga memicu lockdown total sekte.
Di sinilah konflik antara Elder Hui dan Elder Bao—yang telah dia bantu picu sebelumnya—menjadi sangat berguna.
Dengan menggunakan jaringan bawah tanahnya, dia menyebarkan desas-desus bahwa Elder Bao telah menemukan sebuah pusaka kecil di gudangnya—sebuah jimat yang bisa meningkatkan efisiensi kultivasi secara signifikan. Dia memastikan desas-desus itu sampai ke telinga murid-murid Elder Hui. Kemudian, dia menggunakan saluran lain untuk memberi tahu murid-murid Elder Bao bahwa Elder Hui berencana untuk "meminjam" pusaka itu secara paksa malam itu.
Hasilnya tepat seperti yang dia harapkan. Malam bulan baru itu, sebuah pertengkaran sengit pecah di antara para pengikut kedua Elder di dekat gudang Elder Bao. Suara teriakan dan dentuman energi menggema di malam hari, menarik para penjaga dan bahkan perhatian sementara dari Elder Zhao.
Itu adalah kesempatannya.
Bergegas tapi tidak terburu-buru, Li Fan—berpakaian hitam dan dengan wajah tertutup—meluncur seperti bayangan menuju Aula Elder Inti. Dia menggunakan Langkah Bayangan Rimba-nya yang telah ditingkatkan hingga ke tingkat Mahir, membuatnya hampir tidak bersuara dan hampir tak terlihat dalam kegelapan.
Dia menghindari formasi utama, merayap melalui celah-celah energi yang telah dia identifikasi. Seperti seorang pencuri yang melintasi karpet laser, dia bergerak dengan presisi yang sempurna, setiap langkah dihitung berdasarkan peta energinya.
Aula Elder Inti bukanlah satu bangunan, tetapi sebuah kompleks. Targetnya bukanlah kamar pribadi Elder mana pun—itu adalah bunuh diri—melainkan Ruang Pemberian, sebuah ruangan di mana para Elder biasa meninggalkan hadiah atau sumber daya kecil untuk satu sama lain sebagai tanda hormat. Itu adalah tempat yang relatif tidak dijaga, penuh dengan barang-barang yang mungkin tidak langsung dilaporkan hilang.
Dia menemukan jendela kecil yang terbuka—sebuah kelalaian yang dia harapkan dari seorang pelayan yang ceroboh. Dia meluncur masuk, mendarat tanpa suara di lantai yang dingin.
Ruang itu dipenuhi dengan aroma dupa dan spiritual herbs. Di beberapa meja, terdapat kotak-kotak kayu berukir dan kantong kain. Jantungnya berdebar kencang. Dia tidak punya waktu untuk memilih. Dia menggunakan Mata Elang Pengintai-nya untuk memindai item-item tersebut, mencari yang memancarkan energi paling murni.
Matanya tertuju pada sebuah kotak kayu jati sederhana. Energi yang dipancarkannya padat dan berdenyut tenang. Dia membukanya. Di dalamnya, tergeletak tiga buah pil yang memancarkan cahaya keemasan lembut. Dia mengenalinya dari deskripsi di perpustakaan—Pil Penyatuan Jiwa, sangat berharga untuk menenangkan pikiran dan memperkuat jiwa, langka bahkan bagi para Elder.
Dia juga menyambar beberapa spirit stones berkualitas tinggi dari sebuah mangkuk dan sebuah gulungan tua yang terasa... berbeda. Tidak ada waktu untuk memeriksa. Dia memasukkan semuanya ke dalam kantong yang dia bawa.
Tiba-tiba, langkah kaki terdengar di koridor. Suara orang mendekat!
Dia tidak panik. Dia sudah menyiapkan jalan keluar. Dia melompat kembali ke jendela, tapi kali ini dia sengaja menyentuh tepinya dengan siku, memicu formasi alarm kecil yang dia hindari saat masuk.
Briiing! Suara bel peringatan yang tajam memecah kesunyian.
Dia sudah melesat, berlari secepat yang dia bisa bukan menjauh dari Aula, tetapi menuju pusat keributan antara faksi Hui dan Bao. Dia melemparkan jubah hitamnya ke atap di tengah jalan, mengungkapkan seragam Outer Court biasa yang dia kenakan di bawahnya. Dia membasahi wajahnya dengan keringat dan melompat ke kerumunan yang berkelahi, berpura-pura terhuyung-huyung dan ketakutan.
"Ada penyusup! Aku mendengar alarm dari Aula Elder!" teriaknya, menambahkan lebih banyak bahan bakar ke dalam kekacauan.
Kekacauan pun meledak. Para penjaga yang berlari ke Aula bertabrakan dengan murid-murid yang sedang berkelahi. Teriakan dan kekacauan memenuhi udara.
Dalam kebingungan itu, Li Fan menyelinap pergi, kembali ke kamarnya dengan tenang, jantungnya masih berdebar kencang tapi sebuah senyum kemenangan menghiasi bibirnya.
Keesokan harinya, sekte itu gempar. Seorang penyusup! Di Aula Elder Inti! Dan yang dicuri adalah Pil Penyatuan Jiwa milik Elder Hui—pil yang dia rencanakan untuk diberikan kepada Elder Bao sebagai tanda perdamaian, sebuah fakta yang membuat situasi menjadi semakin rumit.
Kecurigaan jatuh pada semua orang—pada faksi Bao, pada penyusup luar, bahkan pada beberapa Elder yang tidak jelas. Tidak ada yang mencurigai Pertapa Fan yang tidak berdaya, yang dilaporkan "terlihat shock" di tengah keributan.
Duduk di kamarnya dengan pintu terkunci, Li Fan memeriksa jarahannya. Tiga Pil Penyatuan Jiwa. Lima belas Spirit Stones berkualitas tinggi. Dan gulungan itu.
Dia membuka gulungan itu. Isinya bukan teknik kultivasi, tetapi sebuah catatan tentang sebuah tempat yang disebut Mata Air Spirit Terpendam, sebuah lokasi di dalam wilayah sekte di mana energi spiritual secara alami berkonsentrasi, sempurna untuk breakthrough. Lokasinya rahasia, hanya diketahui oleh segelintir Elder.
[Pencurian Sumber Daya Level Tinggi dan Memicu Kekacauan Internal Besar. Dampak: Besar. Poin Pengaruh: +1,500]
[Total Poin Pengaruh: 4,540]
[Memperoleh Informasi Rahasia (Lokasi Mata Air Spirit Terpendam). Dampak: Menengah. Poin Pengaruh: +300]
[Total Poin Pengaruh: 4,840]
Lompatan besar! Hampir 5.000 poin dalam satu malam! Tapi yang lebih penting, dia sekarang memiliki sumber daya dan informasi yang dia butuhkan.
Dia memandang tiga Pil Penyatuan Jiwa. Mengkonsumsinya akan sangat meningkatkan kultivasinya, mungkin bahkan mendorongnya mendekati puncak Kayu Atas. Dan dengan lokasi Mata Air Spirit, dia memiliki tempat yang sempurna untuk melakukan breakthrough tanpa gangguan.
Kekacauan yang dia ciptakan akan memakan waktu berminggu-minggu untuk reda. Itu memberinya waktu.
Dia menyembunyikan jarahannya dengan aman. Waktunya untuk mundur dari permainan intrik untuk sementara dan fokus pada apa yang paling penting: kekuatan pribadinya. Dia akan menggunakan Pil dan Mata Air itu untuk mendorong dirinya sendiri, untuk menjadi lebih kuat, lebih cepat daripada yang bisa dibayarkan oleh rencana mana pun.
Dia telah membuktikan bahwa dia bisa mencuri dari sarang naga. Sekarang, saatnya untuk memakan hartanya dan tumbuh menjadi naga itu sendiri.
Kayu (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Silver (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Emas (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Berlian (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
setelah itu ada..
Estability (1,2,3,4,5)
untuk saat ini hanya ini saja yang kira kira penting, dimasa depan akan ku tambahkan lagi seiring berjalannya cerita. terimakasih.