Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" Cepatlah, kita tidak punya banyak waktu karena dokter nya sudah menunggu! "
Brianna menatap Drake dengan bingung, karena pria itu berbicara dengan nada ketus pada nya. Sejak pulang dari pekerjaan nya pria itu selalu saja memasang wajah masam pada nya. Dan hal itu jelas menimbulkan tanda tanya besar di kepalanya.
Apakah dia melakukan sebuah kesalahan hingga membuat pria ini kesal pada nya? Entah lah. Brianna merasa tidak membuat masalah apapun selama beberapa jam terakhir ini. Dia fokus belajar dengan tutor yang diberikan oleh Drake, dan setelah nya tidak ada kegiatan lain yang dilakukan nya di rumah ini. Kecuali ketika makan siang bersama dengan Dareen.
Apa jangan - jangan karena hal itu? Ah... Tidak mungkin! Dareen itu kan adik kandung Drake sendiri, pasti nya pria itu sudah terbiasa dengan kunjungan adiknya itu ke rumah ini. Jadi tidak ada alasan apapun yang menjadi alasan yang pria itu marah pada nya.
Tidak mau memusingkan hal itu lebih jauh lagi, Brianna memutuskan untuk patuh saja. Dia mengikuti Drake menuju ke mobil pria itu, dan duduk dengan manis tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dia takut jika apa yang diucapkan oleh nya, akan menjadi sebuah pemantik api yang akan meledakan blm amarah di dalam diri pria itu.
" Seharian ini apa saja yang kau kerjakan di rumah? " Tanya Drake dengan mata yang tetap terfokus pada jalanan.
" Dari pagi aku belajar, lalu saat siang aku makan dengan Dareen yang kebetulan datang ke rumah mu. Setelah nya aku istirahat di kamar, karena kepala pelayan tidak mengijinkan aku melakukan apapun! " Jawab Brianna dengan jujur.
" Apa yang kau bicarakan dengan Dareen? "
" Kami meluruskan kesalahpahaman yang terjadi diantara kami. Sebelum nya kami pernah bertemu secara tidak sengaja di hotel, dan saat itu aku salah mengira nya sebagai orang jahat karena penampilan nya yang mencurigakan. Aku menghindari nya dan bersikap kurang sopan, karena rasa ketakutan itu. Dan tadi Dareen mengatakan jika tidak seharus nya aku takut pada nya, karena dia hanya lah seorang aktor yang tidak berbahaya. Yang justru harus aku waspadai adalah Dexter yang ternyata merupakan anggota sebuah mafia kelas dunia! "
Drake berdecak kesal, " Mau Dexter ataupun Dareen, kau tetap harus bersikap waspada pada mereka. Kau tidak terlalu mengenal mereka, dan bisa saja mereka baik karena menginginkan sesuatu dari mu! "
" Kenapa kau menjelekan mereka? Bukan kah mereka adikmu? "
" Justru karena mereka adalah adik ku, sehingga aku jauh lebih mengenal mereka dibandingkan siapapun. Termasuk juga dirimu, Anna! "
Brianna menatap Drake tajam, " Sebenar nya kesalahan apa yang sudah aku lakukan hingga membuatmu sekesal ini, hmm? Apakah hanya aku berbincang akrab dengan Dareen? Jika iya, maka kau terlihat seperti seorang Sugar Daddy yang membatasi gerakan Sugar Baby nya. Menggelikan! "
Ckittt...
Mobil di rem secara mendadak, hingga membuat tubuh Brianna terguncang dan kepala nya menghantam kaca jendela dengan cukup kuat. Gadis itu meringis kesakitan, sambil mengusap jidat nya yang seperti nya benjol akibat benturan tadi.
" Apa kau gila? Umur ku masih sangat muda, dan aku belum mau mati sebelum bisa membalas dendam pada musuh - musuh ku! " Keluh Brianna.
Drake menatap Brianna dengan tajam, " Kenapa kau selalu menyebut ku sebagai Sugar Daddy? Apakah aku terlihat setua itu di mata mu, hmm? " Tanya nya.
Apa?
Brianna sungguh tidak paham, kenapa topik seperti ini harus dibahas secara serius oleh Drake. Dia hanya bercanda dengan memberikan pengumpamaan yang mudah dipahami, tapi seperti nya Drake tidak menyukai hal itu.
" Kau memang tidak setua itu, Drake. Tapi vibes mu memperlihatkan image yang seperti itu. Apalagi setiap kau bersikap berlebihan pada ku, itu semakin membuatmu terlihat seperti seorang Sugar Daddy! " Jawab nya.
" Begitu kah? Bukan karena kau ingin menjadi Sugar Baby ku hmm? "
" Tentu saja bukan. Kita ini masih terhitung kerabat, Drake. Sekalipun aku hidup dalam kesusahan dan membutuhkan Sugar Daddy untuk menopang hidup, aku jelas akan mencari pria lain dan bukan nya dirimu! "
" Kenapa? "
" Karena kau terlalu baik untuk sekedar aku manfaatkan! "
Sudut bibir Drake berdenyut karena dia sekuat tenaga menahan senyum nya. Dia tidak mau terlihat kegirangan hanya karena ucapan manis dari Brianna. Dia tidak lagi membalas ucapan gadis itu, dan kembali mengendarai mobil nya. Kini suasana hati nya sudah membaik dan rasa kesal nya sudah hilang.
Sekarang hati nya justru sedang berbunga - bunga!
***
Briella terkekeh ketika melihat grup sekolah, yang tampak heboh akan gosip mengenai diri nya dan Orion. Ternyata kalimat ambigu yang dia ucapkan di kantin mampu mendapatkan atensi sebanyak ini dari orang lain. Sekarang diri nya dan Orion dianggap sebagai pasangan baru, yang bahkan dijuluki sebagai Couple Goals nya sekolah.
Tentu saja Brianna sama sekali tidak keberatan dengan issue itu. Dia justru menikmati semua atensi yang tertuju pada nya, apalagi dia berhasil membuat para siswi yang merupakan fans berat Orion patah hati. Dia seakan menjadi gadis spesial yang mampu menaklukan hati cowok dingin itu.
Tok... Tok... Tok...
Pintu kamar nya diketuk dan Briella pun langsung menghentikan aktifitas nya. Dia membuka pintu dan terkejut ketika melihat pelayan nya membawa kotak berukuran besar di tangan nya.
" Apa ini, Bi? " Tanya Briella.
" Saya kurang tau, Non. Tadi ada kurir datang dan membawa paket kotak ini untuk Nona Briella! " Jawab Bi Imas, pelayan nya.
Briella mengangguk, dia menerima kotak itu dan membawa nya masuk ke dalam kamar. Tanpa curiga sedikitpun dia langsung membuka kotak itu di atas tempat tidur.
" Arrghhhhh!!! "
Briella menjerit keras, ketika dia melihat ada seekor ular hitam di dalam kotak itu. Dia nyaris dipatuk jika seandainya tidak segera melompat dan kabur dari kamar. Dengan cepat dia memanggil pelayan dan security, untuk segera menangkap ular itu dan membunuh nya.
Tubuh Briella tampak lemas, dengan tangga yang bergetar kuat karena ketakutan. Selintas tadi dia melihat jika ular itu adalah jenis cobra, yang pasti nya memiliki bisa racun yang berbahaya. Ini jelas bukan hanya sebatas perbuatan iseng semata, namun orang yang mengirimkan paket itu tampak nya benar - benar ingin mencelakai nya dan membuat nya mati.
Tapi siapa?
Sekitar setengah jam kemudian, security berhasil menangkap ular itu, yang ternyata lansung keluar dari kotak nya dan bersembunyi di bawah tempat tidur. Ular itu segera dibunuh dan dibakar agar tidak lagi membahayakan siapapun.
Briella masih ketakutan sehingga tidak berani masuk ke kamar nya. Kedua orang tua nya yang sudah dikabari terkait kabar ini langsung pulang ke rumah, dan memastikan jika situasi dan kondisi sudah aman terkendali.
" Kau baik - baik saja, Nak? " Tanya Mama Mita.
" Aku masih syok, Ma... Tadi ular nya hampir saja mematuk tangan ku! " Jawab Briella sambil menangis, " Seperti nya ada yang dendam padaku, dan ingin mencoba untuk mencelakai ku! "
Mama Mita memeluk Briella erat, " Tenanglah sayang. Papa sedang mengusut masalah ini. Kita akan lihat CCTV di area luar rumah, dan melihat siapa orang yang mengirim paket itu untuk mu. Jika dilacak, mungkin kita bisa menemukan alamat dan identitas orang nya dari plat kendaraan yang dibawa oleh nya! " Jelas nya.
" Tapi tetap saja Ma... Aku belum berani masuk ke kamar ku sendiri. Aku pasti akan mengalami mimpi buruk karena terus mengingat kejadian tadi! "
" Kalah begitu untuk malam ini kamu tidur di kamar Brianna, ya!? Dengan begitu kamu bisa jauh lebih tenang di sana! "
Kamar Brianna?
Seperti nya itu bukanlah ide yang buruk. Meskipun kamar Brianna tidak lah seluas dan semegah kamar nya, tapi design interiornya mampu membuat siapapun yang masuk ke sana merasa nyaman dan betah. Gadis itu cukup pintar untuk menempatkan barang berdasarkan kegunaan nya, sehingga tidak terkesan berantakan seperti kamar nya.
" Iya, Ma. Nanti aku akan tidur di sana! " Ucap Briella.
Dia dipapah untuk turun dan pergi ke ruang makan. Walaupun dia sebenar nya tidak berselera, namun dia tetap harus memaksakan diri agar tidak membuat kedua orang tua nya kesal pada nya.
" Apakah kau punya musuh, Briella? Papa rasa kotak itu dikirim bukan hanya sekedar karena iseng saja, tapi orang yang mengirimnya pasti menginginkan mu celaka tepat ketika membuka kotak nya! " Ucap Papa Dion.
Musuh?
Briella menghela nafas panjang. Musuh nya tentu saja banyak. Dia selama ini sudah membully banyak siswa tak berdaya di sekolah nya, bahkan dia juga pernah menjebak Roseanne hingga gadis itu mengalami trauma berat dan berakhir gila. Dan terakhir dia sempat bersitegang dengan Yuriko hanya demi menunjukan keberhasilan nya mendapatkan Aarav.
Apakah mungkin gadis itu yang mengirimkan teror ini?
" Ma... Pa... Sebelum perjodohan antara aku dan Aarav disepakati oleh dua keluarga, pria itu sudah terlebih dahulu dijodohkan dengan salah satu teman ku yang ayah nya juga menjabat di pemerintahan. Yuriko, kalian mengenal nama itu kan? Pertunangan mereka batal, karena skandal yang dilakukan oleh gadis itu tempo hari. Dan kurasa dia menaruh dendam serta amarah pada ku, karena sekarang akulah yang menggantikan posisi nya dan bersanding dengan pria incaran nya itu! " Jelas Briella.
" Jadi semua ini hanya karena masalah pria? "
" Aku tidak sepenuhnya yakin, tapi aku rasa memang seperti itu, Pa! "
Papa Dion mengangguk pelan, " Papa akan menghubungi Tuan Anderson dan membahas masalah ini. Pihak keluarga mereka harus bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi. " Sahut nya.
Mama Mita mengangguk setuju, " Benar, Pa. Mama setuju. Kalau perlu minta Aarav datang ke sini untuk memenangkan Briella. Karena bagaimana pun masalah ini ada sangkut paut nya dengan dia! "
" Nanti Papa akan menyuruhnya datang! "
Briella mengulum senyum nya. Jadi malam ini kemungkinan Aarav akan datang? Kalau begitu dia harus berpenampilan cantik, agar membuat pria itu tidak lagi gamang akan hubungan mereka. Dia harus membuat Aarav sepenuh nya jatuh ke dalam pelukan nya, dan dia tidak akan membiarkan nya lepas sampai kapan pun.
Karena hanya diri nya lah yang pantas memiliki pria itu!
***
" Ceritakan lah apa yang mengganjal di hati mu, Brianna... Anggap aku sebagai buku harian, dimana kau bisa mengungkapkan semua masalah dalam hidup mu! " Ucap Dr. Sarach pada Brianna.
Brianna menarik nafas panjang berulang kali. Dia mencoba untuk menenangkan diri nya, sebelum memulai sesi curhat ini.
" Semua dimulai ketika kami masih kecil. Aku dan Briella semula adalah dua anak kembar yang saling menyayangi dan menjaga satu sama lain. Namun seiring dengan berjalan nya waktu hubungan diantara kami kian renggang, hingga pada akhirnya membuat kami sebagai dua pribadi yang tidak bisa disatukan sama sekali! "
" Papa dan Mama adalah tipe orang tua yang otoriter, dan selalu memaksakan kehendak nya pada kami. Mereka menuntut kami untuk selalu unggul dari anak - anak lain nya, bahkan mereka sendiri juga selalu membandingkan kami berdua. Hal itu lambat laun membentuk sikap kompetitif yang sengit dan tidak sehat diantara kami! "
" Dulu aku selalu menjadi kesayangan, karena aku memang cenderung lebih pintar dibandingkan Briella. Hal itu membuat saudara kembar ku kesal, dan dia melakukan tindakan yang sangat buruk untuk anak seusia nya! "
Brianna menghentikan cerita nya, karena hati nya merasa sesak. Dr. Sarach memberikan nya tissue dan mengusap bahu nya untuk menenangkan diri nya.
" Tindakan buruk apa yang dilakukan oleh Briella saat itu? " Tanya Dr. Sarach, ketika Brianna sudah mulai tenang.
" Dia mengambil gelang salah satu teman kami, dan menyimpan nya di dalam tempat pensil ku. Gara - gara itu aku jadi terlibat masalah besar, dan dikucilkan oleh semua teman - teman ku di sekolah. Hal itu lah yang kemudian membuat ku tidak memiliki kepercayaan terhadap siapapun selain diri ku sendiri! "
" Darimana kau tau bahwa Briella melakukan itu? "
" Dua hari setelah kejadian itu, aku menemukan diary nya tergeletak di ruang tengah rumah ku. Aku membaca nya dan di sana, aku mengetahui bahwa selama ini dia sangat membenci ku karena iri aku menjadi kesayangan dari Papa dan Mama. Dia ingin membuat ku terlihat buruk, sehingga dia memfitnah ku sebagai pencuri. Hal itu sangat mengejutkan untuk ku, namun karena aku sudah terlanjur kecewa pada semua orang jadi aku memendam masalah itu sendiri! "
" Jadi Briella tidak tau jika kau mengetahui perbuatan nya? "
" Pada akhirnya dia tau, namun ternyata respon nya benar - benar diluar dugaan. Bukan nya meminta maaf dan meluruskan masalah ini, dia malah meminta ku untuk melupakan semua nya dan hidup tanpa mengusik satu sama lain. Gadis itu benar - benar sudah mengerikan, bahkan sejak masih kecil! "
" Lalu apa lagi yang kau rasakan? "
Brianna menatap kosong ke tembok putih yang ada di belakang Dr Sarach, " Semua terus berlanjut hingga kami tumbuh besar. Dia menjadi anak yang bersinar dengan kepribadian ceria yang menyenangkan. Dia selalu menjadi kesayangan Papa dan Mama, dan dia memiliki banyak teman yang sayang nya membawa dia ke dalam pergaulan yang salah! "
" Aku tidak tahu pasti apa yang dia lakukan pada Roseanne, sehingga gadis itu trauma dan berujung gila. Entah perundungan atupun apa, tapi yang pasti nya itu kembali menjadi pemicu besar di dalam permasalahan hidup ku. Karena ulah Briella itu, aku lah harus menanggung akibat nya. Hidup ku dibuat nya hancur dalam semalam! "
Dr. Sarach menatap Brianna dengan lekat, " Apa yang terjadi padamu, Brianna? " Tanya nya dengan suara yang sangat lembut.
Brianna menggelengkan kepala nya cepat. Air mata yang deras sudah mengalir membasahi wajah cantik nya, dan dia mulai menangis histeris. Dia tidak mampu untuk menceritakan kejadian malam itu terhadap siapa pun, karena itu sangat menyakitkan untuk nya. Hidup nya... Harga diri nya... Dan kehormatan nya sudah terenggut secara paksa hanya karena kesalahan Briella. Dan sampai kapan pun dia tidak akan bisa melupakan nya.
Dr. Sarach tidak bisa memaksa Brianna untuk menceritakan masalah nya itu. Dia menatap ke arah jendela pembatas, dimana Drake sejak tadi melihat dan mendengar curhatan hati Brianna tanpa disadari oleh gadis itu.
Rahang Drake mengeras, dan dia merasakan jika panas tubuh nya meningkat, setelah melihat gadis nya begitu terluka karena kejadian buruk yang menimpa nya dulu. Kejadian yang sebenar nya sudah diketahui oleh Drake, ketika dia meminta orang suruhan nya untuk menyelidiki semua hal tentang Brianna di selama ada di Indonesia.
Briella, gadis itulah yang menjadi akar penyebab kemalangan yang terjadi di hidup Brianna. Dan Aarav, pria itu adalah seorang pecundang tolol yang tidak bisa membedakan orang dengan benar.
Kedua orang itu sudah masuk ke dalam target buruan nya. Dia akan membantu Brianna untuk menghancurkan kedua nya, hingga menjadi ampas neraka!