NovelToon NovelToon
Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 - Air Mata sang Jenius

"Bagaimana? Ayo ceritakan!" tagih Mutiara, sudah seperti anak kecil merengek minta diberikan dongeng sebelum tidur.

"Tapi, nggak sekarang, Mut. Aku takut waktu bimbelmu akan habis. Lain waktu, ya!" ucap Reyesh sambil tangannya menge-lus kepala dan rambut Mutiara, seperti seorang kakak yang memanjakan sang adik.

Sebelum akhirnya, Reyesh dengan sigap menarik kembali tangannya dari kepala Mutiara, "Eh! Maaf!" Si jenius itu langsung setengah membungkuk ke arah Mutiara sebagai pertanda maaf, karena perilakunya yang sangat tidak sopan kepada Mutiara barusan.

Wooossh......!!! Boooomm.....!!!

Ubun-ubun Mutiara meluap dan mendidih hebat atas tindakan Reyesh barusan. Bukannya malah emosi atau marah, gadis cantik ini sama sekali tidak menunjukkan hal itu.

Taman hatinya berbunga-bunga mekar, perasaannya lebih tenang daripada sebelum-sebelumnya. Bahkan, bagi Mutiara, ini adalah kondisi dan perasaannya paling tenang dibandingkan hari apapun.

Ia pun merasa aneh, mengapa kondisi hatinya bisa mencapai titik ini? Bahkan, jika ditolak pun, hatinya tetap jujur dan mengatakan, bahwa ini adalah kelembutan dan kehangatan yang telah lama ia cari dan idam-idamkan.

Jika perempuan lain pada umumnya, mendapat perlakuan Reyesh tadi, kemungkinan akan langsung merespon dengan menepis tangan Reyesh. Ditambah, mereka akan meradang dan marah total karena telah berani menyentuh bagian tubuhnya.

Berbeda dengan Mutiara. Hatinya yang mungkin sudah tertawan oleh Reyesh, tidak marah ataupun kesal. Justru rona pipinya semakin kemerahan, atas tindakan Reyesh padanya.

Mutiara dibuat salah tingkah dan melting oleh Reyesh. Padahal, Reyesh sendiri sedang setengah membungkuk di hadapannya. Meminta maaf atas tindakan yang menurut si jenius itu adalah pelecehan.

"Udah, nggak usah terlalu lama membungkuk begitu. Aku maafin kok. Ayo, berdiri lagi, jenius!" pinta Mutiara.

"Maaf!" ucap lagi Reyesh, kali ini dengan nada serius dan tidak main-main.

"Iya, udah aku maafkan. Kamu nggak salah, kok. Aku pun nggak merasa kamu perlakukan dengan buruk. Jadi, tolong jangan merasa bersalah atas hal-hal kecil yang masih dapat kutolerir, ya." ucap Mutiara, coba membebaskan Reyesh atas rasa bersalahnya.

Mutiara yang kondisinya sangat tenang kali ini, coba sebisa mungkin mengatakan hal lembut kepada Reyesh. Tujuannya hanya satu, tidak membuat si jenius itu merasa terus-terusan merasa bersalah.

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara ingin sekali menyentuh bahu mentornya itu, demi menyadarkan si jenius berpostur tinggi itu dari tindakan permintaan maafnya.

Tapi, Mutiara mengurungkan niatnya. Ia sendiri pun ragu dan takut. Khawatir Reyesh tambah kepikiran dan merasa lebih bersalah lagi atas dirinya.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Dengan sigap Reyesh berdiri dan memutar badan, membelakangi Mutiara.

Dari belakang, Mutiara pun dapat melihat dengan jelas, kalau si jenius itu sedang sibuk menyeka air matanya.

Hah?! Reyesh nangis?  Si jenius super dingin itu bisa nangis? Gumam Mutiara dalam hatinya.

Ia masih tidak percaya atas pemandangan di hadapannya sekarang. Gadis yang mendapat label tertinggi sebagai bidadari kampus itu, kembali dibuat heran dengan sikap baru mentornya kali ini.

Mutiara masih dibuat kelu atas sikap Reyesh kali ini.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa jenius itu benar-benar menangis di hadapan dirinya. Sesuatu yang bagi Mutiara langka dan membuat hatinya terenyuh melihat pemandangan di hadapannya. Kemudian, Reyesh perlahan angkat bicara.

"Mohon maaf atas sikapku barusan, Mut." ucapnya pelan.

"Tidak apa-apa. Tapi, kamu kenapa nangis? Aku minta maaf kalau membuatmu nangis seperti itu." balas Mutiara, juga dengan tutur kata yang lebih lembut, khawatir agar tidak menyinggung Reyesh lebih jauh lagi.

"Tidak, jangan minta maaf. Tadi itu total kesalahanku. Aku menyentuhmu tanpa meminta izin. Dan sangat kelewatan. Sekali lagi, aku minta maaf banget, Mut. Jujur, nggak ada maksud dan tujuan lain." Reyesh kembali mengungkapkan penyesalannya kepada Mutiara.

Dari tatapan berbinar si jenius itu, Mutiara dapat mengerti bahwa pengakuan barusan jujur dan sangat tulus.

"Baiklah. Akan aku maafkan, asal kamu memberikan alasan kenapa meminta maaf." tagih Mutiara.

Gadis cantik itu sangat penasaran mengapa Reyesh tiba-tiba bisa menangis, hanya karena menyentuh dan mengelus kepalanya.

Reyesh terdiam sejenak. Menatap wajah Mutiara dengan tenang. Tatapan itu bahkan lebih dingin dan merembas hati Mutiara.

"Di-dia adikku, Mut." ucap Reyesh, membuka kisahnya.

"Hah?! Maksudnya?" Mutiara kebingungan.

"Saat tangan ini mengelus mahkotamu barusan, ingatanku langsung menuju adikku. Sikap manja, jutek, dan judes diantara kalian berdua sangat mirip. Maka, aku reflek dan langsung menganggapmu adikku dalam momen singkat itu. Maaf, Mut." Reyesh kembali ungkapkan maaf disela kisahnya.

Setelah mendengar kisah singkat Reyesh, Mutiara bahagia sekaligus bersedih.

Gadis itu bahagia lantaran Reyesh yang menganggapnya adik, pasti pertemuan mereka berikutnya tidak akan canggung lagi. Dengan si jenius itu menyamakan dirinya dengan sang adik, maka batasan diantara mereka berdua semakin menghilang.

Inilah yang ditunggu oleh Mutiara. Saat dimana Reyesh sudah melepas batas canggung dengan dirinya, sehingga lebih cair dalam obrolan dan bercerita.

Namun, ia nampak bersedih lebih daripada sebelumnya. Karena, dengan begitu, sudah tidak ada kesempatan bagi Reyesh menganggapya 'lebih dari sekadar teman.'

Mutiara ingin di anggap Reyesh sebagai sosok perempuan yang akan menawan hati si jenius itu. Menjadikan namanya sebagai gadis utama dalam singgasana hati Reyesh. Semua itu sirna lantaran batasan Reyesh yang menganggap dirinya sebagai adik, tidak lebih.

Cukup lama Mutiara melamun dengan pertikaian sengit dalam pikirannya. Reyesh perlahan membangunkan lamunan gadis cantik itu,

"Mut... Mut? Kamu kenapa bengong?" ucap Reyesh dengan menggoyangkan spidol bolak-balik di hadapan Mutiara, agar gadis binaannya itu tersadar.

"Maaf, Rey. Aku melamun."

"Masih perawan jangan keseringan ngelamun! Nanti mukamu gampang boros lho, dan terlihat lebih tua dari umurmu seharusnya." Reyesh memberikan nasehat.

Mendengar saran dari si jenius itu, Mutiara langsung memikirkan hal iseng dan aneh. Sekaligus ingin menguak sejauh mana wawasan psikologi si maniak nilai ini.

"Dari mana kamu tahu kalau aku masih perawan? Kan bisa jadi, aku sudah nggak disegel. Apalagi, perempuan lain sepertiku, di generasi sekarang ini banyak yang sudah tidak perawan! Kamu bisa cek datanya di BPS (Badan Pusat Statistik), Rey." ucap Mutiara, sangat menunggu respon Reyesh.

"Bagaimana bisa aku menebak kamu masih perawan, gitu?" tanya balik Reyesh.

"He'em! Kan kamu nggak pernah lihat ataupun menyentuh, apalagi nyobain punyaku. Bagaimana bisa tahu?"

Bersambung.....

1
Musri
awal yg bagus...
alfphyrizhmi: thanks kaaakk... ditunggu terus ya. nanti sore akan update lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!