Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendetoksifikasi Racun
Saat suara musik berkumandang, beberapa gadis penari memasuki aula perjamuan dan mulai melenggak-lenggokkan tubuh mereka hanya untuk menghibur tamu undangan.
Semua orang menonton pertunjukan sambil menikmati hidangan yang disajikan di tempat duduk masing-masing.
Pangeran Runan menuangkan arak ke dalam gelasnya dan berniat meminumnya dalam satu tegukan, tapi pergelangan tangannya tiba-tiba saja dicengkeram lembut oleh Jinyue.
Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi tatapannya yang menyiratkan kebingungan jelas sedang mempertanyakan maksud Jinyue.
"Kamu pikir cincinku adalah obat dewa? Kamu dalam masa pemulihan, masih berani minum arak?" Jinyue bertanya seraya mengambil alih gelas arak dari tangan Pangeran Runan, lalu meletakkannya kembali ke atas meja.
Dia tidak sadar, tangannya yang lain masih bertengger di pergelangan tangan sang pangeran.
Pangeran Runan hampir lupa, dia bisa selamat dari Racun Aconite dan bertahan hidup sampai detik ini berkat cincin giok merah yang melingkar di jari telunjuk Jinyue.
Saat menyelamatkan Pangeran Runan terakhir kali dari kejaran musuh, Jinyue tidak sengaja menyentuh darah Pangeran Runan.
Dan tiba-tiba hal ajaib terjadi, cincin yang semula semerah darah berubah hitam pekat seperti arang!
Karena perubahannya sangat mencolok, tentu saja Jinyue dan Pangeran Runan menyadarinya dan sangat terkejut.
Namun, situasi saat itu cukup mencengkam sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk membahasnya.
Begitu kembali ke Kediaman Bangsawan, Jinyue mulai membaca beberapa buku pengobatan dan melakukan uji coba terhadap cincinnya.
Baru saat itulah, Jinyue menyadari bahwa cincinnya ternyata bisa mendetoksifikasi racun.
Kemudian, pada pertemuan kedua dengan Pangeran Runan di Kedai Chaguan, Jinyue menyadari ada yang salah dengan kondisi Pangeran Runan.
Di permukaan, sang pangeran tampak baik-baik saja. Dia terlihat sehat, gagah, kuat dan prima seperti biasa.
Namun, Jinyue jelas melihat kulit Pangeran Runan sedikit pucat seolah-olah tidak ada darah yang mengalir ke sekujur tubuhnya.
Jinyue pikir, itu mungkin disebabkan oleh sisa-sisa racun yang masih mengendap di tubuh sang pangeran.
"Yang Mulia, apakah racun di tubuh Anda sudah sepenuhnya hilang?" Jinyue memebranikan diri dan bertanya dengan hati-hati.
Pangeran Runan terkejut, tetapi keterkejutan yang melintas di wajahnya hanya bertahan beberapa detik dan tergantikan oleh ekspresi datar andalannya.
Dia berbalik mengajukan pertanyaan dengan tenang. "Bagaimana kamu tahu aku diracuni?"
"Kamu ingat ada gadis bercadar yang menolongmu di Kuil Louyan? Itu adalah aku ...." Jinyue tanpa ragu membongkar identitasnya, bahkan bersedia membeberkan sedikit rahasianya kepada Pangeran Runan.
Bagaimanapun, mereka adalah sekutu dan sudah seharusnya saling percaya.
"Aku tahu," kata Pangeran Runan tak acuh, dia sudah mengetahuinya sejak Jinyue memperkenalkan diri padanya.
Jika tidak, mana mungkin dia bersedia memberikan liontin gioknya kepada gadis asing.
Pangeran Runan memberikan liontin giok peninggalan sang ibu hanya karena gadis itu adalah Zhao Jinyue!
"Lalu, kamu ingat pada cincinku yang tiba-tiba berubah menghitam setelah terkena darahmu?" Jinyue bertanya dengan antusias sambil memperlihatkan cincinnya semerah darah.
"Apa itu adalah Giok Darah?" Pangeran Runan mengangkat sebelah alisnya, ada sedikit rasa takjub yang melintas di netra gelapnya.
Dia pernah mendengar sebuah legenda bahwa ada sepasang giok yang bisa mendeteksi dan mendetoksifikasi segala jenis racun.
Jika Giok Darah sebagai pendetoksifikasi, maka Giok Salju adalah pendeteksi racunnya.
Saat mendeteksi adanya racun, Giok Salju akan memanas seperti dipanggang di atas tungku kayu, sedangkan Giok Darah berubah menghitam setelah menyerap racun.
Namun, Pangeran Runan tidak pernah berpikir sepasang giok itu benar-benar nyata adanya dan menganggap keduanya hanyalah sebuah legenda.
"Bagaimana kalau kita mencobanya?" Bukannya memberikan jawaban yang pasti, Jinyue justru berbalik bertanya dengan alis yang terangkat sebelah.
Begitu saja, Pangeran Runan dan Jinyue akhirnya melakukan eksperimen bersama-sama hanya untuk membuktikan bahwa cincin itu benar-benar Giok Ruyi.
....
Kembali ke acarabperjamuan, Pangeran Runan menggenggam tangan Jinyue sambil berbicara dengan nada dan senyuman meng9oda. "Aku menurut saja sama istriku."
Jinyue tersadar dan segera melepaskan tangannya, lalu berpaling dengan wajah memerah menahan malu.
Di seberang, Pangeran Rui mulai terbakar api cemburu saat melihat tindak-tanduk Pangeran Runan dan Jinyue. 'Jinyue, beraninya kamu genit pada pria lain di depanku!'
'Wanita jalan9! Setelah kurebut Pangeran Rui darimu, kamu malah mendapatkan Pangeran Runan!' Yi Nan juga memperhatikan keharmonisan mereka dengan perasaan iri yang mengikis hatinya.
Bukan hanya Yi Nan, bahkan semua orang di ibukota tahu bahwa Pangeran Runan memang lebih baik dalam segala hal jika dibandingkan dengan Pangeran Rui.
Namun, siapa yang berani mendambakan Pangeran Iblis itu?
Menatap langsung pada netra gelap sang pangeran yang selalu dihiasi dengan niat membunuh saja mereka tidak berani, apalagi mendekatinya.
Jinyue malah beruntung bisa duduk di samping sang pangeran, bahkan sebentar lagi menjadi istrinya
Dia membuat semua wanita iri, tapi tidak ada yang berani mendambakan posisinya.
'Seharusnya kamu berada di bawah kakiku dan kuinjak-injak sampai tidak bisa bangkit lagi!'
'Kamu tetap saja masih mengharapkan wanita jalan9 itu!' Yi Nan menyadari kecemburuan yang terlukis jelas di wajah Pangeran Rui, kebencian pun semakin menggerogotinya.
Dia menekan kebencian yang membawa niat jahat di hatinya, lalu memutar sedikit tubuhnya untuk menghadap ke arah Pangeran Rui dengan memasang ekspresi menyedihkan di wajahnya. "Yang Mulia, ini salah Yi Nan. Statusku cuma orang biasa, tapi ingin bersama Yang Mulia. Makanya adikku sampai marah dan memilih Pangeran Runan."
"Yi Nan, ini bukan salahmu." Pangeran Rui segera menggenggam jemari sang selir sambil menghiburnya dengan lembut. "Di dunia ini, kamulah satu-satunya wanita yang paling mengerti aku. Sementara Jinyue, sudah jelas statusnya terhormat, malah bergaul dengan orang rendahan."
Saat bicara, Pangeran Rui melayangkan tatapan sinisnya ke arah Jinyue yang tidak menghiraukan dirinya. "Jika dia benar-benar jadi istri sahku, entah berapa banyak kekacauan yang akan dia buat."
Senyuman di wajah Yi mekar bagai bunga. "Ada Yi Nan di hati Yang Mulia, Yi Nan sangat senang dan akan membantu Anda mewujudkan mimpi."
Pangeran Rui mengerutkan keningnya, merasa kata-kata Yi Nan memiliki maksud yang dalam dan tersembunyi.
"Yi Nan hanya berharap, setelah Adik Jinyue masuk istana, Yang Mulia akan tetap mendukung Yi Nan seperti sebelumnya."
Pangeran Rui manatap curiga pada Yi Nan dan bertanya dengan penuh selidik. "Yi Nan, apa yang akan kamu lakukan?"
"Aku bersedia melibatkan diri untuk kebahagiaan Yang Mulia dan adikku." Yi Nan tidak memberikan jawaban secara gamblang, tetapi sikapnya tampak seperti wanita penuh pengertian.
semangaaattt 💪💪💪💪