BANGKITNYA MATA API MEMBARA

"1, 2 dan 1, jumlahnya adalah 4, yang berarti angka kecil," ujar bandar dadu.

Bandar dadu mulai mengambil beberapa chip dari meja pasangan angka besar dan harus membayar pasangan angka kecil milik Evan.

Kali ini bandar dadu yang sebelumnya selalu menang besar kini juga mulai mengalami kerugian dari Evan.

"Tidak di sangka pemuda itu tebakannya benar," ujar seseorang di sana mengatai Evan.

"Tampaknya dia cukup beruntung juga," ujar orang yang lain.

Permainan juga di lanjutkan kembali dengan hanya tersisa beberapa orang saja yang masih memasang termasuk Evan.

Setengah jam kemudian, seluruh orang juga sudah kehabisan chip nya karena selalu kalah, sedangkan hanya Evan sendiri di setiap putaran yang selalu menang.

"Pemuda ini benar-benar gila, dari tadi belum pernah sekalipun dia salah dalam menebak," ujar seseorang di sana.

"Entah sudah berapa banyak chip berwarna emas yang dia menangkan, mungkin sudah mencapai ratusan," ujar orang yang lain.

"Kalau begini terus, dia akan kaya raya hanya dalam hitungan jam saja," ujar orang yang lain.

Orang-orang tidak menyangka dengan kemenangan Evan ini dan juga mulai kagum terhadapnya.

Kini Evan sudah berhasil mengumpulkan 500 chip berwarna emas yang senilai 50 milyar kurang dari satu jam saja.

Bandar dadu juga telah mengeluarkan keringat dingin dari tubuhnya yang membasahi pakaiannya. Belum pernah dia bertemu dengan pemain sehebat ini sebelumnya, jika terus seperti ini, maka casino akan mengalami kerugian yang besar.

Sementara itu di ruangan khusus yang berada di dalam casino, seorang petugas casino melaporkan hal ini kepada Demian.

"Apa...?" ujar Demian terkejut.

Demian tidak menyangka akan ada orang yang dalam sekejap saja sudah membuat casino nya kehilangan puluhan milyar.

"Ayah tenang saja, biar aku yang akan membereskan nya," ujar Yohana putrinya.

Yohana adalah seorang ratu dadu yang begitu terkenal bahkan juga di juluki sebagai masternya dadu. Jika Yohana yang turun tangan, maka semuanya akan terselesaikan, pikir Demian.

"Baiklah, kalau begitu aku serahkan semuanya kepada mu, aku percaya dengan kemampuan putriku ini," balas Demian.

Yohana juga mulai berjalan keluar dari ruangan itu dengan sedikit penasaran terhadap sosok pria yang selalu menang dalam memasang taruhan dadu.

Sudah lama dirinya tidak menggoncang dadu di karenakan kebanyakan orang akan langsung takut bila bertemu dengannya.

Sementara itu di meja permainan dadu, bandar dadu tangannya tampak bergetar hebat memegangi tabung penutup. Dirinya begitu takut untuk menggoncang lagi dan akhirnya juga akan kalah lagi.

"Ayo mulai lagi!" ujar Evan.

Evan juga semakin bersemangat untuk terus menang. Dirinya harus mendapatkan banyak uang untuk membeli apa yang dia inginkan.

"Kamu bisa istirahat, biar aku yang gantikan," ujar Yohana menepuk pundak bandar dadu.

Yohana juga sudah tiba di sana dan langsung menarik perhatian semua orang yang langsung mengenalinya.

"Itu nona Yohana, putri dari tuan Demian, aku dengar dia adalah seorang master dadu yang terkenal di luar negeri," ujar salah seorang di sana.

"Cantik dan memiliki kemampuan yang hebat, nona Yohana benar-benar sempurna," ujar orang yang lain.

"Jika nona Yohana sudah turun tangan, maka lebih baik berhenti saja, karena hasilnya sudah di ketahui," ujar orang yang lain lagi.

Evan juga melihat ke arah Yohana, harus Evan akui Yohana ini sangat cantik dan menarik. Namun mendengar bahwa Yohana adalah master ratu dadu, Evan sama sekali tidak mengetahuinya.

"Bandar yang lama sudah kelelahan, jadi aku yang akan menggantikan," ujar Yohana kepada Evan.

"Tentu tuan tidak akan keberatan bukan," sambung Yohana.

"Tentu saja tidak," balas Evan.

"Apa pemuda ini bodoh, apa dia tidak tahu tentang kehebatan nona Yohana, aku sarankan lebih baik berhenti saja, dari pada akhirnya malah menangis," ujar salah seorang mengatai Evan.

"Walaupun selalu menang berturut-turut, tapi itu hanya keberuntungan saja, keberuntungan tidak berarti di hadapan nona Yohana," ujar orang yang lain.

"Modal 1 chip emas kini sudah jadi ratusan, itu sudah cukup dan jangan terlalu ambisi," ujar orang yang lain lagi.

Evan sama sekali tidak memperdulikan perkataan orang-orang terhadapnya. Tidak perduli seberapa hebat lawan yang dia hadapi, selama ada mata api, Evan yakin dapat mengalahkan nya.

"Ayo mulai! ujar Evan.

Yohana cukup terkejut pemuda di hadapannya ini sama sekali tidak takut kepadanya. Apa mungkin dia sama sekali tidak mengenalnya atau dia adalah pria yang bodoh, pikirnya.

"Kamu cukup percaya diri," ujar Yohana dengan sedikit senyuman.

"Baiklah, aku akan mulai," sambung Yohana.

Pertarungan dadu antara Evan dan Yohana juga di mulai. Hal ini semakin membuat banyak orang yang datang mengerumuni mereka untuk menonton.

Yohana juga mulai menggoncang dadunya ke atas dan meletakkannya kembali ke atas meja. Tidak ada yang istimewa dari cara dan teknik menggonggong dadu Yohana.

"Silahkan pasang taruhannya!" ujar Yohana.

Evan juga menatap ke arah tabung penutup dadu dan langsung menggunakan kekuatan mata apinya. Sekilas cahaya api terlintas di kedua mata Evan.

Kedua bola mata Evan tampak seperti bola api yang membara dan mengeluarkan kekuatan tembus pandangnya. Penglihatan Evan langsung menembus tabung penutup dadu dan terlihat tiga buah dadu dengan angka 3, 4 dan 5. Ketiga anggota dadu tersebut bila di gabungkan akan berjumlah 12 yang berarti adalah angka besar.

"Aku pasang angka besar," ujar Evan.

Evan menaruhkan 50 buah chip berwarna emas yang bernilai 5 milyar pada meja pasangan angka besar.

"Karena kamu sudah bertaruh, maka aku akan membukanya," ujar Yohana.

Yohana meletakkan telapak tangannya pada tabung penutup dadu dengan di ikuti sedikit senyuman di sudut bibirnya. Pada saat inilah Yohana mengeluarkan teknik istimewa yang dia miliki tanpa di ketahui oleh siapapun.

Yohana juga mulai membuka tabung penutupnya secara perlahan-lahan. Semua orang tampak begitu penasaran dengan angka yang akan keluar.

Muncullah tiga buah dadu dengan masing-masing angka 2, 4 dan 2. Ketiga angka ini berjumlah 8, yang artinya adalah angka kecil.

Alhasil Evan juga kalah dalam taruhan ini dan Yohana juga langsung mengambil 50 chip emas yang di pasang oleh Evan.

Evan sangat terkejut sekali melihat yang keluar adalah angka kecil. Ketiga angka tersebut berbeda dari yang dia lihat dengan kekuatan tembus pandangnya.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi, kenapa angkanya bisa berubah?" pikir Evan.

"Tidak mungkin mata apiku salah," pikir Evan lagi.

Evan tampak kebingungan sekali tanpa mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi. Sepertinya wanita di hadapannya ini pasti telah melakukan sesuatu yang tidak dia lihat dan ketahui, pikir nya.

"Aku sudah bisa menebak sebelumnya, walaupun sebelumnya dia selalu menang, tapi bagi nona Yohana, dia bukanlah apa-apa," ujar salah seorang di sana.

"Pemuda itu terlalu percaya diri, sebentar lagi dia pasti akan menangis," ujar orang yang lain.

"Lebih baik berhenti saja sekarang, dari pada semua uang yang di dapatkan akan habis tidak tersisa," ujar orang yang lain lagi.

Yohana sendiri tampak begitu puas sekali saat ini. Harus Yohana akui bahwa Evan ini sebenarnya cukup lumayan. Dia bisa menebak dengan benar bahwa angka besar yang akan keluar, jika dirinya tidak menggunakan teknik istimewanya, pasti dia akan kalah.

"Baru kalah sekali, tentu tidak akan membuatmu mundur bukan?" tanya Yohana kepada Evan.

"Kenapa harus takut, bukankah yang aku gunakan main adalah uang kemenangan dari kalian juga," jawab Evan.

Yohana yang mendengarnya tampak kesal, beraninya pemuda di hadapannya ini malah memprovokasi nya.

"Brengsek, aku akan membuat mu menyesal," ucap Yohana dalam hati.