Bumi, tahun 2120. Di sebuah kota kecil, tepatnya sebuah gang belakang distrik F. Lahirlah seorang anak laki-laki , bernama Arlean yang berarti "Janji". Kedua orang tuanya, merupakan seorang petualang peringkat (E+), bertugas untuk membantu kerajaan dalam menghabisi binatang-binatang buas dan moster yang menyerang ke wilayah kerajaan.
Dunia ini memiliki sejarah baru, yaitu. Adanya gelombang energi yang tidak diketahui menimpa bumi kita. Perluasan wilayah bumi dengan tiba-tiba, yang semula berkisar 1x (510.072.000 km²) menjadi 1.000x lipat luasnya.
Monster-monster perlahan muncul, beserta. Dengan adanya kekuatan sihir dan sistem, Arlean yang seorang anak kecil, bercita-cita menjadi petualang tingkat teratas, seperti kedua orangtuanya. Mampukah dia mencapai mimpinya? Ataukah malah sebaliknya... kegagalan yang tragis! ("Cerita ini, merupakan kisah dari seseorang yang jauh dan sangat berharga bagiku" by; Florina).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AI. htiar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(08) Tes Bakat Dan Munculnya Bintang Baru
(Di Pintu Masuk Ruangan Tes Bakat)
Semua orang menunggu datangnya. Seorang staff penjaga, untuk pengecekan anak-anak. Arlean yang kala itu, bersama Viona. Bertanya sesuatu kepadanya.
Arlean : "Kak Viona, tempat ini luas sekali ya..." Sembari melihat-lihat disekelilingnya.
Viona yang melihat Arlean, memandang ke segala arah, untuk melihat kemewahan tempat ruangan tes bakat. Tersenyum melihat keimutan adek kecilnya.
Tetiba gerbang dari ruangan tes bakat terbuka. "phufffss... ", terlihat seorang wanita anggun berpakaian seperti pekerja staff kantoran. Dan beberapa robot kecil, menemaninya.
Tristan, yang melihat gerbang terbuka. Meminta Viona, untuk segera mengantarkan Arlean masuk.
Viona yang mendengar permintaan ayahnya, langsung berbalik ke arlean. Dan berjongkok sembari mengelus kepala nya, untuk memberitahu Arlean.
Viona : "Arlean.., apapun yang terjadi di dalam. Semangat ya, jangan putus asa. Tidak peduli, hasil apa yang kamu dapatkan. Kakak tidak akan pernah marah kepada mu."
Viona pun melanjutkan berkata : "Semangat!" sambil menggenggam satu tangannya.
Arlean pun, menjawab kakaknya, Viona.
Arlean : "Tentu Kak!" sembari menganggukan kepalanya.
Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada kakaknya dan kedua orang tuanya. Arlean pun pergi menuju ke tempat ruangan tes bakat tersebut.
. ...
(Di Ruangan Tes Bakat)
Setiap anak-anak yang masuk ke ruangan tes bakat. Mendapatkan 1 pendampingan dari robot kecil. Agar, setiap anak-anak yang masuk ke ruangan. Tidaklah takut dan kaget.
Para pekerja yang melihat anak-anak sudah berkumpul dan didampingi oleh para robot. Segera mengarahkan mereka, satu-persatu. Untuk memulai penilaian di batu besar bercahaya warna-warni, layaknya berkilauan seperti berlian putih. Batu yang mengambang di tengah-tengah lubang, dikelilingi oleh fondasi-fondasi yang indah. Yang memiliki pagar disetiap sisi fondasi-fondasi nya, di bawahnya mengalir air mana yang bersih. Setiap rantai yang dililitkan melalui 4 sisi kepada batu tersebut, bertujuan untuk menyalurkan mana ke seluruh fondasi bangunan.
Setiap cahaya yang muncul darinya, memiliki potensi nya masing-masing. Yang bersamaan dengan menampilkan status milik para peserta beserta bakat miliknya.
Arlean yang kala itu berada di ruangan, melihat anak-anak yang lain telah maju. Banyak yang membangkitkan potensi-potensi bagus dan class yang bagus, aura mereka terpampang jelas seiring kebangkitan itu.
Ketika Arlean melihat ke dinding atas, Arlean melihat kakaknya dan orangtua nya, melambai kepadanya. Di tempat tunggu, berlapis kaca. Tiba-tiba ada seorang anak perempuan menghampiri Arlean, yang saat itu sedang menunggu giliran nya untuk maju.
Florina : "Hei Arlean! kamu disini juga" Senyum anak kecil kepada Arlean. Berniat menggangu Arlean.
Arlean yang melihat nya berkata dalam hati. "Aduhh.. ada Florin". Wajahnya terlihat tidak enak dan memalingkan mukanya.
Seketika, Florina. Segera membisikkan sesuatu kepada Arlean.
" Hey Arlean, kamu tahu. Nanti... Ada monster yang melahap mu disana, hihihi..". Sambil menunjuk ke batu besar yang mengambang.
Arlean yang ditakut-takuti oleh Florina menimpalinya. "Apaan, aku nggak takut. Kamu tuh.. "
Sehabis Arlean menjawab. Florina langsung pergi ke depan dan melambaikan tangannya ke Arlean. "Dadah bocah Arlean" sambil tersenyum seperti mengejek temannya.
. ..
Florina yang maju, berdiri di tengah-tengah lingkaran sisi barat. Yang dI depannya, merupakan pagar-pagar berlapis emas putih.
Cahaya datang perlahan-lahan menyinari. Dari sisi kristal besar tersebut. Yang berbentuk kristal belah ketupat.
Florina yang diam ditengah-tengah lingkaran. Seketika dihujani oleh cahaya-cahaya suci. Berwarna lapisan emas nan putih berkilau, layaknya perak. Pemberitahuan dari sebuah [System] bergema.
...[Selamat, kepada Florina de Vontiera] . ..
.. [Telah mendapatkan Class, bintang baru {Sword Saintess Holy Maiden}]..
Setelah terdengar pemberitahuan di tes bakat. Orang-orang mulai berbicara, terkait. Siapa anak tersebut, bagaimana ia mendapatkan kelas tersebut, dan banyak lagi. Di sisi reporter, yang tidak diperbolehkan untuk masuk ke ruangan tes bakat, hanya bisa memotret melalui kaca tebal. Yang memperlihatkan para peserta yang berada di bawah.
Tidak lama setelah itu, anak Grimwald. Yang berada di sisi bagian timur, juga mengejutkan para orang-orang yang sedang menonton di balik kaca.
Pemberitahuan kedua dari [System] pun bergema lagi.
. .. [Selamat, kepada Cassian von Ogranian]...
.. [Telah mendapatkan Class, bintang baru {Heavenly Knuckle Sovereign}]..
Reaksi orang-orang pun sama. Ketika pertama kali mendengar bahwa, ada seseorang yang mendapatkan hidden secret class.
Cassian yang dikala itu, masih memiliki aura tersisa dari kristal penilaian tersebut. Memperlihatkan sosoknya, yang sangat hebat sembari diliputi oleh cahaya emas yang diikuti oleh merah-kemerahan layaknya merah bertatahkan emas terang dan sedikit gelap.
Menghampiri Arlean, yang hendak menuju lingkaran pengujian, penilaian bakat. Dan berkata.
"Hem, kau yang tadi dikatakan pemberani oleh ayahku?" senyum liciknya ia tunjukkan pada Arlean.
Arlean yang mendengar perkataan itu dari Cassian. Ia tidak menghiraukannya dan langsung menuju ke lokasi lingkaran pengujian, penilaian bakat.
---___
Ditempat, dibalik kaca. Viona dan Ayahnya berbincang-bincang, terkait Arlean dan anak Grimwald.
Viona : "Ayah, aku tidak menyangka. Anak Grimwald bisa sesombong itu" Setelah ia melihat Cassian yang bersikap sombong kepada Arlean.
Tristan : "Jangan khawatir, mungkin saja Arlean. Akan membawa keajaiban juga bukan?" menatap Arlean dengan percaya diri.
-"Tapi ini, memang kabar menarik. 2 Anak dari kerajaan kita, memiliki class bintang baru". Sembari memperhatikan Cassian dan Florina.
Perbincangan pun dilakukan sampai, Arlean maju untuk mendapatkan bakat penilaian nya.
---___...
(Di Lingkaran Penilaian)
Arlean yang kala itu sudah berada di tengah-tengah, tiba-tiba. Cahaya perak mendekatinya dengan perlahan-lahan. Hingga di sebuah titik, ia merasakan perasaan yang hangat dan tanpa bahaya yang mengancam. Ketenangan yang belum pernah ia rasakan.
Sebuah pemberitahuan kecil pun datang, kepada Arlean.
.[Selamat Kepada, Arlean von Britan].
[Telah mendapatkan Class, {Adventurer Explorer}]
Cassian yang kala itu, melihat [Arlean]. Tidak mendapatkan pengumuman megah seperti dirinya, menertawakan nya dan mengejeknya.
Florina, yang melihat Arlean ditertawakan oleh Cassian. Mencoba menghalangi Cassian dari mengejek Arlean.
Disaat Arlean, hendak. Kembali, sembari menerima ejekan dari Cassian.
Kalung yang ia simpan, sebagai warisan dari orang tuanya yang lalu. Yang diberitahukan oleh kakaknya [Viona], bahwa kalung tersebut. Harus berada bersamanya, entah dimana atau kapanpun itu. Bersinar dalam redupan cahaya, yang tidak terlalu silau. Dan tidak pula cahaya tersebut menembus keluar dari saku hitamnya.
...
Semua waktu berhenti dan sebuah sosok entitas cahaya terlihat dari kristal bercahaya tersebut. Ia menyapa Arlean dan memberitahukannya.
'"Diberkahilah Orang Yang Mendapat Kasih Sayang Dari Tuhannya"'.
[System] yang semula diam. Memberitahu kan sebuah notifikasi kepada Arlean.
Ding!'
[Mendapatkan Berkah : (???)]
. ...
Setelah pemberitahuan itu, seketika. Waktu yang semula berhenti, mendadak menjadi berjalan semestinya. Arlean yang kala itu tersentak, akibat fenomena [Statis Waktu], menjadi pingsan dan tidak sadarkan diri.
Dokter yang bersiaga, segera mendatangi Arlean untuk mengangkutnya menuju ruang perawatan. Viona yang kala itu diam di atas, segera berlari. Untuk menuju ke bawah, ruangan gerbang tes bakat.
Di ruangan tes bakat, sempat terjadi kericuhan. Karena sangat jarang sekali, ada anak-anak. Yang pingsan disaat penilaian. Para petugas pun, berusaha untuk menenangkan anak-anak.
Cassian yang kala itu mengejek Arlean, bergumam. "Cih.. begitu saja, pingsan!" Tatapan mengejek dan senyuman sinis ditujukan kepada [Arlean] yang terkapar di tenda sihir canggih. Milik para dokter.
Florina yang telah diajarkan untuk tidak panik oleh bibinya pun. Terlihat panik, karena yang pingsan adalah temannya sendiri. Teman yang menemaninya disaat ia berumur 1~3 tahun.
Waktu pun berlalu.
---__.... (Di Ruangan Perawatan)
Viona yang dikala itu, mengejar para dokter. Untuk menuju ke ruang perawatan, melihat [Arlean] adik yang ia anggap adiknya sendiri. Menangis tersedu-sedu, khawatir. Terjadi kenapa-kenapa kepada Arlean.
Hingga sampai beberapa jam kemudian. Sore hari.
Viona yang duduk di kursi kecil. Sembari memegang tangan kecilnya [Arlean]. Merasakan, ada gerakan tangan yang lemah. Ia pun bangun dan mengucapkan kata.
Viona : "Arlean? Kamu sudah bangun?? ".. Hampir menangis Viona.
Dan [Arlean] yang melihat kakaknya hampir menangis. Mengangguk dan berkata: "Hmm.. iya".
Viona pun segera memeluk Arlean. Yang air matanya mengalir keluar, menuju pipinya. Hingga, ia membasahi pipinya sendiri.
Tristan yang saat itu melihat Viona, berkata.
Tristan : " Viona, sudah-sudah. Adek mu butuh istirahat, jangan memeluknya, dia kesusahan tuh".
Ibu Viona : "Yang penting sekarang, adek mu. Bisa sehat kembali dulu". Sembari mengelus kepala Arlean.
. ..
Mereka bertiga pun duduk. Di meja perawatan, yang memang disiapkan untuk para penjenguk. Setelah Arlean tertidur kembali. Mereka pun berdiskusi terkait, apa yang harus dilakukan kepada [Arlean] selanjutnya.
Tristan : "Jadi, Arlean. Mendapatkan Class [Adventurer Explorer]". Menatap istrinya.
Ibu Viona : " Iya". Menatap juga kepada Viona.
Viona yang merasakan ditatap oleh keduanya. Berkata : "Ayah, Ibu. Tidak peduli, serendah apapun Class itu."
-"Setiap orang dapat berkembang melalui pengalaman. Kita tidak boleh menjadikan Class sebagai patokan". Sambil cemberut. Berharap agar Ayah dan Ibu nya, tidak marah kepada Arlean.
Tristan : "Haha~. Anakku ini. Viona, kamu tidak perlu khawatir. Meskipun dia berada di Class terendah pun. Ayah akan mengajarinya, ilmu tombak milik ayah".
Ibu Viona pun menambahkan : " Ibu akan tetap mengajarinya, untuk bisa seperti bangsawan, kamu tidak perlu khawatir ".
Viona yang mendengsr hal itu, bertanya untuk sekalian kalinya. " Sungguh? " menatap dengan penuh harapan.
Keduanya pun mengangguk setuju dan tersenyum kepadanya.
Suara bahagia Viona terdengar. Dan pelukan mereka bersama diantara ketiganya dan pelukan terakhir diantara mereka dan Arlean.
_____
Bersambung : {Ch (09) Kehidupan Arlean} > [Next]
aku udah like dan komen ya kak, jangan lupa balasannya di ceritaku🙃✨🙏
semangat terus nulisnya✨😁
jangan lupa mampir buat like dan komen di cerita ku ya kak🥺🙏
mampir juga ya ../Coffee//Coffee/