"Ambil saja suamiku, tapi bukan salahku merebut suamimu!"
Adara yang mengetahui pengkhianatan Galang—suaminya dan Sheila—sahabatnya, memilih diam, membiarkan keduanya seolah-olah aman dalam pengkhianatan itu.
Tapi, Adara bukan diam karena tak mampu. Namun, dia sudah merencanakan balas dendam yang melibatkan, Darren—suami Sheila, saat keduanya bekerjasama untuk membalas pengkhianatan diantara mereka, Darren mulai jatuh dalam pesona Adara, tapi Darren menyadari bahwa Adara tidak datang untuk bermain-main.
"Apa yang bisa aku berikan untuk membantumu?" —Darren
"Berikan saja tubuhmu itu, kepadaku!" —Adara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga
"Kamu akan di sini setiap hari?" tanya Sheila dengan raut wajah terkejut.
"Kenapa ...?" Adara balik bertanya, bukannya menjawab pertanyaan Sheila.
"Apa kamu akan kerja di sini?" Lagi-lagi pertanyaan yang Sheila ajukan.
Adara tertawa mendengar pertanyaan Sheila. Pasti sahabatnya itu takut ketahuan dan tak bisa bebas lagi berselingkuh. Sebenarnya dia tak perlu turun tangan langsung, bisa melalui tangan orang lain untuk mengetahui apa yang suaminya lakukan dengan kekasih gelapnya itu.
Namun, Adara datang hanya untuk memeriksa keuangan dan kinerja perusahaan selama dipimpin suaminya. Diakui jika sejak Galang memimpin, perusahaan berkembang pesat. Tapi, dia tak pernah tahu apakah suaminya itu ada menyelewengkan uang kantor atau tidak. Inilah yang akan dia periksa.
"Aku kerja atau tidak, terserah diriku. Ini perusahaan'ku, mau aku apakan, tak ada yang bisa melarang atau marah."
Sheila tampak cemberut mendengar ucapan Adara. Dia dari dulu memang agak iri dengan sahabatnya itu. Adara memiliki semua yang wanita idamkan. Berasal dari keluarga baik-baik, kaya, cantik dan pintar. Seolah Tuhan menciptakan dia paling sempurna.
Sheila sebenarnya tak kalah cantik dari Adara. Buktinya dia bisa dapat suami seorang aktor tampan. Sayang suaminya tak memberinya uang yang banyak. Padahal dia seorang aktor ternama. Entah kemana uangnya disimpan.
Namun, Sheila berasal dari keluarga kurang mampu dan kedua orang tuanya telah berpisah sejak dia masih kecil. Sehingga melihat keluarga Adara yang Cemara, dia merasa sangat iri.
"Perusahaan ini milikku, Galang hanyalah karyawan. Hari ini juga aku bisa membuat dia gembel jika aku mau!" bisik Adara ke telinga Sheila. Dia masih menjaga nama baik suaminya sehingga tak mau merendahkan di depan karyawan lain.
Setelah mengatakan itu, Adara berjalan meninggalkan Sheila tanpa menunggu jawaban dari wanita itu. Dia ingin menghubungi pengacara dan melindungi semua aset miliknya.
Melihat Adara telah menghilang, Sheila langsung berdiri. Dia lalu berjalan menuju ruang kerja Galang. Tampak pria itu sedang bekerja. Dia lalu duduk di hadapan suami sahabatnya tersebut.
"Adara bilang dia akan setiap hari ke sini. Apa itu benar?" tanya Sheila.
"Kenapa kamu tanyakan itu, Sayang? Apa kamu takut kita tak bisa bercinta lagi? Kita masih bisa ke hotel, apartemen'mu atau villa," jawab Galang dengan tersenyum.
"Aku tak mau melihat kamu bermesraan dengan Adara. Aku cemburu," ujar Sheila.
Galang tersenyum dan meraih tangan Sheila. Dia mengecupnya dengan mesra.
"Jangan kuatir, Sayang. Adara bukanlah wanita romantis yang sering mengumbar kemesraan. Dia pasti tak akan memelukku di depanmu," ucap Galang mencoba menghibur kekasihnya itu.
Sheila lalu bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Galang. Kemudian dia duduk dipangkuan pria itu.
Adara yang baru akan menjalankan mobilnya mendapat kabar dari sekretarisnya Galang yang telah bekerja sama dengannya melaporkan jika Sheila saat ini kembali masuk ke ruang kerja.
Adara mengurungkan niatnya dan kembali ke perusahaan. Dengan langkah pasti dia masuk ke lift dan menekan tombol lantai berapa tujuannya. Wanita itu tak sabar ingin mengerjai kedua orang tak tahu malu itu.
Sampai di lantai dimana ruang kerja suaminya berada, semua karyawan memandanginya saat dia berjalan. Adara tahu semua karena ada Sheila di dalam bersama Galang. Kesimpulannya jika seluruh karyawan telah mengetahui pengkhianatan sang suami.
Adara membuka pintu ruang kerja itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Sheila yang berada dipangkuan Galang langsung turun dan bersembunyi di bawah meja. Dia yakin itu adalah Adara, karena siapa lagi yang berani masuk tanpa izin.
"Sayang, kenapa kembali?" tanya Galang dengan suara gugup.
"Aku lupa menanyakan apakah kamu makan malam di rumah atau lembur lagi?" tanya Adara.
"Makan di rumah saja. Sudah cukup lama aku dan kamu tak makan bareng," jawab Galang. Setahun belakangan ini dia selalu beralasan lembur karena telat pulang setelah berkencan dengan Sheila.
Adara melihat tangan tersembul dari sela kaki meja. Dia lalu berjalan mendekati dan pura-pura tak melihat, lalu menginjaknya.
"Aww ...," suara rintihan Sheila merasakan tangannya yang sakit karena diinjak. Setelah itu dia menutup mulutnya karena takut terdengar oleh Adara.
"Suara apa itu ...?" tanya Adara pura-pura tak tahu kalau itu suara Sheila.
"Suara apa, Sayang? Aku tak mendengarnya. Itu mungkin ilusi kamu saja karena kelelahan," jawab Galang.
"Oh, mungkin. Kalau begitu aku pulang dulu. Mau mempersiapkan makan malam spesial untuk suamiku," ujar Adara. Dia lalu memeluk suaminya agar Sheila cemburu.
Adara lalu menendang panel meja agar Sheila merasakan tendangan mautnya.
"Kuat juga ya, Mas, panelnya. Padahal aku ada niat menggantinya, tapi karena masih kuat, biar meja ini aja." Adara kembali menendang panel meja dengan keras, agar Sheila yang bersandar disana merasakan tendangannya.
Sheila terpaksa menutup mulutnya agar tak bersuara. Punggungnya yang bersandar di panel meja merasakan sakit atas tendangan dari Adara.
Galang yang melihat Adara menendang panel, ingin rasanya melarang tapi takut istrinya menjadi heran dan bertanya. Sedangkan Sheila meringis merasakan kesakitan.
"Aku pamit, Mas. Jangan lupa pulang segera. Aku tak mau jika aku telah masak, kamu lupa lagi acara makan malam kita," ucap Adara mengingatkan.
Adara lalu memeluk Galang. Sheila yang melihat itu mengepalkan tangannya menahan rasa cemburu.
"Hati-hati di jalan, Sayang," balas Galang.
Adara tersenyum membalas ucapan suaminya. Dia berjalan ke pintu keluar. Baru dia keluar dari ruangan, Sheila langsung keluar dari persembunyiannya juga. Dia langsung cemberut pada Galang.
"Istrimu itu sangat kurang ajar dan gila. Lihat tanganku jadi memerah begini diinjaknya!" seru Sheila dengan suara geram.
"Jangan keras-keras, Sayang. Nanti ada yang dengar," jawab Galang.
Adara yang masih berada di balik pintu mendengar ucapan Sheila jadi tertawa. Dia ingin mengerjai kedua orang itu lagi. Dengan cepat dia membuka pintu agar Sheila tak sempat bersembunyi.
Sheila yang mendengar pintu di buka kembali bermaksud bersembunyi di bawah meja lagi, tapi karena terburu-buru, kepalanya terbentur ujung meja. Merasakan sakit, dia tak sempat lagi bersembunyi.
"Hei, ternyata ada Sheila. Kenapa kamu menunduk? Seperti mau bersembunyi saja," ujar Adara.
"Aku ingin membersihkan bagian bawah meja," ucap Sheila gugup. Galang hanya terdiam, mungkin syok, karena Adara yang muncul tiba-tiba.
"Kamu memang cocok sekali memungut sampah yang terbuang!" seru Adara.
"Dara, kamu ngomong apa? Kamu samakan aku dengan petugas kebersihan!" seru Sheila.
"Mereka lebih mulia dari wanita murahan yang suka memungut barang bekas milik orang lain!" seru Adara.
"Siapa yang kamu katakan wanita murahan?" tanya Sheila tak terima.
"Mereka yang suka milik orang lain!"
"Sudahlah Sheila," ucap Galang menengahi. Takut keduanya bertengkar dan Sheila keceplosan mengatakan hubungan mereka.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu ada di sini. Tadi aku tak melihatmu. Dari mana kamu masuk?" tanya Adara.
Sheila dan Galang saling pandang mendengar pertanyaan Adara. Mungkin mereka sedang mencari alasan apa yang akan dikatakan.
kl mau pngsan,slakan aja....drpd mkin malu....😝😝😝
apa lg msing2 udh sling mngagumi,jd ga sulit lh y kl bnrn smp jdian....mskpn pst bkln ada yg gangguin.....