Di balik kebahagiaan Daniel dan Naina yang sudah bersatu di dalam ikatan pernikahan, ada dua hati yang harus patah karena harus kehilangan sosok yang begitu mereka cintai.
Namun siapa sangka, dengan berjalannya waktu mereka yang ditinggalkan pun akhirnya mendapatkan sosok pengganti yang baru yang tidak pernah mereka sangka hingga akhirnya terikat dalam pernikahan.
Siapakah dua sosok itu? Ayuk simak kelanjutan cerita Dia Anakku, Bukan Adikku di sini, ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku harus bagaimana?
Keesokan harinya, dengan memberanikan diri Queen datang ke rumah orang tuanya untuk melihat keadaan Mamanya. Queen tidak memperdulikan perkataan Riri yang menghalanginya untuk datang karena akan berujung kesia-siaan. Saat ini ia hanya ingin melihat keadaan Mamanya yang sejak kemarin membuat hati dan pemikirannya tidak tenang.
"Maaf, Nona. Anda dilarang untuk masuk ke dalam rumah oleh Tuan Adam." Seorang pengawal nampak menghadang langkah Queen yang hendak masuk ke dalam gerbang rumahnya.
"Jangan halangi saya. Saya hanya ingin melihat keadaan Mama." Queen berusaha menabrak tubuh pria di tegap di depannya agar bisa masuk dari celah gerbang yang sedikit terbuka. Namun usahanya sia-sia karena tubuh pria itu tak bergeser sedikit pun dari posisinya. "Menyingkirlah. Saya mohon..." Queen mengatupkan kedua tangannya lalu menghiba-hiba berharap dapat meluluhkan hati pengawal di depannya.
"Sekali lagi maafkan saya, Nona. Lebih baik sekarang anda pulang." Ucap pengawal.
"Tidak, tidak, tidak. Saya ingin melihat keadaan Mama... saya sangat mencemaskan Mama..." Queen mulai menangis.
Tangisannya seolah tak berarti oleh pengawal di depannya. Pria itu justru menjulurkan tangannya ke arah jalan seolah menyuruh Queen untuk pergi. Saat melihat Queen mulai lengah, pengawal itu pun dengan gerakan cepat kembali menutup pintu pagar.
"Jangan ditutup... saya mohon buka! Izinkan saya untuk masuk!" Queen menggedor-gedor pintu pagar namun tak mendapatkan balasan sama sekali.
"Mama... huu..." tangisannya mulai terdengar menyayat hati. Sungguh saat ini hatinya sangat tidak tenang memikirkan keadaan Mamanya. Queen dapat merasakan rasa sakit Mamanya saat ini. Dan sakitnya Mamanya itu pasti disebabkan oleh kesalahan fatal yang telah diperbuatnya. "Mama... Queen di sini... Mama..." Queen berteriak berharap suaranya sampai di telinga Mamanya. Namun hingga sepuluh menit berlalu tidak ada satu pun balasan yang ia dapatkan.
"Kepalaku sakit sekali..." Lirih Queen seraya memegang kepalanya yang terasa sakit. "Anakku..." Queen memegang perutnya saat mengingat saat ini ia tidak sedang sendiri. Ada janin yang sejak tadi ia bawa berpanas-panasan dan saat ini janinnya mungkin sudah lelah berjuang bersamanya untuk masu ke dalam rumahnya.
"Maafkan Mommy sayang..." Queen mengelus perutnya yang masih rata. "Ayo kita pulang. Besok kita akan datang lagi untuk menemui Oma." Queen menghapus air mata yang membasahi pipinya. Kaki jenjangnya mulai melangkah meninggalkan pagar rumahnya menuju mobilnya yang terparkir di teli jalan.
*
Tidak ada kata lelah untuk Queen berusaha masuk ke dalam rumahnya untuk menemui Mamanya yang sedang sakit. Terlebih dari informasi yang diberikan Riri kemarin sore kondisi Mamanya masih sama tidak ada perkembangan. Informasi itu membuat Queen semakin cemas dengan kondisi Mamanya saat ini.
Setiap hari Queen selalu berupaya untuk diperkenankan masuk ke dalam rumahnya hanya untuk melihat keadaan Mamanya. Namun sudah hari ke sepuluh ia berusaha, usahanya selalu berujung kesia-siaan. Hati Papa Adam masih saja kerasa menentangnya untuk menginjakkan kaki di rumahnya sebelum ia datang membawa ayah dari anaknya.
"Tuhan... bagaimana ini? Aku sangat merindukan dan mencemaskan Mama..." Tubuh Queen merosot begitu saja di depan pintu pagar rumahnya yang tertutup rapat. "Mama... Queen sangat mencemaskan Mama..." Queen mulai menangis tersedu-sedu. Tubuhnya yang sudah lemah membuatnya tak sanggup untuk berdiri. Queen hanya bisa menangis hingga lima belas menit lamanya di depan pagar rumahnya.
***
Jangan lupa berikan vote, like dan komennya sebelum lanjut ke bab berikutnya☺️
Jangan lupa follow IG SHy ya : @shy1210_ untuk mengetahui informasi update☺️