NovelToon NovelToon
Janda Cantik Untuk Om Duda

Janda Cantik Untuk Om Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Arumi Bahira, seorang single mom dengan segala kesederhanaannya, semenjak berpisah dengan suaminya, dia harus bekerja banting tulang untuk membiayai hidup putrinya. Arumi memiliki butik, dan sering mendapatkan pesanan dari para pelanggannya.
Kedatangannya ke rumah keluarga Danendra, membuat dirinya di pertemukan dengan sosok anak kecil, yang meminta dirinya untuk menjadi ibunya.
"Aunty cangat cantik, mau nda jadi mama Lion? Papa Lion duda lho" ujar Rion menggemaskan.
"Eh"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Arumi baru saja menyelesaikan obrolan hangat dengan Julia. Dengan semangat, dia berencana mengajak putrinya pulang. Namun, saat menoleh ke arah Naka, dia tertegun. Dari pandangannya, Bella, putrinya yang seharusnya bermain di dekat bocah kecil itu, menghilang.

"Kemana Bella? Kenapa tidak ada?" gumamnya, sambil mengkhawatirkan keberadaan putrinya. Dalam benaknya, terlintas rasa takut jika Bella terlibat dalam sesuatu yang bisa membuat keluarga Danendra marah.

Julia, yang melihat kegelisahan Arumi, segera menghampirinya. "Kamu nyari siapa, Rum?" tanyanya, menaruh perhatian pada sahabatnya.

"Mencari Bella, tapi dia tidak ada," jawab Arumi dengan nada cemas. Hari mulai gelap, dan perasaan khawatirnya semakin membesar.

Dengan penuh kasih sayang, Julia melangkah mendekati cucunya yang masih asyik bermain meski malam telah tiba. "Naka, Bellanya kemana? Kenapa tidak ada? Tadi bukannya sama kamu?" tanyanya lembut, mencoba menggali informasi.

Naka, yang tampaknya tidak menyadari ketegangan sekitar, segera menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah sang Oma. "Ci Bel Bel pintu itu di culik sama kak Chaka. Ndak tau di bawa kemana, cepeltinya di buang, Oma," jawab Naka dengan polosnya.

Mendengar pernyataan itu, mata Arumi terbelalak. Kekhawatirannya semakin memuncak jika Shaka benar-benar membuang Bella. Bagaimana pun, mereka akan menjadi saudara tiri, dan Arumi takut jika Shaka tidak menyukai putrinya.

"Terus, dimana mereka sekarang?" tanya Arumi dengan nada panik, setiap kata terdengar penuh kecemasan.

Julia menggelengkan kepalanya, berusaha menenangkan Arumi. Sambil mengusap lengan sahabatnya, dia berkata, "Tenang, jangan panik dulu. Naka itu kadang bicara suka tidak benar. Tidak mungkin Shaka berani membuang Bella."

Kedua wanita itu bertukar pandang, saling mendukung di tengah keresahan yang mengancam. Sebuah kekhawatiran dan harapan bersatu dalam hati mereka, berharap semuanya akan baik-baik saja.

"Tadi oma tanya, Naka jawab. Telus calahnya dimana?" sahut Naka tidak terima.

Julia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosi yang mulai memuncak. Di hadapannya, Naka dengan wajah polosnya seolah tak menyadari kekacauan yang baru saja dia ciptakan.

"Sekarang oma tanya, kemana kak Shaka membawa Bella?" tanya Julia suaranya berusaha terdengar tenang.

"Ke kamalnya oma, coalnya tadi ci celewet ngantuk," jawab Naka, matanya tidak berkedip.

Mendengar jawaban itu, Julia mengerutkan dahi. "Terus kenapa tadi bilangnya di buang? Buat orang kesal aja," keluhnya, suara frustrasinya mulai terdengar.

"Cegaja, bial ada dlama-dlamanya" balas Naka dengan nada polos yang semakin membuat Julia dan Arumi, yang berdiri di sampingnya, tercengang. Keduanya saling pandang, mata mereka terbuka lebar dalam kebingungan dan kekesalan yang mendalam.

Julia merasakan kepalanya berdenyut, jantungnya berdetak kencang, dan tangan-tangannya mulai gemetar. Ia ingin sekali melemparkan Naka ke dasar kolam, meluapkan segala frustrasi yang terpendam. Namun, ia tahu itu bukanlah pilihan yang tepat. Kedua wanita itu hanya bisa pasrah, menghadapi kenakalan Naka yang sepertinya tidak akan pernah berakhir.

"Kenapa mom?" tanya Alvaro yang baru saja keluar dari ruang kerjanya bersama Jason.

"Anak mu itu minta di tugar tambah sama galon mineral, bikin kesal orang aja" jawab Julia yang masih merasa kesal dengan cucunya.

Julia menarik lengan Arumi dan membawanya pergi menuju ke kamar Shaka yang berada di lantai atas.

"Cucah emang kalau ngomong cama olang tua, bawaannya senci telus, padahal kan Naka belcanda" gerutu Naka.

Alvaro menghela nafas lelah menghadapi segala tingkah putranya, "Sudah malam, sekarang kamu harus tidur" titah Alvaro seraya mengangkat tubuh putranya, dan menggendongnya.

Alvaro menghentikan langkahnya sejenak di depan kamar Shaka, keponakannya. Dalam hati, ia merasakan kehangatan yang membuncah, melihat sang mommy dan Arumi melangkah memasuki ruangan tersebut. Dengan hati-hati, ia mengikuti mereka, masuk ke dalam kamar Shaka, di mana suasana tenang menyelimuti.

Cahaya redup lampu malam menerangi wajah putra sulungnya yang tertidur lelap, menggenggam mimpi dalam ketenangan. Di sampingnya, Bella, si kecil yang selalu ceria, kini terlelap nyaman dalam pelukan hangat Shaka. Pemandangan itu menggugah perasaan Alvaro; ketulusan dan kasih sayang mengalir di sekujur tubuhnya. Dia terharu, merasakan cinta yang begitu mendalam dalam keluarga ini.

Di ujung tempat tidur, Arumi duduk dengan gelisah, tetap menjaga Shaka dan Bella. Kelembutan sikapnya menciptakan suasana hangat yang tak ternilai. Alvaro merasakan syukur yang mendalam, menemukan dirinya dikelilingi oleh keluarga yang saling mendukung.

Julia, sang mommy, mengusap lembut rambut Shaka, menambah rasa nyaman pada cucunya. Wajahnya dipenuhi kasih sayang, namun juga dibayangi keprihatinan. Hatinya berat mengenang betapa kedua orang tua Shaka lebih memilih hidup di luar negeri, meninggalkan putranya tanpa perhatian yang seharusnya didapatnya. Kurangnya kehadiran mereka membuat Shaka merasa dingin, seolah tak tersentuh. Namun, kehadiran Bella membawa kehangatan baru bagi anak itu.

Melihat kondisi itu, Julia merasakan kepedihan bagi Arumi yang tampak lelah. Dengan nada lembut, ia berucap penuh perhatian, "Kamu tidur di sini saja, Rum. Kasihan Bella kalau harus dibangunkan."

Arumi mengangkat wajahnya, tersenyum lembut, namun menggelengkan kepala. "Tidak apa, Tante. Biar aku gandong saja nanti," tolaknya dengan suara sehalus sutra. Meskipun hatinya terasa terikat pada keluarga itu, Arumi tetap merasa belum berhak menginap di rumah keluarga Danendra, mengingat statusnya yang belum resmi sebagai istri Alvaro.

Mendengar percakapan tersebut, Alvaro menoleh ke arah Arumi. "Mommy benar, sebaiknya kamu tidur di sini saja, kasihan Bella nanti rewel. Kamu bisa tidur di kamar tamu." Suara Alvaro penuh ketulusan, menciptakan ikatan emosional yang semakin mendalam di antara mereka.

Di antara tawa lembut dan tatapan saling mengerti, malam itu dipenuhi dengan kehangatan dan harapan. Adanya kasih sayang tanpa syarat menjadikan keluarga ini lebih kuat, dan mereka bersyukur atas setiap kebersamaan yang tercipta.

Arumi menundukkan kepala, mencoba memikirkan tawaran mereka. Benar, putrinya akan rewel jika tidurnya di ganggu.

"Baiklah, aku dan Bella akan tidur di sini"putus Arumi.

Wanita itu mencoba mengambil Bella dari atas ranjang, namun pergerakannya membuat Shaka terusik.

Dia mengusap mata yang masih berat, menatap dengan sayu Bella yang terbungkus selimut biru lembut di sisi ranjangnya. Cahaya lampu malam memantulkan bayangan lembut di wajah polos Bella yang masih terlelap dalam tidur.

"Biarkan Bella tidur di sini denganku tante," bisik Shaka dengan suara yang serak karena baru terbangun, menahan Arumi yang hendak mengangkat Bella.

Arumi membalas tatapan Shaka, "Jangan, nanti dia menganggu tidur kamu. Bella sering bangun tengah malam minta susu," ujarnya lembut, mencoba meyakinkan Shaka bahwa itu bukan ide yang baik.

"Tidak masalah, biar nanti aku  yang buatkan susunya untuk Bella. Aku bisa kok membuatnya," Shaka bersikeras, matanya berkilat dengan tekad.

Dia duduk lebih tegak di ranjang, mengatur selimutnya agar tidak terlepas dari tubuh kecil Bella.

Julia dan Alvaro saling bertukar pandang, keheranan mencerminkan dari ekspresi mereka. Sungguh sebuah kejutan, Shaka yang biasanya sangat menjaga privasi dan ruang pribadinya, kini dengan sukarela mengajak Bella berbagi tempat tidur dan tanggung jawab malam.

Langkah Arumi terhenti, dia menimbang-nimbang, melihat kegigihan di wajah Shaka yang biasanya tenang kini dipenuhi kelembutan yang jarang terlihat.

Dengan ragu, dia akhirnya mengangguk, membiarkan Bella tetap di samping Shaka. "Baiklah, jika kamu yakin. Tapi jika kamu butuh bantuan, panggil tante ya," ucap Arumi berbisik, memberikan Shaka sebuah senyum penuh pengertian.

"Apalah kak Chaka ini, gililan ci Bel Bel pintu bolej tidul di kamal ini, tapi Naka nda boleh. Pilih kacih cekali" cletuk Naka merasa cemburu.

"Kamu suka ngompol, makanya aku malas tidur dengan mu" sahut Shaka sambil mengendikkan bahunya acuh.

"Mana ada cepelti itu, Naka pakai pamples ya" seru Naka tidak terima.

Alvaro menghela nafas mendengar perdebatan keduanya, ia pun membawa Naka keluar dari kamar Shaka sebelum membangunkan Bella.

"Yasudah kamu tidur lagi, oma mau antar tante Arumi ke kamar tamu" ucap Julia sebelum meninggalkan kamar Shaka bersama Arumi. Jujur saya dia merasa khawatir dengan putrinya, tetapi dia mencoba percaya dengan Shaka.

1
Marie Louis AK
dasar Reza bego. dikibuli ibunya yaa mau sj. jadi lelaki kok lembek dan tdk punya pendirian. hanya makan hasutan demi hasutan, shg tdk bisa berfikir logis.
Nety Dina Andriyani
Alvaro sdh move on tuh
seharusnya ganti tanya Arumi
bagaimana servisku jg lbh enakan mana sm clara wkwkwk
partini
Dah ga ingat istri yg dah meninggal nih ceritanya,,munafikun Weh Weh
Adinda
semoga dapat Triple biar seru /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nety Dina Andriyani
aneh
Alvaro menyesal menghianati clara
kok minta jatah lagi sama arumi
itu mah suka al
partini
aku sumpahin bucin akut kamu sama Arumi segitunya ma istri yg sudah tiada merasa ini itu tapi menikmati malah minta lagi dasar laki laki kamfreeet to
partini
wah nyonya ada terbaik,,semoga di kasih kembar ma author nya 😁😁😁
Adinda
bella bella masih bocil udah pikirin pacaran,kalau kamu sudah besar nanti sama shaka
Adinda
lucu dua bocil gemesin
Jogrok Dewi Winarwan
semangat ya kak autornya, semoga sehat selalu biar bisa up mask terus.
Ariany Sudjana
Arumi harus belajar terbuka sama Alvaro, apalagi ini soal Reza, supaya Alvaro juga bisa lindungi Arumi
La Rue
masih ada typo ya,ayo semangat fokus buat Author biar gak salah penamaan utk tokoh² dlm cerita. btw thank utk updatenya 😊👍
Ariany Sudjana
semoga Alvaro tahu apa yang terjadi pada Arumi, dan bisa membalas ke Reza, yang begitu bodoh
Adinda
lanjut thor
TS
seru thour,,,,up lagi blm tau ini orang siapa yg akan di hadapi,,,,Shaka sudah di beri pesan bener2 bertanggung jawab.
La Rue
bagus ,tapi author masih keliru dg tokoh yang terkadang harusnya Shaka jd Alvaro. Semangat ya Author 👌
Nety Dina Andriyani
smangat kakak
Ariany Sudjana
senang bacanya
Adinda
kalau kamu sibuk terus Al siap siap istrimu direbut pria lain,lanjut thor
Marie Louis AK
dasar nenek lampir. blm tahu siapa Alvaro.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!