NovelToon NovelToon
Pemburu Para Dewa

Pemburu Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir / Harem / Elf
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ex_yu

Mati sebelum kematian, itulah yang dirasakan oleh Jeno Urias, pria usia 43 tahun yang sudah lelah dengan hidupnya. keinginannya hanya satu, mati secara normal dan menyatu dengan semesta.

Namun, Sang Pencipta tidak menghendakinya, jiwa Jeno Urias ditarik, dipindahkan ke dunia lain, Dunia Atherion, dunia yang hanya mengenal kekuatan sihir dan pedang. Dunia kekacauan yang menjadi ladang arogansi para dewa.

Kehadiran Jeno Urias untuk meledakkan kepala para dewa cahaya dan kegelapan. Namun, apakah Jeno Urias sebagai manusia biasa mampu melakukannya? Menentang kekuasaan dan kekuatan para dewa adalah hal yang MUSTAHIL bagi manusia seperti Jeno.

Tapi, Sang Pencipta menghendaki Jeno sebagai sosok legenda di masa depan. Ia mendapatkan berkah sistem yang tidak dimiliki oleh siapa pun.

Perjalanan panjang Jeno pun dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ex_yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 04. Hari Pertama Berburu.

Bab 4. Hari Pertama Berburu.

Cahaya fajar yang menyinari tubuh Jeno Urias memperlihatkan kenyataan yang hampir konyol, ia masih mengenakan pakaian dari dunia yang sudah di anggap mati: kaus hitam tipis yang mulai compang-camping, celana olahraga lusuh dengan bekas noda yang tak bisa hilang, dan sepatu kets murahan yang kini tampak seperti peninggalan arkeologi yang terlupakan. Pakaian-pakaian itu tidak pantas untuk seseorang yang berdiri di planet yang dipenuhi keajaiban dan sihir.

Namun, alih-alih merasa malu atau tidak nyaman, Jeno justru tersenyum dengan ekspresi yang mencampur kebanggaan dan pemberontakan. Ia berdiri di tepi tebing dengan postur seperti seorang kaisar yang memandang kerajaannya, meskipun berpakaian seperti gelandangan dari dunia lain.

"Bodo amat," katanya dengan suara yang bergema ke seluruh lembah, setiap kata diucapkan dengan keyakinan yang absolut. "Aku bukan pahlawan yang berkilauan dalam armor emas, aku bukan penjahat yang bersembunyi dalam kegelapan... tapi aku adalah Pemburu Para Dewa dan manusia pilihan mereka."

Tanpa ragu, ia melompat dari tebing setinggi lima puluh meter. Tubuhnya jatuh dengan kecepatan yang seharusnya mematikan, namun ketika ia menghantam permukaan sungai pegunungan, air itu menerimanya seperti sutra yang lembut. Tidak ada percikan yang dramatis, tidak ada rasa sakit, hanya sensasi sejuk yang menyegarkan, seolah sungai itu sendiri menghormati kehadirannya.

Ia berenang dengan gerakan yang tenang namun kuat, setiap ayunan tangannya membelah air dengan efisiensi yang hampir supernatural. Ketika ia mencapai tepian, tubuhnya tidak basah kuyup seperti seharusnya: seperti air mengalir turun dari kulitnya seperti sedang meluncur dari permukaan yang tidak bisa dibasahi.

Perut Jeno berbunyi, suara yang memecah keheningan pagi dengan cara yang hampir memalukan. Ia tertawa, suara yang jarang terdengar dari bibirnya, dan mulai mengamati lingkungan sekitar dengan mata yang tajam. Pepohonan raksasa menjulang tinggi seperti pilar-pilar katedral alam, dan di antara dahan-dahan yang tebal, buah-buahan aneh bergantungan dengan warna-warna yang tidak pernah ada di Bumi.

Tanpa ragu, ia mengambil salah satu buah yang tampak matang, kulitnya berwarna ungu kehijauan dengan bercak-bercak emas yang berkilauan. Ketika ia menggigitnya, rasanya seperti kombinasi antara melon basi dan bawang mentah yang telah difermentasi selama berabad-abad.

Refleks alamiahnya langsung bereaksi. Jeno memuntahkan buah itu dengan ekspresi yang seolah-olah ia baru saja mencicipi racun. "Sial," umpatnya sambil meludah berulang kali. "Vegetasi hutan ini bukan cuma beda.. ini kayak makanan dari planet alien."

Kemudian, dengan kemauan yang kuat, ia mengaktifkan salah satu kemampuan yang paling berguna: Mata Dewa Penilai. Seketika, dunia di hadapannya berubah. Setiap tumbuhan, setiap buah, setiap daun, bahkan setiap helai rumput kini memiliki informasi yang mengambang di atasnya seperti tag digital yang bersinar lembut.

[Analisis Vegetasi Aktif]

- Jamur Kristal Biru: Dapat dimakan, meningkatkan regenerasi MP selama 2 jam.

- Buah Twilight: Dapat dimakan, memberikan penglihatan malam sementara.

- Daun Penyembuh Luka: Bahan potion, mempercepat penyembuhan luka fisik.

- Buah Mimpi Buruk: Beracun - Menyebabkan halusinasi dan kelumpuhan selama 3 jam.

- Akar Kekuatan Raksasa: Bahan elixir, meningkatkan kekuatan fisik sementara.

"Luar biasa," bisik Jeno dengan kekaguman yang tulus. "Ini seperti encyclopedia hidup."

Angelina muncul di sampingnya dengan senyum yang penuh kebanggaan. "Sekarang Tuan dapat melihat nilai sebenarnya dari setiap makhluk hidup di hutan ini. Vegetasi bisa disimpan untuk konsumsi pribadi atau dijual ke apoteker dan alkemis dengan harga yang sangat menguntungkan."

Jeno menghabiskan hampir dua jam untuk menjelajahi area seluas empat ratus meter, tangannya bergerak dengan efisiensi seorang kolektor yang berpengalaman. Setiap jamur unik, setiap buah yang aman di konsumsi, setiap daun yang memiliki khasiat, semuanya dimasukkan ke dalam Item Box sistem dengan gerakan yang hampir seperti sulap.

"Tuan Jeno," kata Angelina dengan nada yang lembut namun penuh otoritas, "saya sarankan Anda membiasakan diri dengan kekuatan level satu sebelum mulai memburu binatang dan monster. Berikan diri Anda waktu untuk beradaptasi dengan tubuh baru ini."

Jeno berhenti sejenak, menatap tangannya sendiri dengan ekspresi yang aneh. "Adaptasi? Aku merasa sudah sangat-sangat nyaman dengan tubuh ini."

"Itu justru yang perlu diwaspadai," jawab Angelina dengan serius. "Dunia ini membagi kekuatan menjadi tiga kemampuan: fisik murni, sihir murni, dan fisik yang disatukan dengan sihir. Kebanyakan petualang menghabiskan bertahun-tahun untuk menguasai satu aspek. Tuan... Tuan memiliki akses ke ketiganya secara bersamaan."

"Bagaimana cara menggunakannya?" tanya Jeno, matanya berbinar dengan keingintahuan yang dalam.

"Mari kita mulai dengan yang paling sederhana," kata Angelina sambil menunjuk ke pohon raksasa yang berdiri sekitar sepuluh meter dari mereka. "Cobalah mengayunkan pukulan sederhana ke arah pohon itu. Jangan berpikir tentang teknik atau kekuatan, cukup biarkan tubuh Anda bergerak secara alami. Visualisasikan apa yang Anda kehendaki."

Jeno mengambil posisi dengan sikap yang santai, hampir casual. Tangannya terangkat, membentuk kepalan yang tampak biasa-biasa saja. Namun, ketika ia mengayunkan pukulan ke arah pohon, sesuatu yang luar biasa terjadi.

Udara di sekitar tinjunya bergetar dengan intensitas yang dapat dirasakan. Sebuah gelombang kekuatan murni melesat dari kepalan tangannya, memotong udara dengan kecepatan yang hampir tidak terlihat.

BOOM!

Pohon-pohon raksasa yang berdiameter hampir tiga meter itu tidak hanya hancur, pohon itu benar-benar menguap. Tidak ada serpihan kayu yang beterbangan, tidak ada reruntuhan yang tersisa. Hanya sebuah kawah kecil di tanah yang menandai tempat di mana pohon itu pernah berdiri.

Jeno terdiam, menatap tangannya sendiri dengan ekspresi yang campuran antara kekaguman dan ketidakpercayaan. "Aku... aku baru saja menghancurkan pohon tanpa menyentuhnya."

"Itu baru fisik murni. Anggap saja seperti tenaga dalam yang ada di Bumi," kata Angelina dengan senyum yang bangga. "Sekarang, mari kita coba sihir. Tidak perlu mantra yang rumit, tidak perlu ritual yang panjang. Cukup gunakan pikiran Anda. Bayangkan elemen api."

Jeno menutup mata sejenak, memfokuskan pikirannya pada konsep api: panas, cahaya, kekuatan yang membakar dan memurnikan. Ketika ia membuka mata, ujung jari telunjuk tangan kanannya menyala dengan bola api yang sempurna.

Api itu tidak seperti api biasa. Warnanya berubah-ubah dari merah ke biru ke putih, dengan intensitas yang dapat dirasakan dari jarak yang jauh. Ia mengarahkan jari membentuk sebuah pistol ke pohon lain, dan dengan kekuatan pikiran, bola api melesat dengan kecepatan yang hampir seperti peluru.

BOOM!

Pohon-pohon hancur berkeping-keping dan tidak hanya terbakar, tapi seperti meleleh, kemudian menguap menjadi kabut yang bersinar sebelum menghilang sepenuhnya.

"Luar biasa," bisik Jeno dengan suara yang hampir seperti doa. "Ini... ini seperti menjadi dewa."

------

Lambat-laun, Jeno mulai memahami ritme kekuatan dunia ini melalui bimbingan dari Angelina. Setiap langkahnya tidak menghasilkan suara, bukan karena skill siluman yang ia pelajari, tapi karena realitas itu sendiri menyesuaikan dirinya dengan kehadirannya. Setiap gerakan tubuhnya harmonis dengan lingkungan sekitar, seolah-olah ia adalah bagian alami dari ekosistem yang luas ini.

Beberapa jam kemudian, ketika ia bersembunyi di balik batu besar, seekor makhluk yang mengesankan muncul. Ursa Karak, monster beruang bertanduk sebesar kerbau, dengan mata merah yang menyala dan cakar yang dapat merobek baja, monster berjalan dengan langkah berat yang membuat tanah bergetar.

Panel sistem muncul secara otomatis:

[Deteksi Target: Ursa Karak]

Level: 23

HP: 17.000/17.000

Kondisi: Lapar, sensitif terhadap bau darah.

Nilai pasar (perkiraan): 12.000 Koin Perak.

Catatan: Daging dan tulang keras sangat dicari di pasar utara.

Angelina muncul dengan ekspresi yang serius. "Tuan, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menguji kemampuan Anda dalam kondisi nyata. Ursa Karak adalah predator yang cerdas dan brutal. Tetapi dengan kekuatan Anda, seharusnya tidak menjadi masalah."

Jeno melirik panel, lalu bergumam dengan nada yang hampir seperti mengeluh, "Oke, ini sudah mulai seperti simulasi bisnis."

Ia mengendap dengan gerakan yang sempurna, seperti bayangan yang bergerak. Tangannya meraih batu biasa di dekatnya, berencana untuk menguji kemampuan fisiknya sebelum menggunakan sihir. Namun, ketika ia melempar batu itu, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Lemparannya nyasar, mengenai batang pohon dan memantulkan mengenai kepalanya sendiri.

Seketika, sistem bereaksi dengan cara yang hampir seperti mengejek:

[Slot Keterampilan Mustahil: Dipicu oleh tindakan konyol!]

- Skill Baru Diperoleh: Lemparan Tolol Menembus Nasib.

- Efek: Lemparan apapun memiliki peluang 0.01% untuk langsung menewaskan target, terlepas dari level atau pertahanan.

- Catatan: Tidak bisa dikontrol, tidak bisa diprediksi.

Jeno mengumpat dengan nada yang campuran antara frustasi dan ketidakpercayaan. "Sumpah, ini sistem sengaja ngeledek."

Untungnya, Ursa Karak tidak menyadari kehadiran Jeno. Makhluk itu terus mencari makan dengan fokus yang intens, hidungnya yang sensitif menangkap berbagai aroma di hutan.

Jeno mengambil napas dalam-dalam, kemudian mengangkat tangan kanannya, membentuk pistol dengan jari telunjuk dan ibu jari. Ia memfokuskan pikirannya pada konsep proyektil yang membakar, sesuatu yang cepat dan mematikan.

Dari ujung jari telunjuknya, sebuah proyektil api terbentuk, bukan bola api seperti sebelumnya, tapi lebih seperti peluru yang terbuat dari api murni. Ketika ia 'menembak', proyektil api itu melesat dengan kecepatan yang hampir tidak terlihat, meninggalkan jejak cahaya di udara.

Proyektil itu mengenai leher Ursa Karak dengan akurasi yang sempurna. Makhluk raksasa itu bahkan tidak sempat mengeluarkan suara, ia langsung roboh, tubuhnya tidak terbakar api, tapi ada jejak lubang bakaran di lehernya.

Angelina muncul dengan ekspresi yang penuh kegembiraan, seperti seorang pelatih yang bangga dengan atlet terbaiknya. "Selamat! Ursa Karak dikalahkan dengan satu serangan! Ini adalah prestasi yang luar biasa, bahkan untuk standar petualang level tinggi!"

Jeno berdiri terdiam untuk beberapa detik, menatap makhluk yang baru saja ia kalahkan. "Serius, semudah itu?! Aku bahkan tidak merasa mengeluarkan tenaga."

"Itu baru level 1, Tuanku," jawab Angelina dengan senyum yang bangga. "Bayangkan apa yang bisa Anda lakukan ketika Anda menggunakan level yang lebih tinggi."

Jeno membuang banyak pertanyaan di pikirannya, ia berjalan mendekati tubuh Ursa Karak.. Ketika ia menyentuhnya, monster itu berubah menjadi kabut ungu yang berputar sebelum menghilang ke dalam Item Box, sama seperti yang terjadi dengan King Ogre.

Dan kemudian, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Semangat yang telah lama mati di dalam dada Jeno mulai bangkit. Tidak seperti kesenangan yang palsu atau kepuasan yang dangkal, ini adalah sesuatu yang lebih dalam, lebih otentik. Untuk pertama kalinya sejak lama, ia merasa... hidup.

-----

Dalam waktu satu hari, Jeno berhasil mengumpulkan tiga puluh monster besar: King Ogre, Ursa Karak, Venom Fang Serpentz, Shadow Prowler, Crystal Back Rhino, dan masih banyak lagi makhluk yang kuat dan berbahaya. Setiap pertempuran hanya berlangsung beberapa detik, dan setiap kemenangan memberikan kepadanya rasa pencapaian yang alami.

Sayangnya, karena pengaruh kekuatannya, monster dan binatang sihir level rendah mulai menghindari area di mana ia berburu. Mereka dapat merasakan auranya dari jarak yang jauh, dan insting bertahan hidup mereka memberitahu mereka untuk menjauhi predator yang jauh lebih berbahaya.

Ketika matahari mulai terbenam, Jeno kembali ke gua tempat ia pertama kali terbangun. Ia membersihkan diri di sungai yang jernih, air dingin yang mengalir dari pegunungan memberikan sensasi yang menyegarkan. Kemudian, dengan keterampilan yang mengejutkan bahkan bagi dirinya sendiri heran, ia bisa memotong kulit monster yang ia buru untuk membuat mantel sederhana.

Mantel itu tidak indah, jahitannya kasar, warnanya tidak rata, dan bentuknya agak aneh. Namun, mantel itu hangat dan fungsional, dan yang terpenting, ia membuatnya sendiri.

Ia membuat api unggun di mulut gua, api yang tidak hanya memberikan kehangatan tetapi juga cahaya yang nyaman. Daging monster yang ia bakar memiliki rasa yang aneh namun mengenyangkan, dengan tekstur yang lebih padat dari daging biasa dan rasa yang hampir seperti campuran antara daging sapi dan ikan.

Jeno duduk di atas batu datar yang menghadap ke luar gua, memandang langit Atherion yang dipenuhi dua bulan besar. Bulan-bulan itu tidak seperti bulan di Bumi, yang satu berwarna perak kebiruan, yang lain berwarna emas pucat, dan cahaya mereka bercampur untuk menciptakan pemandangan yang hampir nyata.

Sambil mengunyah daging monster yang sedikit gosong, ia merenungkan perjalanan anehnya. Hidup sendiri bukanlah hal yang baru baginya, di Bumi ia telah terbiasa dengan kesunyian, dengan keheningan yang panjang, dengan percakapan yang hanya ada di dalam kepalanya sendiri.

Namun, semenjak Angelina menjadi bagian dari hidupnya, sesuatu telah berubah. Bukan hanya karena ia memiliki seseorang untuk diajak bicara, tetapi karena kehadirannya memberikan dimensi baru pada eksistensi yang sebelumnya terasa hampa.

"Angelina," katanya dengan suara yang lembut, hampir seperti bisikan, "terima kasih!"

Sosok yang cantik itu muncul di sampingnya dengan senyum yang hangat. "Untuk apa, Tuan?"

"Untuk membuatku merasa... tidak sendirian dan kesepian lagi."

Dan di bawah cahaya dua bulan Atherion, seorang pria yang pernah mati sebelum kematian di Bumi, mulai merasakan sesuatu yang telah lama hilang dari hidupnya, yaitu makna hidup.

1
strivee
sampah najis ktl bnhgst bertele2tlrplr
black swan
...
Kang Comen
Udh OP malah gk bisa terbang ????
Situ Sehat ??!
Kang Comen
lah mkin trun jauh kekuatan nya....
Buang Sengketa
masih pingin baca petualangan excel 😁
Stra_Rdr
kerennnn🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!