NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:388
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5 : Menginap Dirumah Calon Mertua

"Pak Herman, Bukain dong!"

"Non Freya dari mana, malam-malam Gini, hujan Hujanan?"

"Ntar aja ceritanya."

Aku hanya sedikit tersenyum, saat Kulihat Freya berteriak di tengah Hujan deras pada penjaga rumahnya. Tidak kusangka, dia gadis pertama yang mengambil ciuman pertamaku untuk pertama kalinya. Tapi, jika di Pikir lagi—mungkin aku juga adalah Orang yang mengambil Ciuman pertamanya. Bisa di Bilang kami impas.

"Masuk non."

"Makasih ya, pak!"

Sekarang aku dan Freya sudah berada di depan rumahnya. Ku akui rumah Freya sangat besar. Bisa di Bilang dia orang yang berasal Dari kalangan Atas. Meski aku juga berasal dari orang kalangan atas, Tapi aku tidak pernah menganggap harta orang tuaku, adalah Milikku.

"Yaampun, Freya! Kamu kok Hujan Hujanan. Katanya bakal sebentar."

Aku dan Freya menoleh. pintu rumah terbuka, dan menampakan kedua Orang tua Freya yang datang dari dalam. Tunggu! Sepertinya aku mengenal pria yang berdiri di samping Ibunya Freya. Kalau tidak salah, pria itu adalah orang yang terburu buru masuk lift saat itu. Jadi dia ayahnya Freya?

"Mah, tadi itu hujan deras banget. Aku dan Fonix kejebak di sekolah." Jelas Freya.

"Loh, kalau tidak salah—kamu pemuda yang waktu di lift itu kan?" Ucap ayahnya Freya, tiba tiba.

"Benar Om."

"Kalau tidak salah, nama kamu itu—"

"Saya Fonix." Ucapku memperkenalkan diri.

"Iya, om baru ingat. Tapi kalian kenapa bisa barengan?" Saat aku hendak menjelaskan, Freya lebih dulu memotong Pembicaraan.

"Pah, nanti aja ngobrolnya. Kasian Fonix pakaiannya basah Gitu."

"Yasudah, kalian masuk saja dulu."

...***...

"Apa dia pacar kamu?" Aku sedikit malu saat mamah selalu membahas hal itu. Untung saja Fonix sedang Ganti baju. Jika tidak, aku bisa bertambah malu. Tapi jika di Pikirkan lagi.....apa aku dan Fonix memang sudah berpacaran? Apa hanya dengan ciuman bisa di Bilang pacaran? Bahkan Setelah kami berciuman, Fonix tidak membahas lagi Hal itu. Aku sedikit ragu, apa Fonix  mencintaiku juga?

Huft~

"Dia sepertinya anak yang baik, tapi mungkin sedikit cuek." Ucap papah.

Bukan hanya cuek, dia itu sangat dingin. Tapi mungkin sekarang, sifat dinginnya itu sudah sedikit mencair.

"Papah pernah bertemu Fonix sebelum-nya?". Tanyaku. Saat ku ingat lagi, papah memang sedikit terkejut dengan kedatangan Fonix.

"Iya, papah pernah bertemu dengannya, ketika buru-buru bertemu dengan 'klien' papah merasa dia anak yang baik. Tapi bicaranya sangat irit."

Ya, itu memang sifatnya.

Tidak lama kemudian..."Terima kasih pinjaman Bajunya, om." Mataku membulat dengan sempurna. Fonix baru saja selesai ganti baju. Aku meminta papah untuk meminjamkan Baju yang cocok untuknya. Tapi aku tidak menyangka akan sekeren ini. Lihatlah sekarang, Fonix sangat tampan dengan setelan kemeja Hitam Milik papah, yang terlihat pas di Tubuhnya.

"Sama-sama, maaf om tidak Punya pakaian yang santai."

"Tidak masalah."

"Hujan masih belum reda, kamu nginep aja di sini. Kebetulan ada satu kamar yang kosong." Ucap mamah Tiba-tiba.

...***...

Entah perasaan-ku saja atau memang keluarga ini terasa hangat. Berbeda dengan Keluargaku yang begitu keras. Dalam keluargaku bahkan tidak sehangat ini. Ayahku dikenal kejam dalam mengatasi musuh-musuhnya. Tapi dari keluarga ini, Aku merasakan kehangatan keluarga yang Belum pernah aku rasakan.

"Terima kasih atas tawarannya Tante, tapi—"

"Gak ada tapi-tapian, diluar masih Hujan, mau gak mau kamu harus nginep." Kulihat Freya menggembungkan pipinya seperti ikan Buntal. Aku tau, dia tidak suka jika aku menolak tawaran orang tuanya. Ya, lagian aku cukup bosan tidur sendirian di apartemen. Mungkin tidak ada salahnya, jika aku menginap semalam di sini.

...***...

Sudah lama sekali, Aku tidak melihat Hujan dari balik jendela. Seketika aku merindukan ibuku. Ketika kecil, Ibuku selalu melantunkan sebuah lagu tentang Hujan. Dan itu adalah lagu pertama yang aku dengar. Sayangnya, Ibuku sudah meninggal. Penyakit yang di deritanya semakin parah dan akhirnya, merenggut Hidupnya. Ayahku tidak Ingin menikah lagi, Dia begitu setia mencintai Ibuku. Bahkan setelah kematiannya, ayah selalu setia datang kepemakaman ibu setiap Tahun. Dibalik sifat keras-nya, Ada satu Hal yang membuatku kagum pada ayahku. Kesetiaan.

Sangat menyebalkan, Aku paling benci menangis. Tapi setiap mengingat ibuku, air mataku selalu kunjung mengalir. Lebih baik aku tidur saja, aku harus bangun pagi pagi, agar aku bisa sempat mengambil seragam sekolahku, di apartemen.

...***...

Berbeda dengan Fonix. dikamar lainnya, Seorang gadis Cantik sedang menggelinding ke kiri dan kanan. Dia dengan erat memeluk Guling merah mudanya.

"Huft~kok gak bisa tidur sih. Fonix udah tidur belum ya?" Freya berguling kesana sini. Mencoba Untuk terlelap, tapi matanya enggan Untuk terpejam. Akhirnya gadis Cantik itu teruduk sambil memangku dagunya di atas Guling.

'lihat sebentar gak papah kali ya?'

Dengan langkah yang pelan. Freya menuju lantai bawah, Dimana kamar Fonix berada. Freya berjalan sepelan Mungkin agar tidak membangunkan orang Rumah.

Huft~ ok Freya, hanya melihat saja. Kalau dia udah tidur, balik lagi ke kamar. tapi kalau Belum—

Saat ini Gadis itu sudah berada di depan Pintu kamar Fonix. Dia sedikit ragu-ragu Untuk Melihat ke Dalam. Tangannya Mulai terulur untuk membuka Pintu, Dan—

"A-aduh sakit!"

"Ngapain di depan kamar orang malam-malam gini?" Gadis itu menoleh, ternyata ibunya yang menjewer telinganya sejak Tadi.

"Ma-mamah, lepasin sakit...."

Ibunya melepas jeweran Freya. Gadis itu mengusap-ngusap Telinganya yang memerah.

"Kamu ngapain di depan kamar Fonix, malam-malam?" Tanya ibunya.

"Ng-nggak ngapa-ngapain kok, Cuma mau lihat Fonix Udah tidur atau belum."

"Kenapa sampai segitunya, kamu suka Sama Fonix?"

"Ka-kalau iya....."

"Kalau iya, artinya kamu harus belajar Untuk lebih dewasa. Jangan kayak anak-anak terus. Pemuda Pendiam seperti Fonix itu, tidak akan suka kalau kamu bersikap kekanakan kayak Gini." Jelas ibunya.

"Jadi aku harus gimana?"

"Nyatain perasaan kamu, sebelum dia diambil orang"

"Tapi kan—biasanya cowok yang nyatain duluan...."

"Itu aturan lama, kalau kamu suka sama seseorang, sebaiknya kamu ungkapin duluan sebelum terlambat."

"Tapi—bagaimana kalau Fonix tidak mempunyai perasaan yang sama kayak aku?"

"Itu adalah hak-nya dia, kalian berdua mempunyai hak masing-masing. Kamu Punya hak Untuk Cinta sama dia. Dan Fonix tidak bisa melarang hal itu. Sebaliknya, Fonix juga mempunyai Hak untuk menerima dan menolak. Kalau dia menolak kamu, rasa sakitnya tidak akan lebih menyakitkan. Setidaknya, dia bisa tau kalau kamu suka sama dia."

Freya mengangguk. Ibunya benar, dia tidak bisa terus memendam perasaan ini. Bukan hanya dia yang menyukai Fonix. Banyak Gadis yang lebih cantik darinya. Dia tidak Bisa menyerah untuk mendapatkan orang yang di cintainya.

'Tidak perduli apa yang akan terjadi, besok gue harus nyatain perasaan sama dia.'

Ada hal yang Tidak di ketahui oleh Freya dan ibunya, sejak tadi Fonix mendengarkan ucapan keduanya dari balik pintu. Dia sedikit tersenyum simpul.

'kita lihat siapa dulu yang akan menyatakan perasaan.'

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!