Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Malam nya Jenna tengah berselancar di media sosialnya, tanpa sengaja ia melihat foto sunset yang begitu indah.
“Ah indah sekali, aku tidak pernah melihat sunset di pantai seperti ini.”
Gumamnya, sedih rasanya selama hidupnya belum pernah melihat indahnya matahari terbenam di pantai padahal mungkin semua orang seumuran nya sudah melihat itu beberapa kali di dalam hidup mereka.
“Di mana dia? Kenapa lama sekali?”
Gumam Jenna seraya menatap jam di layar ponselnya, sudah hampir jam sebelas tapi Zavey masih belum kembali dari ruang kerja, padahal Jenna sudah mengantuk, bisa saja ia tidur lebih dulu tapi Zavey meminta Jenna untuk menunggu sebelumnya.
Jenna beranjak dari duduknya meninggalkan ponselnya diatas ranjang, ia mengetuk pintu ruang kerja Zavey lalu masuk, terlihat Zavey masih bekerja dengan laptopnya seraya memakai kacamata yang membuat Jenna benar benar jatuh cinta berkali lipat pada pria itu.
“Kammu disini?”
Tanya Zavey melihat Jenna yang menyusulnya, ia melirik jam di layar ponselnya, pantas saja Jenna menyusulnya ternyata sudah hampir jam sebelas malam, Zavey merentangkan tangannya membuat Jenna segera menghampirinya lalu duduk di pangkuan pria itu.
“Maaf, seharusnya aku tidak memintamu untuk menunggu, aku tidak tahu akan selama ini.”
Ucap Zavey mengecup bahu Jenna, jangan tanya bagaimana keadaan Jenna saat ini, ia hanya bisa menutup bibirnya rapat rapat melihat tingkah Zavey padanya, Zavey menarik kedua kaki Jenna membuat wanita itu seperti anak kecil yang tengah dipangku.
“Kamu sudah mengantuk?”
Tanya Zavey, seharusnya Jenna menganggukkan kepala namun tubuhnya justru menolak lalu menggelengkan kepalanya.
“Bisa tunggu sebentar lagi?”
Tanya Zavey, Jenna kemudian menganggukkan kepalanya lalu mulai menatap layar laptop Zavey, jujur saja ia tidak mengerti dengan pekerjaan Zavey karena ia lulusan sarjana hukum.
Zavey melanjutkan pekerjaan nya, Jari jarinya dengan cepat mengetik setiap kata membuat mata Jenna semakin berat hingga tanpa ia sadari matanya tertutup sepenuhnya, tangan nya mulai terlepas dari leher Zavey.
“Dasar pembohong, katanya tidak mengantuk.”
Gumam Zavey terkekeh, ia kemudian menutup laptopnya meskipun pekerjaan nya belum selesai, ia kemudian mengangkat tubuh Jenna menuju kamar mereka lalu merebahkannya diatas ranjang, Zavey kemudian merapikan selimut Jenna namun Jenna justru terbangun dari tidurnya.
“Kamu terganggu? Maaf seharusnya aku lebih hati hati.”
Ucap Zavey seraya mengusap pipi Jenna, Jenna hanya tersenyum kecil namun matanya benar benar berat untuk dibuka terlalu lama, Melihat itu Zavey merasa gemas lalu mengecup bibir Jenna dengan lembut.
Namun tiba tiba ponselnya berdering membuat Zavey menjauh dari Jenna, ia memilih keluar dari kamar untuk mengangkat telepon nya.
“Kau yakin? Baiklah terus awasi mereka, jika terjadi sesuatu cepat beri info.”
Ucap Zavey lalu menutup teleponnya, sedangkan dibalik pintu Jenna tengah menempelkan telinga di pintu mencoba untuk mendengar pembicaraan Zavey dengan orang yang menghubunginya, entah kenapa tapi ia merasa penasaran lantaran Zavey yang menjauh dari nya hanya untuk mengangkat telepon.
“Apa dia meminta seseorang untuk mengawasi kak Lysandra?”
Jenna membatin namun tiba tiba pintu kamarnya dibuka membuat ia ketahuan oleh Zavey, Zavey mengerutkan keningnya melihat Jenna yang berdiri di pintu, Sedangkan Jenna yang melihat itu sontak menutup kedua matanya, lalu kedua tangannya lurus ke depan seraya mulai berjalan memutar.
“Ah jadi kamu berjalan saat tertidur.”
Ucap Zavey seraya menahan tawanya, tentu saja ia tak percaya karena selama tinggal di sini ia tidak pernah menemukan perilaku aneh itu pada Jenna, Zavey kemudian mengangkat tubuh Jenna membaringkan nya kembali ke atas ranjang.
“Bangun lah, aku tahu kamu sudah bangun.”
Ucap Zavey membuat Jenna perlahan membuka matanya, ia tak berani menatap Zavey tentu karena malu sudah tertangkap basah menguping pembicaraan Zavey.
“Ada yang mau di tanyakan?”
Tanya Zavey, ia yakin wanita itu memiliki banyak pertanyaan sejak dulu, mendengar itu Jenna mulai menatap Zavey lalu mulai duduk bersandar di ranjang.
“Apa kau sudah menemukan kak Lysandra? Apa kau meminta orang untuk mengawasi nya?”
Tanya Jenna, mendengar itu Zavey diam sejenak lalu tersenyum.
“Yang ku bicarakan di telepon bukan tentang Lysandra, kamu tenang saja oke?”
Ucap Zavey, Jenna diam sejenak namun itu bukan jawaban dari pertanyaan Jenna.
“Tapi..”
Ucapan Jenna terhenti kala Zavey mengecup bibir Jenna sekilas membuat Jenna terdiam kaku, Namun Zavey justru kembali mengecupnya dengan lembut, tangan nya mulai menarik leher Jenna lalu mendekatkan tubuhnya hingga Jenna mendorong Zavey lalu bernafas sejenak.
Nafas Jenna memburu, matanya masih menatap Zavey, tak percaya jika pria itu akan seagresif itu, setelah berhenti sejenak, Zavey kembali meraup bibir Jenna, kali ini tangannya mulai bergerak menelusuri perut Jenna, Zavey kemudian segera membuka kancing piyama nya satu persatu.
“Aku tidak akan membiarkan mu ragu dengan hubungan kita.”
Ucapnya sebelum akhirnya melanjutkan adegan panas dimalam itu.
Pagi pun tiba, Jenna baru saja membuka matanya yang terpapar sinar matahari, ia meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, hingga ketika ia melihat Zavey yang baru saja keluar dari kamar mandi, Jenna kemudian menutup wajahnya lantaran pria itu hanya mengenakan handuk.
“Sudah bangun?”
Tanya Zavey menghampiri Jenna, Jenna masih menyembunyikan wajahnya hingga Zavey duduk di sampingnya.
“Kamu malu? Serius kamu masih malu?”
Tanya Zavey tentu saja hanya ingin menggoda Jenna, wajah malu Jenna sangat lucu baginya membuatnya ingin terus menggoda istrinya itu.
“Hari ini aku harus ke kantor, kamu tidak apa apa dirumah kan?”
Tanya Zavey, Jenna mengangguk kecil.
“Ah jika bosan, kamu bisa bertemu dengan temanmu.”
Mendengar itu Jenna tersenyum ia kemudian bersandar di kepala ranjang seraya menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
“Mau mandi? Mau aku bantu?”
Tanya Zavey, Jenna sontak menepuk lengan Zavey.
“Jangan macam macam.”
Ucap Jenna mengancam Zavey, ia sudah tahu kemana arah tujuan pikiran pria itu sedangkan Zavey terkekeh melihat reaksi Jenna.
“Sudah macam macam kemarin malam, kamu lupa.”
Lagi Zavey menggoda Jenna.
“Hentikan Zavey!”
Pekik Jenna benar benar merasa malu, Zavey terkekeh lalu beranjak dari duduknya mengambil setelan hari ini untuk ke kantor, Jenna hanya tersenyum melihat suaminya itu bersiap siap.
“Jadi ini rasanya menjadi istri seutuhnya?”
Jenna membatin, astaga tak pernah terpikirkan olehnya hal seperti ini akak terjadi di hidupnya, apa awal kebahagiaan nya sudah dimulai? Seraya tersenyum mata Jenna melirik sekeliling, seketika senyumannya memudar begitu melihat foto yang rasanya ia kurang suka.
“Zavey.”
Ucap Jenna, Zavey menoleh menatap Jenna, Jenna kemudian menunjuk ke arah foto di atas meja.
“Itu foto mu dengan kak Lysandra kan?”
Tanya Jenna, Zavey menoleh ke arah foto lalu kembali menatap dirinya di cermin.
“Hm, kenapa?”
Tanya Zavey.
“Sepertinya kau sangat menyukai foto itu.”
Ucap Jenna datar berharap Zavey mengerti maksudnya.
“Tentu saja, aku sangat menyukai foto itu, itu sebabnya aku pajang disini.”
Ucapnya tanpa menatap Jenna, mendengar itu Jenna merasa sedih, perasaan nya kembali ragu, ia mendadak diam dan hanya memainkan jarinya, hal itu membuat Zavey menoleh padanya lalu menghampirinya.
"Aku suka fotonya bukan karena itu fotoku dan Lysandra.”
“Lalu?”
Tanya Jenna.
“Karena ada kamu di sana.”