sah , , , ,
mereka menikah di tempat yang tidak terbayangkan sedikitpun dalam hidup mereka.
UGD tempat pertemuan antara seorang lelaki dan perempuan yang tidak saling mengenal,
seorang wanita bercadar, dan seorang CEO muda, tiba-tiba harus menikah saat itu juga.
yuk, ikuti kisah mereka, yang kangen dengan kisah cinta manis Adam dan Ara juga nanti sedikit nyempil sebagai pelengkap kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sedikit masalah.
karyawan yang barusan menegur Nabila mulai tersadar , dan mendekat ke arah Ara.
" eh mbak, yang benar saja, anda mau berbelanja apa mau merusak, kalau semua pakaian yang anda pilih tidak jadi di beli, apa anda akan bayar ganti rugi ?" , tanya karyawan itu dengan ketus, sementara karyawan yang ramah menggelengkan kepalanya melihat temannya yang menurutnya tidak sopan itu, bagaimanapun juga mereka adalah pembeli, yang artinya adalah raja, selama pakaiannya baik-baik saja , tidak ada yang cacat ya tidak masalah.
" tenang saja, aku akan membayar semuanya" balas Ara tak kalah ketus, ia paling sebal , kalau ada orang yang tidak sopan, apalagi berbicara ketus kepada orang lain.
" ayo mbak... Tolong bawa ke kasir semua belanjaanku" ajak Ara kepada karyawan yang ramah itu, dan tidak memperdulikan lagi karyawan yang ketus itu.
" heh.... Lihat saja, pasti tidak akan mampu bayar " ucap karyawan itu mengejek dan berjalan mengikuti Ara dan Nabila ke kasir, serta mengajak para pelanggan untuk melihat pertunjukan yang akan terjadi nanti.
setelah sang kasir menghitung total belanjaan, semuanya melongo mendengar sang kasir mengatakan nominal nya.
" totalnya semua jadi empat milyar nona !" ucapnya ramah, karena ia sudah terbiasa melayani para konglomerat. Apalagi pakaian yang Ara kenakan, yang semuanya barang limited edition meskipun terlihat sederhana.
" Ra, mahal sekali... Tidak usah ya !, kita cari di tempat lain saja " bisik Nabila pelan, tapi terdengar di oleh karyawan yang sejak tadi tersenyum mengejek.
" tenang saja kak, itu hanya receh bagi suami kita " jawab Ara tersenyum mengedipkan sebelah matanya, lantas mengeluarkan kartu hitamnya, dan lagi-lagi membuat semua orang melongo, bahkan karyawan yang mengejek tadi menjatuhkan rahangnya, matanya melotot tak percaya.
" biar aku bayar sekalian kak" Ara menyerahkan kartu hitamnya kepada sang kasir, tapi di cegah oleh Nabila.
" jangan Ra, biar kakak bayar sendiri saja, Belanjaan kakak, itu terlalu banyak , tidak enak sama suamimu " ucap Nabila tak kalah entengnya, dan mengeluarkan kartu hitamnya juga, dan lagi-lagi membuat semua orang melongo, dan karyawan yang tadi mengejek mereka, penglihatan nya mulai berkunang-kunang karena terkejut bukan main ,
" tidak tidak mungkin" ucapnya dan brukkkkk. . .
ia pun pingsan seketika , tergeletak di lantai tanpa ada yang menangkapnya.
para satpam yang berjaga, mendekat kemudian membawanya ke tempat medis .
setelah melakukan transaksi, mereka berdua berlalu pergi dari butik tersebut, sebelum Ara melangkahkan kakinya keluar, ia memanggil karyawan yang membantu nya tadi.
" mbak ....!" panggil Ara , dan karyawan tadi segera mendekat.
" iya nona...ada apa?" tanya karyawan itu ramah, walaupun sedikit canggung, karena orang yang ia layani ternyata sangat kaya raya.
" ini untuk mu, terimakasih sudah membantu kami " ucap Ara menyerahkan paper bag yang berisi abaya yang sangat indah.
" maaf nona, bukannya saya menolak...tapi ini tidak pantas untukku, harganya terlalu mahal" tolak halus karyawan tersebut dan membuat Ara dan Nabila tersenyum.
" rejeki jangan di tolak, kalau tidak suka tukar saja dengan uang, dan bisa lebih bermanfaat untuk mu " Ara memaksa dengan tersenyum menyerahkan langsung, dan pergi begitu saja tanpa mendengar ucapan terimakasih dari karyawan tersebut.
dan berjalan menuju toko lain,
" Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, nona tadi sangat baik, semoga selalu dalam lindunganMU di manapun ia berada" ucap karyawan itu tulus dengan mata berkaca-kaca, tidak menyangka ia di beri abaya seharga seratus dua puluh juta. Ia akan menukar dengan uang, meski akan ada potongan harga, tapi tidak masalah, ia lebih membutuhkan uang, daripada abaya yang harganya sangat mahal.
***
waktu menunjukkan pukul empat sore, sebelum keluar dari mall tersebut, mereka menyempatkan waktu untuk beribadah.
Dan memakan cemilan untuk mengganjal perut mereka di cafe dalam mall, banyak yang mereka ceritakan,
mereka berjalan pelan, saling beriringan, dari kafe sampai keluar lobby mereka terus mengobrol sampai tiba-tiba Ara hampir terjungkal kedepan kalau Nabila tak segera menarik tangan Ara.
brakkkkk.....
" innalilahi..., kamu gak papa Ra?" tanya Nabila khawatir .
" tidak apa-apa kak" jawab Ara yang masih melihat seorang laki-laki sedang berlari menuju jalan raya ...
"huft.... Alhamdulillah" ucapnya.
" toloooooong , copet...." teriak ibu-ibu melengking sampai membuat mereka berdua terkejut kembali.
" ada apa Bu?" tanya Nabila penasaran melihat raut wajah seorang wanita paruh baya yang merasa cemas.
" itu itu , , , hosh hosh hosh....copet! ada berkas-berkas penting yang sangat berharga" ucap ibu itu menunjuk copet yang masih berlari ke arah jalan raya, tak butuh waktu lama, Nabila segera melesat menyusul mereka, dan di ikuti oleh Ara, para bodyguard yang mengawal mereka dari jarak sedikit jauh segera berlari menyusul majikan mereka.
dan laki-laki yang sedang di kejar pun menoleh kebelakang, dan betapa kagetnya ia melihat kebelakang, beberapa orang sedang mengejar diri nya, termasuk satpam yang menjaga pintu lobby, ia langsung mempercepat larinya menyeberang begitu saja tanpa takut dirinya tertabrak oleh laju kendaraan yang berlalu lalang di depannya.
Nabila tanpa takut ikut mengejar nya, sementara Ara sudah mulai lelah,
" non Ara, sebaiknya anda berhenti dulu , anda baru saja sehat" ucap bodyguard yang berhasil mengejar Ara, dan Ara pun menurut, karena dirinya merasa lelah, mungkin karena sudah sangat lama dirinya terbaring koma, jadi belum terbiasa melakukan aktivitas yang begitu melelahkan.
" kalian bantu kak Nabila...aku akan menghubungi mas Adam dan kak Mike" ucap Ara yang berhenti di trotoar sebelum menyeberang jalan, dan berjalan ke arah halte untuk beristirahat.
" baik non" para bodyguard yang berjumlah empat orang segera menyusul, sedangkan yang satu bertugas menemani nona mereka.
Tut Tut Tut...
hp Adam berbunyi, saat dirinya sedang dalam perjalanan untuk menjemput istrinya.
" assalamualaikum sayang, ada apa , aku sedang menuju mall, sebentar lagi sampai, ini sedang macet" ucap Adam di seberang sana.
" mas, cepat kemari!, hosh hosh hosh, kak Nabila sedang mengejar pencopet yang entah berlari kemana !" ucap Ara dengan nafas yang Masih tersengal-sengal.
" APA!...tunggu mas di sana, dan diam di tempat jangan kemana-mana" Adam langsung turun dari mobilnya dan berlari ke tempat istrinya.
kemudian Ara menelpon kakaknya yang baru sampai rumah, dan segera beranjak menuju mall.
sementara aksi kejar-kejaran masih terjadi antara Nabila dengan pencopet, sampai di tempat yang sepi pencopet itu berhenti, dan berbalik badan.
" hahaha, ternyata kau berani juga wanita ninja!" ucapnya mengejek, bertepuk tangan setelah memberikan tas seorang wanita kepada rekannya yang menunggu, dan muncullah beberapa orang yang membawa senjata tajam,
Nabila berhenti tidak jauh dari mereka,
ia mengatur nafasnya yang masih memburu.
" cepat kembalikan tasnya, itu bukan milik kalian !" kata Nabila mencoba mengontrol emosi nya.
" hahaha, tidak akan, susah susah kami mendapatkan nya, tas ini sangat berharga bagi ketua kami" ucapnya masih dengan senyum mengejeknya.
" jadi, ada dalang dari pencopetan ini, dan kata ibu tadi tasnya berisi barang-barang penting, jadi kemungkinan...." gumam Nabila dalam hati yang mulai mengerti, apa yang terjadi di balik pencopetan ini.
ia pun mendekat tanpa takut, sorot matanya tajam .
" nona Nabila,...jangan mendekat, bahaya non!" cegah bodyguard yang baru sampai setelah mengejar mereka sedari tadi.
tapi Nabila tidak mendengarkan, ia terus saja berjalan tanpa takut.
cerita nya bagus🤩