Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merajuk
Tepatnya pada pukul 18:00 sore, Ziva berdiri di dekat jendela lalu menatap keluar, ia melihat rintik-rintik air hujan yang di sertai angin dan juga hawa dingin yang mulai masuk ke dalam ruangan.
Sebetulnya ia sangat membenci air hujan. Bukan tanpa sebab, air hujan menjadi saksi di mana kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan.
Dan kata orang-orang, penyebab kecelakaan tersebut yang tak lain karena ulah seseorang yang tiba-tiba menyalip mobil orangtua Ziva tanpa menyalakan lampu sen. Sampai detik ini, Ziva tak pernah tahu siapa orang yang sudah membuat nyawa orang tuanya melayang.
"Sial, kenapa harus hujan di jam segini...!" Gumamnya, mengumpat. "Dan lagi... Victor kemana sih, kenapa dia belum pulang-pulang sejak tadi?"
Yeah, dan benar saja.. Sejak Victor pamit keluar untuk membeli buah-buahan, sampai sekarang pria itu tidak kunjung pulang. Mau bagaimana pun Ziva khawatir, pasalnya, Victor tidak membawa ponselnya dan malah menyimpannya di ruangan Ziva.
"Tahu begini, aku minta daddy temani aku saja sampai sekarang. Victor pasti pergi ke kantornya lagi dan seperti biasa meninggalkanku sendirian."
Namun, tiba-tiba Ziva mengerutkan dahinya menatap sesuatu di bawah sana. Tentunya ia menatap seseorang yang ia kenal yang tak lain adalan Victor sang suami.
Yang membuat Ziva bereaksi seperti itu, ia melihat sang suami tengah memapah seorang wanita dan bahkan sedikit mendekapnya. Beberapa pertanyaan terus muncul dalam fikirannya, siapa wanita itu? Kenapa bisa bersama Victor?
"Aku gak salah lihat, itu Victor. Tapi, ia dengan siapa? Kenapa wajah perempuannya tidak kelihatan dengan jelas?"
Ziva terus merasa penasaran, apalagi saat Victor membawa wanita tersebut masuk ke dalam rumah sakit, perasaan gelisahnya pun semakin besar.
"Aku harus mengecek sendiri dan memastikan semuanya!" Ujarnya, berjalan tergesa-gesa menuju keluar.
Saat sebelum keluar, tiba-tiba pintu ruangan pun terbuka. Ziva pun terlonjak kaget, hampir saja pintu tersebut mengenai wajahnya.
"Eh, mau kemana kamu?"
Ya, seseorang yang membuka pintu ruang tersebut yang tak lain adalah Heri. Pria itu masuk sembari membawa nampan berisi makanan dan juga susu untuk ibu hamil.
"Ah, daddy, kukira siapa." Ujarnya, menghela nafasnya sejenak.
Heri terdiam lalu menatap ke arah lain. "Kau pasti menunggu kedatangan suamimu'kan? Maaf jika kedatangan daddy membuatmu sedikit kecewa."
Ucapan Heri seketika membuat Ziva terpaku. Meskipun ia memang menunggu Victor, tapi bukan berarti ia tak senang akan kedatangan Heri sang mertua.
"Dad, apa yang kamu bicarakan? Aku bahkan--"
Tak
Heri seketika menyela ucapan Ziva dengan menyimpan nampan berisi makanan tersebut di atas nakas.
"Kamu harus makan, daddy akan keluar lagi." Titahnya.
Ziva awalnya tak paham akan reaksi ketus sang mertua. Namun sekarang ia mengerti, mertuanya itu sedang merajuk dan pasti salah paham.
"Dad..." Ucapnya, bernada lembut.
Tap..
Tap..
Tap..
"Ya? Apa ada sesuatu yang kamu butuhkan lagi--"
Cup
Heri mematung saat Ziva tiba-tiba mengecup bibirnya.
"Kau..."
"Ayolah jangan marah lagi, aku memang sedang menunggu Victor, tapi kedatangan daddy membuatku senang. Paham'kan?"
Srettt
Sang menantu yang ini memang pandai dalam merayu mertuanya. Heri tak bisa berlama-lama merajuk, ia langsung menarik pinggang Ziva dan memeluknya dengan erat.
"Bukankah kau harus menyelesaikannya?"
Ziva mengulum senyumnya lalu mengalungkan tangannya ke leher Heri. "Aku mencintaimu, dad."
Cup
*
*
Sedangkan itu....
Draaap
Draaap
Draaap
"Victor, kenapa kamu membawaku ke rumah sakit? Kukira kau membawaku kabur dan mencarikanku tempat tinggal!" Sahut Risa.
Yeah, sejak pertemuannya tadi, Victor penasaran akan luka yang ada di tubuh Risa. Ia pun memilih menarik Risa ke rumah sakit dan tak membiarkan wanita itu langsung pulang
"Ck, jangan mengada-ngada, aku tidak akan membawamu kabur. Aku hanya ingin mengobati lukamu!" Ujarnya, ketus.
Meski sikapnya yang ketus, Victor memang selalu perhatian pada siapapun. Namun kebaikannya selalu di salah artikan oleh seseorang, bahkan Risa pun salah tingkah dan berfikir kalau mantannya ini masih menyimpan rasa padanya.
"Apakah kau selalu memperhatikan isterimu seperti ini?"
Degh
Victor tiba-tiba memberhentikan langkahnya. Mendengar ucapan Risa, ia teringat akan sesuatu.
"Ziva...."