‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️
CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian
Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.
Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Mulai Membalas
...•••Selamat Membaca•••...
Maureen sudah diizinkan pulang, kondisinya mulai membaik walau masih ada bekas luka di tubuh dan wajahnya tapi hal itu tidak ketara lagi. Leo juga sudah mempersiapkan pernikahan super mewah untuk dia dan Maureen nanti.
Leo membaringkan Maureen di atas tempat tidur dan menyelimuti kekasihnya itu.
“Apa kamu mau untuk tinggal lagi di Indonesia, Maureen?”
“Mau tuan, sangat mau, aku sangat nyaman di sana karena selama ini aku dibesarkan di sana.” Maureen tampak bersemangat.
“Aku calon suamimu, jangan panggil tuan lagi,” ujar Leo lembut sembari mengusap wajah Maureen.
“Aku sudah terbiasa dan nyaman dengan panggilan itu, anggap saja itu panggilan sayangku padamu.” Leo tersenyum lalu mengangguk.
“Baiklah, terserah kamu saja. Mau makan apa? Aku akan buatkan untukmu.”
“Terserah saja, semua buatanmu pasti aku makan.”
“Yasudah, kalau begitu, kamu istirahat. Nanti aku akan membangunkan mu jika makanan sudah jadi.” Maureen tersenyum dan mengangguk, dia memejamkan mata.
Leo keluar dari kamar, meminta pelayan memasak makanan enak dan bergizi untuk Maureen. Leo membawa langkahnya ke ruang penyiksaan, di sana ada beberapa calon korban yang akan dia eksekusi hari ini juga.
Gema, Dave, Zack, Rio, Herry dan istrinya kini terikat dengan rantai, kaki mereka di pasung. Leo menatap mereka penuh emosi namun seketika berubah menjadi tenang, dia berusaha terlihat santai.
Tubuh mereka memang sudah penuh luka, karena anak buah Leo setiap hari menyiksa mereka tapi tidak terlalu parah.
“Cukup lama kalian di sini ya, aku pikir, rumah ini menjadi sempit dengan kehadiran kalian. Apa kalian begitu menderita?” tanya Leo dengan santai.
“Mau apa kau bajingan, jika kau laki-laki, hadapi kami dengan tangan kosong, dasar brengsek,” teriak Gema pada Leo.
Leo kembali teringat dengan perlakuan Gema ke Maureen di villa, emosinya tersulut dan langsung saja memukul rahang Gema dengan kuat.
“Laki-laki? Kau sendiri bagaimana hah? Kau sudah menyiksa seorang wanita tanpa ampun, kau hanya seorang banci tidak tau diri bagiku, cuih.” Leo meludahi wajah Gema.
“Kau hanya menjadikan dia budak nafsumu, apa salah jika aku melakukan hal yang sama hah?”
“Asal kau tau, dia wanita yang sangat aku cintai, aku saja tidak pernah menyakitinya, tapi kau dan temanmu ini malah menyiksa dia sampai dia hampir mati. Tapi sudahlah, aku terlalu lelah adu pendapat denganmu, aku ingin menyuapi kekasihku itu makanan. Jadii...,” Leo mengambil gunting besar dan sebuah tang.
“Aku akan mengakhiri penderitaan kalian semua.”
Sreett!!
Leo menarik lidah Gema dengan tang yang dia pegang lalu menggunting lidah itu hingga putus. Semua yang ada di sana membulatkan matanya, karena mulut mereka dilakban. Tak ada satupun dari mereka yang tidak berontak ingin lepas, ketakutan mendominasi ruangan itu.
“Ayo teriak lagi padaku sialan, keluarkan lagi kata-kata mutiaramu itu padaku,” kata Leo dingin dan menakutkan. Gema hanya bisa mengerang kesakitan, darah mengucur begitu banyak membasahi dadanya.
Leo kini menatap Rio, ketua dari mereka yang menyiksa Maureen tanpa ampun serta orang yang menggorok leher Maureen malam itu.
Leo membuka lakban di mulut Rio dengan kasar.
“Tolong lepaskan aku, aku akan bersujud di kaki Maureen untuk minta maaf, tolong jangan sakiti aku,” mohon Rio yang membuat Leo tertawa dingin.
“Kau ingin aku maafkan?” Rio mengangguk dengan cepat.
“Makan potongan lidah ini.” Leo memberikan potongan lidah itu pada Rio, dengan ragu dia menjawab, “Ba..baik, tapi jangan sakiti aku.” Leo dengan santai mengangguk.
“Makanlah! Buka mulutmu!” Dengan ragu, Rio membuka mulutnya dan Leo memasukkan potongan lidah itu ke dalam mulut Rio.
Dengan rasa jijik, Rio mengunyah potongan lidah Gema, dia berkali-kali merasa mual dan Leo langsung menghantam wajahnya dengan tinju, terpaksa Rio mengunyah lidah itu hingga habis dan dia telan.
Tanpa banyak bicara, Leo mengambil sebuah pisau tajam yang cukup besar, lalu berjalan ke belakang tubuh Rio. Dia memegang dagu Rio dan menempatkan pisau itu di lehernya.
“Tolong jangan, aku sudah melakukan apa yang kau suruh.” Leo mendekatkan wajahnya ke telinga Rio.
“Bukankah kekasihku itu juga selalu melakukan apa yang kau suruh, jadi pelayan, pembantu, bahkan di bully oleh para tamumu tapi kau tetap memukulinya hingga wajahnya babak belur.” Rio menangis histeris, dia sangat takut saat ini.
“Malam itu kau juga menggorok lehernya kan, aku hanya ingin kau merasakan rasa sakit yang kekasihku itu rasakan.”
“AAAKKHH!!!!” Leo memotong kedua telinga Rio, lalu berjalan ke arah Zack dan Dave.
“Makan telinga bos kalian ini, selama ini dia selalu tuli jika mendengarkan jeritan kekasihku.” Zack dan Dave memakan telinga Rio dengan rasa jijik dan mual luar biasa, mereka bahkan menangis karena Leo lebih kejam dari yang mereka bayangkan.
Herry dan istrinya takut bukan main melihat adegan itu, mereka bahkan tidak tahu, apa yang akan Leo lakukan selanjutnya.
Leo tersenyum puas, dia kembali pada Gema lalu mengupas kulit wajah Gema dengan santai, Gema meraung kesakitan saat pisau tajam milik Leo menyayat permukaan wajahnya. Tidak ada yang sanggup melihat hal itu, mereka semua memalingkan wajah dengan air mata yang mengucur bagai air hujan.
“Kau payah sekali Gema, baru dikuliti saja, kau sudah meraung begini. Aku pikir kau tidak bisa merasakan sakit karena kau begitu kejam menganiaya kekasihku,” kata Leo dengan santai sambil terus menyayat kulit wajah Gema hingga tulang nya terlihat dan dagingnya berceceran di lantai.
“Bos, nyonya tadi terpeleset di tangga dan mengalami cedera di pelipis dan keningnya.” Leo menghentikan aksi kejamnya itu.
Dengan cepat dia membuka kemeja yang dia pakai lalu membersihkan diri agar darah di tubuhnya tidak dilihat oleh Maureen nanti.
“Pastikan mereka baik-baik saja, aku akan melanjutkan besok,” ujar Leo yang dibalas anggukan patuh oleh anak buahnya.
Leo bergegas menuju ruang tamu, di sana Maureen tengah dipijat oleh seorang pelayan. Leo mengambil alih Maureen lalu pelayan itu pergi.
“Kenapa bisa jatuh? Kamu ngapain?” tanya Leo khawatir, kening dan pelipis Maureen memar.
“Aku nyari kamu, tadinya aku mau minta dibuatkan susu cokelat tuan, eh ternyata lantainya licin.”
“Kamu kan bisa minta pelayan untuk memanggil aku, Maureen.”
“Tapi aku mau ketemu kamu, kamu dari mana? Kok nggak pake baju?” Leo menatap tubuhnya, saat ini dia hanya telanjang dada.
“Habis bercocok tanam.” Maureen membulatkan matanya.
“Dengan siapa?” Leo menjitak pelan kepala Maureen lalu mencium bibirnya.
“Dengan tanaman di halaman belakang, aku mau memindahkan bunga-bunga yang menurutku potnya kekecilan.” Maureen melihat tangan Leo, memang ada bekas tanah.
Sebelum menemui Maureen, dia sengaja membaluri tangannya dengan tanah agar Maureen tidak curiga.
“Aku rindu tuan.” Maureen memeluk tubuh Leo dengan erat, mencium aroma tubuh Leo yang begitu wangi di penciumannya.
“Apa malam ini kita bisa melepas rindu?” Leo menaikkan alisnya untuk menggoda Maureen.
“Yaa lihat nanti lah.” Leo mencium sudut bibir Maureen.
“Aku bikinkan susu cokelat ya, jangan ke mana-mana.” Maureen mengangguk, Leo ke dapur untuk membuatkan susu yang Maureen mau.
...•••BERSAMBUNG•••...
kasian maula masih kecill.
rayden yg sabar yaaa
tim nya rayden ni thor ❤😘😅🤣