"Selain meninggalkan hutang dengan jumlah banyak, almarhum papa juga meminta kamu untuk menikah dengan tuan Jean, yang merupakan pemilik perusahaan King'X." ucap mama seraya mengusap air mata.
"Tapi ma, Kak Sena mengatakan jika tuan Jean adalah laki-laki tua yang lumpuh. tidak mungkin aku yang masih muda belia menikah dengan pria yang layak dipanggil kakek?" tolak Vella.
"Mama, juga tidak mengetahui kebenarannya. tapi kita tidak mempunyai pilihan lain, nak."
"Ini benar-benar gila! ma. mana mungkin aku akan menikah dengan pria yang mama sendiri belum pernah melihatnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melayani ku setiap saat
Ditempat lain, Natali terlihat sedih seraya memperhatikan foto-foto kenangan indahnya bersama Alex.
"Natali, sudahlah nak. kamu tidak boleh larut dalam kesedihan seperti ini." bujuk sang mama uang ikut sedih melihat putri satu-satunya yang belum bisa move on dari Alexander.
"Ma, apa aku salah jika berkeinginan untuk merebut Alex kembali."
"Tidak nak, kamu pasti bisa mendapatkan Alex. jangan kawathir dan kamu harus tetap percaya diri. setelah opa nya meninggal dunia, tidak ada lagi yang akan menjaga penghalang bagi kalian. karena mami Alex sangat menginginkan kamu untuk menjadi menantu nya." bujuk sang mama.
Natali mengusap air mata, seakan kembali menemukan harapannya yang hilang.
"Mama benar, aku tidak boleh kalah oleh gadis kampungan itu."
"Natali, berusaha keraslah. karena Alex masih sangat mencintai mu, kamu sangat cantik dan tidak akan pernah sebanding dengan perempuan itu."
"Ya, ma. besok aku akan kembali menemui Alex."
***
Diruangan kerjanya, Alex sering melamun dan senyum sendiri. jika sudah teringat dengan Ravela, bayangan percintaan panas mereka.
"Sial! sekarang aku tidak bisa jauh dari Vella.''
Alex ingin segera pulang bertemu dengan sang istri, untuk menuntaskan nafsu kelelakian nya, dimana kehadiran Vella mulai mengusik kehidupan dan prinsip yang semula dijaga Alex.
Lamunan indah Alex buyar, ketika sebuah pelukan hangat mendarat ditubuh nya. refleks membuat pria tampan itu kaget, meskipun dia sudah bisa menduga jika itu adalah Natali, karena mustahil ada perempuan lain yang memiliki keberanian bahkan istrinya Ravela sekalipun.
"Alex, aku merindukanmu."
Natali menyandarkan kepalanya di dada bidang kokoh milik Alex, yang merupakan dambaan setiap wanita. namun ekspresi Alex diluar dugaan Natali, Alex tidak merespon bahkan pikiran pria itu tidak sedang bersama nya.
"Alex, kamu mikirin apa sih?"
"Tidak, aku cuma mikirin kerjaan." Alex memegangi kedua tangan Natali, ingin menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya, namun dia masih tidak tega untuk menyakiti gadis itu, sehingga Alex kembali membiarkan. meskipun dalam hatinya dia hanya rela jika yang menyentuh nya adalah Ravela seorang. semakin dibiarkan, Natali semakin berani.
"Natali, ini kantor jaga sikapmu."
"Kenapa Alex? aku merasa kamu semakin berubah. biasanya kamu tidak peduli dengan situasi dan kondisi jika kita bermesraan. tapi sekarang kamu seperti sengaja mencari-cari alasan." Natali tertunduk sedih.
"Maafkan aku Natali."
"Apa perubahan sikap mu ini gara-gara gadis kampung itu?"
"Tidak, sudah aku katakan. pikiran ku saat ini sedang kacau karena pekerjaan ditambah lagi kondisi opa yang belum stabil." jawab Alex.
Natali tersenyum senang, dalam hatinya merutuki sang Opa, yang selama ini menjadi penghalang hubungan nya dengan Alex.
"Natali, aku sedang sibuk. aku harap kamu mengerti."
"Apa kamu mengusir ku, sayang?"
"Bukan begitu maksudku, nanti aku akan menghubungi ku kembali. untuk saat ini pulang lah." pinta Alex. yang membuat Natali menyerungut kesal. namun demi tetap menjadi gadis yang manis dan pengertian dihadapan Alex, terpaksa Natali menuruti keinginan Alex tersebut, meskipun rasa sakit diabaikan oleh pria yang sangat dicintainya hampir membuat air matanya menetes.
"Baiklah sayang, aku pergi dulu. jangan lupa telpon aku kapan pun kamu bisa. aku akan selalu ada dan siap untuk mu." ucap Natali manja, dia sekilas mendaratkan ciuman dibibir Alex, tapi tidak mendapatkan sambutan hangat seperti biasanya.
"Hatiku sakit Alex, kamu mulai mengabaikan aku. sampai kapan pun aku tidak akan rela gadis kampung itu menguasai hatimu. kamu hanya milik ku, Alex."
Sorenya Alex kembali pulang, namun wajahnya terlihat berbeda dari biasanya. pria itu menghembuskan nafas berat seraya menyandarkan tubuhnya di sofa. seperti biasa Vella menyambut hangat kedatangan suaminya, membantu melepaskan sepatu, setelah itu menyediakan teh hangat dan biskuit hasil buatan nya sendiri.
"Silahkan diminum Mas, dan ini kue buatanku sendiri." Ucay Ravela.
Alex membuka matanya, meneguk teh lalu mencoba mencicipi kue tersebut, sedangkan Vella menautkan kedua jemarinya menunggu reaksi Alex.
"Lumayan."
"Mas, kamu menyukai masakanku."
"Ya, dan aku juga ingin kamu memasak khusus untuk diriku saja?"
"Tentu." balas Ravela dengan mata berbinar-binar bahagia.
maaf aku skip ya....
kenapa semua harus ada kekerasan sexsual sih......