Perjalanan Waktu Sang Mafia

...assalamualaikum, semua....

...gimana kabar kalian? semoga baik-baik aja ya!...

...Btw, Sansan nulis chapter ini tengah malem><...

...Sansan mau lanjutin Chapter yang, 'Xia Re & Xia Ge (1)' yaudah langsung aja, yuk....

...Let's go.......

......Happy reading! UvU......

"Argghhh berhenti... a...ku... akan... membayarnya... Arrgghh..."

sungguh Xia Re tidak tega mendengar teriakan kesakitan Xia Ge.

ia berbalik badan dan...

"Berhenti!!!! lepaskan adikku!!!"

"a-adik..." gumam Xia Ge.

sekelompok laki-laki itu menatap Xia Re tidak suka.

"mau apa kau!!!" ujar bos mereka.

"mau apa? jika aku bilang, mau kalian mati bagaimana!?" ucapan Xia Re membuat semua orang melongo.

Bos gendut itu berlari kearah Xia Re dengan pedangnya.

"mati saja kau!!!"

"AWAS!!!!" teriak Xia Ge.

'grep'

"a-apa!" bos gendut itu terkejut kala Xia Re menahan pedangnya dengan tangan kosong.

Xia Re tersenyum remeh, lalu berkata. "ingin membunuhku? tidak semudah itu Babi Gendut!!!!!"

Buggh

"Arrgghh...." teriak bos gendut itu kesakitan kala Xia Re menendang perutnya yang besar.

"berani melukai anak perdana menteri? kau cari mati!" sinis Xia Re.

"k-kau... aku tidak akan melakukan ini jika bukan karena adikmu tidak membayar hutang-hutangnya!" ujar Bos gendut itu.

Xia Re menatap Xia Ge penuh tanda tanya, sementara yang ditatap menunduk.

"tadi aku sudah bilang, kalau aku akan membayarnya" ujar Xia Ge pelan.

sekarang Xia Re beralih menatap bos gendut itu.

"kau sudah dengarkan? sekarang kau katakan, berapa hutang adikku, akan aku bayar!" ujar Xia Re.

"wah, tuan. anda sangat baik hati..." puji Tong Tong terhura.

'Aku tidak baik, makhluk kecil. jika aku baik, aku bisa lemah' batin Xia Re datar.

"anda tidak mau mengakui" ujar Tong Tong datar.

"cepat katakan! berapa hutang adikku."

"150 Tael!" Xia Ge membelalakkan matanya mendengar ucapan bos gendut itu.

"se-seratus lima puluh Tael!!! bukankah aku hanya berhutang 100 Tael saja!!!" ujar Xia Ge.

Bos gendut itu tidak menghiraukan ucapan Xia Ge, ia menatap remeh Xia Re.

"bagaimana? apa kau mampu membayarnya?"

Xia Re tertawa mendengar itu, membuat semua orang di sana terkejut.

"kalau kau tidak mampu membayar, lebih baik kau pergi saja!!! tidak usah pedulikan aku! aku--"

"diamlah, adik. bagaimana aku bisa tidak peduli padamu, kau adalah adikku. meski kau selalu bersikap buruk padaku, kau tetap adikku."

deg

ucapan Xia Re benar-benar membuat hati Xia Ge bergetar. padahal, ia dan kedua kakaknya selalu bersikap tidak baik dengan Xia Re.

"bagaimana, gadis? apa kau sanggup membayarnya?" ujar bos gendut itu remeh.

"ingin menipuku ya...?" gumam Xia Re sembari menyeringai.

"dasar babi jelek, dia tidak tahu sedang menyinggung siapa..." ujar Tong Tong.

Xia Re berjalan kearah sekelompok pria itu dengan tangan yang ia masukkan kesaku celananya.

"ingin menipuku? cari mati kau!!"

Buggh

Buggh

Buggh

semua orang membelalakkan matanya, kala melihat sekelompok orang tadi terkapar di tanah hanya sekali tendang oleh Xia Re.

"k-kau... ja-jangan... mendekat..." ujar bos gendut itu takut.

"babi gendut, jelek! berani kau ingin menipuku dan adikku..." ujar Xia Re dingin.

"ja-jangan mendekat... a..aku janji, aku tidak akan mengganggu dirimu dan adikmu." ujar bos gendut itu ketakutan.

Xia Re mengeluarkan kantong yang berisi uang, ia lemparkan kearah bos gendut itu seraya berkata.

"jangan pernah ganggu adikku, atau... Kau akan mati!" bisik Xia Re tepat didaun telinga bos gendut itu.

tubuh bos gendut itu bergetar ketakutan. ia bangun berdiri dan langsung kabur.

"ayo pergi...." ujarnya sembari berlari. begitu juga anak buahnya, mereka langsung berlari terbirit-birit.

"kau--" ucapan Xia Ge terpotong kala Xia Re berkata.

"Xia Ge, dewasalah." setelah mengucapkan itu, Xia Re pergi dari situ. Xia Ge menatap nanar punggung kakaknya itu yang semakin menghilang.

"ka...kak..." gumamnya.

Flashback off-

Xia Ge, pemuda itu bingung harus bagaimana. ingin sekali ia memberitahu rencana ibu dan kedua kakaknya pada Xia Re. tapi, ia malu bertemu dengan Xia Re.

"tidak! kau harus berani Xia Ge!" ujarnya pada dirinya sendiri.

"yah, benar. aku harus berani, jangan sampai ibunda dan kedua kakakmu menyakiti Xia Re lagi, dia adalah orang baik!" ujarnya lalu pergi.

Xia Re, gadis itu tengah berendam dikolamnya.

"Hufh... jauh lebih baik..." gumamnya lega. manik coklat elangnya menatap langit malam yang indah.

"ayah... aku ingin tahu kabarmu, Heaven..." gumamnya.

Xia Re bangkit dari kolamnya dan memakai handuknya.

"Shizu, apa kau sudah siapkan pakaianku?" tanyanya.

"sudah, Nona." jawab Shizu.

"hm."

Xia Re memakai pakaiannya dibantu Shizu, setelah selesai memakai pakaiannya. ia berjalan kearah cermin. ia menatap pantulan dirinya di cermin.

"cantik..." gumamnya.

"anda memang sangat cantik, tuanku." puji Tong Tong tiba-tiba muncul.

'aku memang cantik, bukan hanya cantik. aku hebat, cerdas, tangguh dan kejam...' mendengar ucapan Xia Re membaut Tong Tong mendatarkan wajahnya.

"anda Sombong sekali, tuan" ujar Tong Tong

"itu kau tau!" ujar Xia Re.

"Ekhem.. Shuzu, tolong ambilkan racikan yang aku buat diatas laci." ujar Xia Re.

"baik, Nona." jawab Shuzu. tak lama Shuzu datang menghampiri Xia Re dengan membawa racikan yang dimaksud Xia Re.

"terima kasih, Zu!"

Xia Re mengoleskan racikan itu diwajahnya, racikan kecantikan yang ia buat sendiri.

"Nona, sebenarnya racikan apa itu?" tanya Shuzu.

"ini? ini adalah racikan kecantikan yang aku buat. ini dibuat dari mutiara yang dihaluskan. mutiara yang hanya dapat ditemukan dilautan dalam." jelas Xia Re.

sementara, Shuzu tampak bingung dengan penjelasan Xia Re.

"sudahlah Shuzu, lebih baik kau istirahat saja!" ujar Xia Re.

"baik, Nona. Shuzu izin pamit."

Xia Re kembali mengoleskan racikannya diwajahnya.

"sungguh cantik..." gumamnya.

"tentu saja. aku memang cantik!"

'deg'

Xia Re melirik kesana kemari mencari sumber suara.

"siapa itu..." ujarnya sembari mengeluarkan Zhang Fang nya.

"aku? tentu saja aku adalah..."