NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 15

Kayla merebahkan diri di atas kasur kosannya yang sempit. Tangannya gemetar saat menulis pesan di ponselnya.

Van udah sampai, tulisnya singkat sambil menghela napas.

Beberapa detik kemudian notifikasi masuk.

Udah kay, Alhamdulillah 😊, balas Revan.

Kayla tersenyum tipis, meski matanya masih sembab. Syukurlah… sehat-sehat ya van, semoga betah, balasnya, jari-jarinya bergerak lambat.

Iya kay, makasih doanya, tulis Revan lagi.

Kayla mengetik cepat. Sama-sama van.

Revan kembali bertanya. Jadi kuliah?

Jadi van, gue ngekost, balas Kayla.

Revan terdiam cukup lama sebelum akhirnya membalas. Lah bukannya mau nikah?

Kayla mendengus kesal sambil menutup wajah dengan bantal. Kabur gue van, balasnya jujur.

Pesan balasan datang dengan cepat. Ya ampun kay, ayah lo pasti nyariin. Pulang kay, ibu lo nanti sakit lagi.

Air mata Kayla menetes. Ngga mau van. Gue ngga mau nikah sama Axel. Gue dikasih duit sama dia buat kabur, tulisnya lirih.

Ya udah deh, jaga diri baik-baik ya kay. Jangan nakal, jangan gelut lagi, balas Revan, mencoba menenangkan.

Kayla tersenyum pahit. Iya van, gue bakal kangen lo.

Balasan Revan membuat matanya makin panas. Gue yang lebih kangen lo, kay.

Kayla mengetik pelan. Akh… Revan, gue nangis nih 😩.

Balasan cepat datang. Peluk jauh, kay 🤗.

Kayla hanya mampu membalas dengan emot nangis 😭, lalu benar-benar menangis terisak sambil memeluk guling.

“Udah cengeng banget lo,” suara Anya memecah keheningan. Ia merebahkan diri di samping Kayla, menatapnya sambil geleng-geleng kepala.

Kayla mengusap air matanya. “Gue sayang sama Revan ternyata,” lirihnya.

“Kenapa nggak jadian dulu?” tanya Anya penasaran.

Kayla menghela napas panjang. “Dia minder, selalu bilang malu deket gue. Gue suka kesinggung kalo dia bilang begitu.”

Anya terbelalak. “Ouh… jadi waktu dia bilang malu deket cewek, bukan ke Salsa tapi ke lo?”

Kayla mengangguk. “Itu serius ke Salsa. Gue bilang salam dari Salsa, dia bilang ngga mau pacaran dulu, malu… ngga bisa jajanin, gitu katanya.”

“Ouh gitu,” Anya ikut terdiam.

Kayla melanjutkan dengan suara serak. “Kemaren pas gue sama Putra, gue ngerasa beda. Eh dia malah marah-marah tapi ngga jelas. Terus gue bilang mau dijodohin, dia syok, tapi ngga bisa berbuat apa-apa. Gue sedih nya… sedih banget, Nya.”

Anya meraih tangan Kayla, menggenggam erat. “Sabar ya kay, kalo jodoh pasti jadi sama lo.”

Kayla menatap sahabatnya dengan senyum tipis. “Iya…”

Keesokan harinya, matahari pagi menyinari kampus hukum. Kayla dan Anya berdiri di antrean panjang pendaftaran.

Setelah melalui proses berjam-jam, mereka akhirnya pulang ke kosan dengan tubuh letih, tapi hati Kayla terasa sedikit lega.

Hari berikutnya, libur masih berlanjut. Kayla terbangun oleh dering telepon yang berulang kali bergetar di meja belajarnya.

Dengan malas, ia menggeser layar.

“Dimana kamu?!” suara Dimas terdengar kasar dari seberang.

“Ngga usah dicari,” jawab Kayla ketus.

“Pulang! Ibu kamu sakit,” bentak Dimas.

Kayla langsung duduk tegak. “Sakit apa?” tanyanya panik.

“Sesaknya kambuh. Dia mikirin kamu,” ucap Dimas dingin.

Air mata Kayla langsung jatuh. “Ngga mau nikah,” jawabnya cepat.

“Surat undangan sudah disebar, Kayla! Jangan bikin malu!” suara Dimas meninggi, penuh amarah.

Kayla menggertakkan giginya. “Kayla mau kuliah!”

“Bisa sesudah nikah juga! Jangan banyak omong. Pulang sekarang juga, atau ayah cari kamu ke mana pun!” ancam Dimas keras.

Kayla langsung menutup teleponnya, napasnya memburu.

Di tempat lain, Axel sedang ikut balapan liar lagi. Malam itu, nasib buruk menimpanya.

Motornya tergelincir, tubuhnya terpental keras. Ia terbaring di jalan dengan kaki nyaris patah.

Orang-orang panik membawa Axel ke IGD. Berita itu cepat menyebar, hingga membuat Bu Ami, ibunya, syok berat.

Kayla yang mendengar kabar ibunya dirawat, buru-buru datang ke rumah sakit bersama Anya.

Ia berlari ke ruang perawatan, langsung menggenggam tangan Bu Wida.

“Mamah… jangan sakit,” ucap Kayla dengan tangis pecah.

Bu Wida menatapnya lemah. “Kamu malah pergi…”

“Ngga mau nikah, Mah,” tangis Kayla semakin deras.

“Undangan udah disebar, Kay… nanti mamah malu. Mau ditaro di mana muka mamah?” suara Bu Wida parau, penuh luka.

Kayla mengusap air matanya dengan terisak. Tiba-tiba, suara bising terdengar. Seorang pasien dipindahkan ke ruang sebelah.

Anya menoleh, kaget. “Wih, si Axel kenapa?!”

Bu Ami menangis di sisi ranjang, memegangi tangan putranya. Axel terbaring pucat dengan kaki diperban.

Saat Kayla menoleh, mata mereka bertemu. Tatapan Kayla dan Axel sama-sama kosong, bingung.

Kayla memutar bola matanya, kesal bukan main. Kenapa sih, harus banget ketemu Axel di saat kayak gini? pikirnya jengkel.

“Loh, Axel kenapa?” tanya Bu Wida panik sambil menoleh ke ranjang sebelah.

“Kecelakaan, dia ada-ada aja, Bu. Ibu Wida kenapa?” balas Bu Ami dengan wajah cemas.

“Sesak saya kambuh,” jawab Bu Wida, napasnya tersengal.

“Loh, kenapa? Biasanya sehat,” ucap Bu Ami heran.

“Biasa… udah mau hari H, banyak pikirannya,” Bu Wida mencoba tersenyum meski wajahnya pucat.

“Kayla, Axel dilihat dia sakit malah dipelototin,” tegur Bu Wida, menoleh ke putrinya.

Kayla tersenyum kaku, menahan rasa sebal yang membara. Ia pun menunduk hormat, menyalami Bu Ami—calon mertuanya, meski hatinya penuh penolakan.

Perlahan ia melangkah ke ranjang Axel.

Ia mendekat, wajahnya datar. Lalu, dengan suara rendah yang hanya bisa didengar Axel, ia berbisik, “Kenapa lo ngga mampus aja sih biar gue bebas?”

Axel mendengus kesal, bibirnya mencong. “Lo aja yang mampus,” balasnya dingin.

Kayla pura-pura tersenyum, lalu menepuk bahu Axel. “Lo kenapa, Xel? Makanya jangan balapan mulu.”

Axel meringis. “Sakit, anjing,” bisiknya sambil mengusap bahunya.

“Axel, jangan galak,” tegur Bu Ami lembut.

Mendengar itu, Axel malah merengek manja, “Ekh iya, Gue mau makanan dong, Kay beliin.” Ia menatap Kayla dengan senyum menyebalkan, jelas sedang mengerjainya.

Anjing ini orang… kutuk Kayla dalam hati. Dengan wajah ketus, ia bertanya, “Makanan apa?”

“Kayla, masa gitu sama calon suami,” celetuk Bu Wida menegur.

Kayla menghela napas panjang. “Mau makanan apa?” ucapnya pelan, menahan emosi.

“Apa aja, yang penting enak,” jawab Axel sambil tersenyum puas, seakan menang dalam permainan kecilnya.

“Mamah mau nitip?” tanya Kayla menoleh ke ibunya.

“Boleh, apa aja,” jawab Bu Wida lemah.

“Bu Ami mau makanan juga?” tanya Kayla lagi, berusaha sopan.

“Boleh, samain aja,” jawab Bu Ami sambil tersenyum ramah.

Kayla pun turun bersama Anya. Begitu sampai di lorong, ia langsung menghembuskan napas berat.

“Waaaaaah, parah si Axel,” umpatnya jengkel.

Anya menepuk bahu sahabatnya. “Wah, siap-siap lo dikerjain abis-abisan, Kay.”

Kayla mendongak ke langit-langit rumah sakit. “Ya Tuhan, tolongin aku…” keluhnya sambil berjalan menuju kantin.

Setelah membeli makanan, mereka kembali naik. Namun Anya buru-buru pamit karena ada urusan.

“Makasih, Kayla,” ucap Bu Ami dengan lembut saat menerima bungkusan makanan.

“Sama-sama, Bu,” Kayla tersenyum sopan.

“Mau disuapin, Mah?” tanya Kayla, menoleh pada ibunya.

“Ngga, Axel aja yang disuapin. Kasian, tangannya sakit,” jawab Bu Wida.

“Apa??” Kayla kaget, menoleh ke Axel dengan tatapan membunuh.

“Udah sana, Mamah mau ngobrol sama Bu Ami,” ucap Bu Wida, memberi isyarat.

Dengan malas, Kayla melangkah mendekati Axel. Tirai ditutup oleh Bu Ami, memberi mereka privasi.

“Makan lo,” ucap Kayla kesal sambil meletakkan makanan di meja.

“Kata ibu lo, suapin gue. Tangan gue sakit, sialan,” jawab Axel sambil tersenyum licik.

“Manja, anjing,” bisik Kayla. Dengan kesal, ia menyuapi Axel secara kasar.

“Aaakh! Pelan-pelan dong!” teriak Axel, sengaja dibuat lebih dramatis.

Tirai tiba-tiba terbuka. “Kenapa, Xel?” tanya Bu Ami khawatir.

“Ngga, Bu. Ini sakitnya ke teken,” jawab Kayla cepat sambil tersenyum dipaksakan.

“Ouh gitu…” Bu Ami mengangguk, lalu kembali menutup tirai.

Axel mendengus. “Gimana sih lo, masa kabur balik lagi. Tai lo.”

Kayla melotot. “Ibu gue sakit, anjir! Kalo dia mati gara-gara gue, si Dimas bakal marah sama gue.”

“Terus gimana? Ini kita jadi nikah? Najis,” bisik Axel.

“Emang gue sudi jadi istri lo? Liat lo aja gue mau muntah,” balas Kayla ketus.

Axel menghela napas panjang, lalu memejamkan mata, pasrah dengan keadaan.

Tak lama kemudian, langkah tergesa terdengar. Dimas masuk ke ruangan.

“Loh, Axel kenapa?” tanyanya ramah.

Kayla menatap tajam ayahnya. Anjir lah, sama anak orang bisa ramah banget… rutuknya dalam hati.

“Kecelakaan, Om,” jawab Axel sopan sambil tersenyum.

Kayla hampir tak percaya. Si anjing bisa ramah juga dia!

“Kamu udah lama di sini, Kay?” tanya Dimas.

“Iya,” jawab Kayla singkat, menahan emosi.

“Ya udah, Ayah liat ibu kamu dulu,” ucap Dimas, lalu pergi meninggalkan mereka.

1
Wida_Ast Jcy
Hahahha... pandai bangeet bersandiwara ya🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
hahhaha... nantangi ya kay🤣🤣🤣
Shin Himawari
Asli seru! Cocok dibaca santai dan bikin nagih karena gaya bahasanya ringan tapi relate abis ama kisah anak SMA. semangat terus ya buat author 💪💪🤍
kim elly: makasih kakak 🥰
total 1 replies
mama Al
lah jadi salsa suka sama putra bukan Revan
kim elly: jadian dulu pas camping
total 3 replies
mama Al
putra ini kayak anak mami ya. merengek kalau kemauan gak sesuai ekspektasi. ga cocok gabung sama Axel keras dan kasar.
mama Al
Karena tidak terbiasa dengan putra.
Drezzlle
Ya udahlah cari cowok lain Sa
Drezzlle
mundur dari sekarang daripada sakit belakangan
sunflow
wah.. banyak yang melindungi nih.. 👍👍
Mutia Kim🍑
Makanya jgn asal nembak cewek😅
Mutia Kim🍑
Iya Kayla memang nggak suka, tpi nggak tahu isi hati Revan
sunflow
waduh... apa bakal perang dunia lagi ini? 😄😄
Shin Himawari
good sikaaaat Kayy 🤣🤣 dikira kita cewe jadi takut apaa
Shin Himawari
maksud mama baik Kay, eh tapi di usia Kayla juga aku pikirnya gini. Lu jual gue beli🤣 🤣
Shin Himawari: iyaa bener kak relate pasti di usia segitu🤣
total 2 replies
Rahma Rain
karya nya bagus.. gaya bahasa nya juga bagus. rekomendasi banget ini!!👍👍😲😲
kim elly: 😩😩bahasa anak-anak bandung parah kan ya
total 1 replies
Rahma Rain
kok jadi kompor nih??
Rahma Rain
untung aja kan Kayla nggak suka.
Rahma Rain
ini seriusan kelakuan anak SMA??
Rahma Rain
Kay.. lu mau jadi Mak comblang ini cerita nya 😂
rokhatii
aminnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!