NovelToon NovelToon
Kesayangan

Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: MalyaIgus17

Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Dasar Emamg

Masih ribut soal jodoh Galih mama Dina dan papa Bagas mencoba menerka maksud dari sikap kedua bersaudara itu.

keduanya terlihat aneh dengan rahasia yang di pegang masing-masing.

"Kakak kamu pacaran sama teman kamu..?"

Papa Bagas bertanya pada Gea. Yang membuat seketika gelagapan.

"Kok papa tau...?" Dasar Gea tidak bisa di pancing sedikit langsung deh. Padahal papa Bagas hanya bertanya saja atau lebih tepatnya menebak saja.

"astaga papa ih, papa nebak aja kan. Aduh gimana nih kalau kak Galih marah..." cemberut dan mama Dina tertawa melihat tingkah keponakannya yang menurutnya lucu sekali.

"Kayanya hubungan mereka belum lama ya Ge?. Mama heran kok bisa Cinta Nerima Galih, apa kakak mu ngancam Cinta ya..?"

"ih mama jangan ngomong gitu dong. Cinta anaknya memang serius banget, apalagi sama kuliahnya. Tapi kalau ada yang deketin dia, dia juga welcome kok. Apalagi kak Galih, dia kan baik banget wajar lah kalau Cinta juga suka....." bicara panjang lebar. Setelah tersadar Gea menepuk keningnya kuat.

"astaga kena lagi aku..." memelas pada mama dan Papanya agar tidak memberitahu Galih. Bisa gawat kan!.

"ma, pa, udah dong tanya nya. Gea takut kak Galih marah..." meminta dengan tangan di katupkan ke depan.

"tergantung..."

"apa ih ma. Jangan aneh-aneh..." Gea mulai waspada.

"bawa teman kamu ber nama Cinta itu kesini. mama mau ngomong...!"

Dengan cepat Gea menggeleng tidak setuju, " jangan ma, kasian. Dia enggak tau apa-apa. Lagian kak Galih kok yang suka duluan..."

"astaga Ge, ngomong apa sih?. perasaan dari tadi ngelantur terus kamu...!" papa Bagas menggelengkan kepalanya melihat keponakannya yang bersikap aneh.

Gea berdiri dan bersiap akan beranjak " Gea pulang aja kalau gitu dari tadi salah terus..!" merajuk tapi mama Dina malah tetap tertawa melihatnya karena merasa lucu.

"Nginap aja Ge, Bunda sama Ayah kamu kan belum pulang..." Papa Bagas menyarankan. Rumah ini juga jadi lebih ramai sejak Gea datang.

Apalagi istrinya yang terlihat sangat senang. Di tambah istrinya dulu memang selalu menginginkan anak perempuan dengan alasan biara ada teman katanya. Meski begitu mama Dina tetap bahagia memiliki Galih. Inginnya sih beranak lagi tapi apa daya tangan tak sampai.

Benar, kedua orangtuanya tengah sibuk. Ada pekerjaan di luar negeri yang tidak bisa di tinggal. Tapi anehnya ini sudah lebih satu Minggu mereka tidak pulang.

Padahal biasanya mereka akan pulang 2 sampai 3 hari perjalanan kerja.

Gea makin cemberut, orangtuanya sibuk, kakaknya juga sibuk. Makanya di jam segini dia sudah nongkrong di rumah utama.

Seperti tidak punya rumah saja.

Kadang dia bilang seperti itu pada dirinya sendiri. Padahal dia pun ingin orangtuanya tetap tinggal dan fokus hanya pada anaknya saja. Toh ada kakaknya juga yang sudah bekerja.

Kembali lagi kedua orangtuanya berjodoh karena sifat mereka sangatlah sama. terlalu gila kerja, bahkan kakaknya saja kadang mengeluh jika di kantor pekerjaan terlalu banyak.

Tapi mereka, masih saja bersemangat.

"Iya Ge, nginap aja. Kamu ketemu penunggu rumah entar kalau pulang malam-malam..." ucap mama Dina bercanda.

"mama ih, jangan ngomong gitu dong. Kalau Gea enggak berani pulang gimana..?" menanggapi dengan serius. Apalagi Gea kan memang anak yang sering di tinggal sendiri dirumah.

"iya enggak gimana-gimananya. Mama suka malah, kan mama ada temen nya. Dan mama lebih suka lagi kalau kamu bawa calon mantu mama kesini..." menarik turun kan alisnya mengajak Gea kerjasama.

"enggak ah, nanti kak Galih ngamuk. Tau sendiri dia kalau marah bisa-bisa enggak negur Gea sampai lebaran..."

"astaga sampai lupa.." mama Dina menepuk lututnya karena baru teringat. Dan papa Bagas yang melihat mengelus lembut lutut istrinya yang tadi istrinya pukul sendiri.

"mama belum tanya kakak mu sudah makan apa belum...?"

"kakak mana..?"

"kak Galih Ge, kan kakak mu yang lain masih kerja kan kata mu...!"

"iya sih.."

"udah sana di panggil dulu kakak mu, sekalian tanya mau makan apa enggak...?"

Gea kembali bersandar pada sofa, " mager ma. Lagian kak Galih pasti habis kencan dan makan malam sama ayang nya..."

Mama Dina melihat ke suaminya. " bener pah..?"

papa Bagas hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban. Lagian mama Dina aneh sekali nanya kok sama papa Bagas, ya pasti jawabannya tidak tau.

"Seneng banget dengernya. Aduh enggak sabar mau ketemu calon mantu mama..." memeluk suaminya karena gemas. Gea yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saking sudah biasanya. Tapi tetap saja aneh menurutnya.

"Kak...!"

Tok

Tok

Tok

"Kak...!"

Tadinya Gea bilang mager tapi tetap saja akhirnya dia naik juga ke lantai dua untuk memanggil Galih. Mau bagaimana lagi, dia yang paling kecil disini.

"kenapa...?" membuka pintunya sedikit. Terlihat jelas wajah kusut Galih yang menyembul di balik pintu.

"makan enggak ..?"

"Hah, kamu gangguin kak Galih cuma buat tanya gituan doang...!" Kesal karena tidur nya terganggu.

Memang tumben, biasanya Galih akan tidur larut malam. Tapi malam ini hatinya merasa tenang, bahkan setelah mandi dan berganti baju dia langsung tertidur tanpa drama.

"ih Gea mana tau. Lagian ini masih jam sembilan lebih dikit Lo. Tumben banget...?" memicing curiga pada kakaknya.

"Dasar anak kecil enggak jelas ...!" mendorong kening Gea dengan jari telunjuknya. Dan dengan cepat menutup pintunya kembali.

"Astaga..!" Kesal sekali. " Kak Galih enggak makan berarti...?" teriaknya lagi. Bahkan suaranya bisa saja terdengar sampai ruang makan saking kerasnya.

"Enggak kamu aja sana ...!" menjawab dari dalam kamar. Beruntung Gea masih bisa mendengarnya. Karena pintu sebenarnya tidak benar-benar terkunci.

"Oke..." melenggang kembali ke lantai dasar. Bahkan kedua orangtua itu susah menunggu padahal mereka sudah makan malam. Tapi karena terbiasa tidak membiarkan anaknya makan sendiri jadilah keduanya duduk dengan santai di kursi ruang makan itu.

"tidur ma..." lapor Gea.

"tumben...?"

"Kecapekan paling. Mukanya aja kusut gitu..." Gea ikut duduk dengan sebelah mama Dina.

"Kamu mau makan sekarang...?" bertanya pada yang di jawab Gea gelengan. Pertanda menolak.

"

"Lah terus siapa yang makan...?" mereka bertiga saling tatap sampai beberapa detik setelahnya ketiga kompak tertawa atas kegabutan mereka.

☘️

☘️

☘️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!