NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:51k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Siang hari di tengah teriknya matahari, Aryani Faizah yang biasa dipanggil Faiz berjalan kaki sambil memegang perutnya yang besar. Daster batik bahan katun rumahan yang adem telah melekat di badan. Namun, keringat masih juga bercucuran karena sedang hamil sembilan bulan.

"Permisi" Faiz masuk ke salah satu penjual nasi rames membeli lauk untuk sang suami lantaran tidak mau makan masakan yang ia buat.

"Mau beli apa, Mbak?" Tanya penjual, menatap iba wajah Faiz yang merah karena tersengat sinar matahari.

"Rendang daging satu potong saja, Bu" Faiz tidak memikirkan dirinya yang penting sang suami tidak marah lagi. Setelah mendapat yang dia cari, Faiz berjalan tertatih-tatih kembali pulang.

Sambil berjalan, Faizah sedih memikirkan sang suami yang selalu memerintah dengan seenaknya. Dalam keadaan panas begini pun dipaksa membeli lauk yang enak. Tempe, tahu, dan cah kangkung yang ia masak membuat Ahsan suaminya itu marah. Bayangkan piring dan gelas yang dibanting Ahsan ke lantai baru saja, membuat dada Faiz sesak.

Brak!

"Aaagghhh..." Faizah padahal berjalan di pinggir, tetapi sebuah mobil menghantam tubuhnya dari belakang. Mobil yang sengaja menabrak itu pun kabur meninggalkan Faiz yang sudah tergeletak di jalan aspal. Darah mengalir dari organ bawah membuat Faiz tidak sadarkan diri.

"Euughh..." Faiz melenguh setelah tiga jam kemudian baru sadar dari pingsan, merasakan perih bagian lengan, kaki, dan perut. Dia membuka mata samar-samar menangkap dua wanita berpakaian putih-putih.

"Di mana aku?" Lirih Faiz ketika wajah dua wanita tersebut terlihat lebih jelas.

"Kamu sekarang di rumah sakit, warga membawa kamu kesini. Menurut mereka, kamu korban tabrak lari." Papar dokter Jihan yang menangani Faiz.

Faizah mengingat kejadian yang menimpa dirinya, lalu meraba perut khawatir terjadi sesuatu dengan bayi yang ia kandung. Namun, betapa terkejutnya dia ketika perutnya sudah rata, dan tidak merasa melahirkan.

"Anak saya mana, Dok?" Faiz menatap dokter Jihan berkaca-kaca ingin segera melihat bayinya.

Dokter Jihan menarik napas panjang, terasa berat untuk menceritakan yang terjadi dengan bayi Faizah.

"Dok, bayi saya mana?" Faizah merasa ada yang disembunyikan oleh dokter Jihan.

"Maaf, bayi kamu tidak bisa kami selamatkan." dokter Jihan menceritakan dengan hati-hati, terpaksa mengeluarkan bayi Jihan karena sudah meninggal di dalam perut melaui operasi caesar.

"Tidaaakk... Bayi saya tidak mungkin meninggal Dok, tidak mungkin..." Faiz syok lalu berteriak kencang, menangis sejadi-jadinya. Dia tidak mau kehilangan anak pertamanya yang sudah dia nantikan selama kurang lebih tujuh tahun. Genap usianya yang ke 30 tahun Faizah diberi kepercayaan untuk mengandung, tetapi tidak ada hasil.

"Faiz, tenang kan hatimu" dokter Jihan menatap Faiz yang nampak terguncang karena kehilangan anaknya, tidak tega.

"Saya tidak kuat, Dok" jawab Faizah membiarkan air matanya terus mengalir jatuh ke baju daster.

Bertahan selama tujuh tahun dengan pria macam Ahsan bukan perjuangan yang ringan bagi Faizah. Karena tidak juga hamil, Faiz kerap kali menerima ancaman akan diceraikan Ahsan bila tidak segera mempunyai anak. Faiz berharap kelahiran anaknya mampu membuat hati Ahsan membaik dan menyayangi dirinya. Namun, harapannya kini tidak terwujud.

"Biar aku mati saja Dok, aku mau menyusul anakku." Faizah putus asa, hidup pun merasa percuma.

"Faiz, yang sabar, kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi Allah mempunyai rencana lain." dokter Jihan menahan tangan Faiz yang memukul-mukul perutnya sendiri, untung saja bukan bagian yang dicaesar yang Faiz pukul.

"Faiz, ingat Allah, tidak baik mempunyai niat mau mengakhiri hidup." dokter Jihan yang sudah usia paruh waktu itu menasehati Jihan.

Hingga beberapa menit kemudian, Faizah Istigfar lalu menatap dokter Jihan. "Saya bisa minta tolong Dokter atau Suster untuk menghubungi suami saya?"

"Baiklah, berapa nomernya?" Suster mengeluarkan hape dari saku celana panjang.

Faizah menyebut nomor handphone suaminya dengan gamblang, baik buruknya sikap Ahsan nanti akan ia hadapi. Toh, setiap hari sudah merasakan pahit getirnya berumah tangga dengan Ahsan.

"Di mana jenazah anak saya, Dok?" Faizah tentu ingin melihat putrinya dan akan minta Ahsan menguburkan dengan semestinya.

"Sebentar ya Mbak" suster memasukan handphone kembali lalu meninggalkan Faizah, tidak lama kemudian kembali menggendong bayi memperlihatkan kepada Faiz.

"Anakku..." Faizah menggendong putrinya yang cantik itu, tangisnya kembali pecah. Andai saja anaknya betah di dunia ini, alangkah bahagianya. "Maafkan Ibu yang tidak hati-hati sayang..." Faiz mencium pipi putrinya dengan duka yang mendalam.

"Sudah ya Mbak" suster ambil alih bayi Faizah mengembalikan ke kamar yang berbeda. Setelah kembali, suster melanjutkan menghubungi nomor Ahsan, mengabarkan kepadanya bahwa Faiz mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Setelah Faiz agak tenang, dokter bersama suster meninggalkan ruangan. "Jika ada sesuatu tekan tombol ya" pesan dokter Jihan.

Faizah hanya mengangguk lalu merenung dalam sepinya ruangan itu, bayangan wajah putrinya terus melintas di kelopak mata.

Ceklak.

Seseorang tengah membuka pintu tanpa bersuara, hanya terdengar langkah kakinya yang cepat hingga berdiri di samping Faiz.

"Abang..." Faiz tidak mampu berkata-kata hanya tangis yang menyambut sang suami, tapi Ahsan hanya menatap Faizah datar.

"Mana bayi di perut kamu, Faiz?" Ahsan melotot tajam ketika menyibak kain yang menutup perut Faizah.

Faizah menunduk sedih, Ahsan bukan menanyakan keadaannya setelah kecelakaan, tetapi justru meradang.

"Jawab Faizah!" Tandas Ahsan, mencengkeram rambut Faiz yang tertutup kerudung hingga terlepas, kemudian membuang kerudung berwarna putih itu ke lantai.

"Bayi kita meninggal, Bang," Faizah terisak-isak.

"Dasar istri tidak berguna!" Ahsan menatap Faiz tajam, tapi yang ditatap masih menunduk. Bahunya bergetar tidak bisa membendung aliran air mata. Membuat Ihsan semakin murka lalu mengangkat dagu Faiz hingga ketakutan.

"Sekarang juga kamu saya talak, Faiz" Ahsan melepas dagu Faizah kasar.

Faizah kaget lalu mendongak menatap Ahsan sendu. "Bang, jangan ceraikan aku Bang." Faizah menahan tangan Ahsan. Namun, Ahsan menghempas kasar lalu pergi meninggalkan Faizah.

Hancur sudah hati Faiz, Ahsan membuktikan ucapanya menceraikan disaat kondisinya seperti sekarang.

.

Seminggu berlalu setelah kecelakaan itu, Faizah sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Namun, Faiz kebingungan, jangankan untuk membayar rumah sakit, untuk ongkos pulang pun ia tidak punya uang sama sekali.

Faizah memaksakan berjalan ke ruang administrasi. "Maaf Mbak, saya belum bisa membayar biaya rumah sakit sekarang." Faizah mengatakan akan mencari pinjaman dulu, besok atau lusa akan kembali.

"Bagaimana ya Mbak, kami hanya menjalankan tugas." pria dan wanita penjaga loket itu tidak punya wewenang untuk menerima permintaan Faiz.

Faizah hanya termangu tidak bisa lagi memberi alasan. Saat sedang kebingungan, datang pria tampan kira-kira 35 tahun mendekati Faizah.

"Boleh saya bicara sama kamu sebentar?" Tanya pria rahang tegas berwibawa itu.

"Anda siapa?" Faizah balik bertanya, karena tidak merasa mengenal si pria.

"Ikut saya" si pria meninggalkan Faizah.

Faizah hanya memandangi pria itu dari belakang, bingung memutuskan, ikut atau tidak.

...~Bersambung~...

NB: "Semoga kalian suka dan betah ya, jangan lupa tinggalkan jejak. Like, komentar, vote dan juga kopi, supaya buna bersemangat. ❤❤❤

1
Amy
siapakaah itu??
anda penasaraaaan???

samaaa aku jugaaa 🤣
Hana Roichati: 😀😀🤣🤣
ditunggu lanjutannya kak
total 1 replies
Maizuki Bintang
bgs
Sunaryati
Kok lupa Faiz nenek saja nggak lupa, Lho
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
tenyta di lamar tohhh ...
ayooo trima faiz, jngan lama lama kalau mikir....


lanjut...
semangat...
🌷💚SITI.R💚🌷
udh faiz terima aja krn yakin hati jecil kamu jg ada rasa sm barra,selain kamu sayang s si kembar,masalah chane biarin aja toh barra ada di pihak kamu dan benar kt barra dia bln siapa² cuma sebatas ibu tiri
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Dewi kunti
pura2 amnesia🤭🤭🤭🤭
zh4insu
Kan, akhirnya di ajak nikah, meski gak romantis,,, 😁😁
Rina
Jawab yess aja Faiz 🫢🫢🫢
Amy
ayo faizz jangan ragu2

terima ajaaa
LISA: Ya Faiz terima donk..
total 1 replies
Abil Dafiza
dilamar ky ny haha
Dinda Putri
mungkin kah barra mau ngakak nikah faiz😁😁
Dewi kunti
kontrak kerja pa kontrak hidup nich
Dwi ratna
asyik mau langsung dilamar inih
Dartihuti
Di ajak nikah Faiz
Rina
Apakah Bara mau melamar Faiz 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
asyiiiik mau di lamar terima ya faiz
meita
kontraknya d perpanjang seumur hidup
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
dag dig dug...
mau dkasih hadiah kah.?? atau perpnjang kontrak... 🤭
lanjut kak
🍁ᴍɪᴍɪ❣️💋🅉🅄🄽🄸🄰👻ᴸᴷ: Iya bener tuh biar nyadar diri dia🤣🤣
LISA: Hahaaa..mau dilamar nih 🤭😁
total 6 replies
zh4insu
Mau dilamar kah? Atau,,,?? Aku pinisirin...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!