Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa emosi
Lily berlari keluar dari rumah itu dengan air mata yang tidak bisa berhenti mengalir dari pelupuk matanya meski Ia terus menghapusnya.
Entah kenapa Ia menjadi begitu merasa asing dengan rumah itu dalam sekejap.
Rosa dan Maxwell yang selama ini Ia anggap sebagai orang tua kandung setelah kedua orang tua kandungnya yang selama ini jauh,ternyata bisa menuduh dan menganggap dirinya serendahan itu,jujur Ia benar-benar sakit hati dengan hal itu.
"Bahkan mereka yang menjadi salah satu alasan ku bertahan dengan mas Bara ternyata bisa seperti itu,lantas apalagi yang menjadi alasan ku untuk bertahan?"
"Ma pa,aku ingin bersama kalian,aku ingin pulang semua ini terlalu sakit untuk ku"
"Aku mulai benar-benar tidak sanggup lagi untuk menghadapi ini semua"
Gumaman Lily dalam hati dengan terus berlari tanpa henti.
***
"Aku tidak tau kenapa mama tiba-tiba menuduh Liliana seperti itu"
"Jadi...,jadi siapa laki-laki yang semalam bersama Lily,siapa laki-laki duda anak satu itu Bara",Isak Rosa dengan perasaan linglung.
"Dia bukan siapa-siapa Liliana ma aku sendiri bisa meyakinkan hal itu!"
"Seperti yang Liliana baru saja katakan,dia tidak mungkin mengkhianati ku ma sekalipun dia tidak mencintai ku!,tapi aku tidak menyangka mama masih tidak percaya pada Lily padahal mama mengenal Lily sudah lebih lama daripada aku ma."
"Hiks...hiks..., maafkan aku,aku memang begitu bodoh begitu saja percaya dengan orang asing yang bahkan tidak ku kenal hiks..."
Rosa seketika ambruk ke lantai karena tubuhnya yang lemas hingga Ia menangis terisak-isak.
Hal itu membuat Maxwell langsung berjongkok dan menenangkan istrinya itu.
Bara cukup terkejut dengan ucapan mamanya itu barusan,'Percaya dengan orang asing?'
"Tunggu dulu,mama mengatakan percaya dengan orang asing?"
"Jangan katakan jika ada seseorang yang memberitahu mama tentang ini semua?"
Rosa semakin terisak-isak namun Ia mengangguk membenarkan ucapan Bara,rasa bersalah langsung menyelimuti hatinya.
"Bar,kita bahas ini nanti lagi.Sekarang kamu pergi kejar istri mu bawa dia kembali ke sini agar kita memperjelasnya..."
Sebelum Maxwell benar-benar menyelesaikan ucapannya,Bara langsung pergi dengan langkah cepat dan panjangnya berharap Lily masih berada di area rumahnya itu.
Ia sedikit berlari berusaha mengejar Lily,hingga Ia keluar dan menemui pekerja kebun yang berada di sana.
"Apa kau melihat nyonya baru saja keluar?"
"Benar tuan,nyonya Liliana baru saja keluar dari gerbang dengan menangis saya kasihan melihatnya"
Mendengar itu Bara langsung berlari ke arah gerbang, berharap Liliana masih ada di area luar gerbang namun harapannya nihil ketika Ia keluar dari gerbang dan melihat ke segala arah,Ia tidak menemukan keberadaan Liliana dimana-mana.
"Maaf tuan,tadi saya yang membukakan gerbang untuk nyonya karna saya tidak tega dengan nyonya yang memohon-mohon sambil menangis untuk di bukakan gerbang jadi saya tidak punya pilihan selain membiarkan nyonya pergi",ucap penjaga gerbang yang mengikuti Bara keluar.
Bara membeku di tempatnya dan hanya bisa diam "Dia pergi dengan siapa?"
"Tidak ada tuan,nyonya pergi berjalan kaki"
***
Sementara itu Lily terus berjalan kaki di trotoar dimana mulai banyak pejalan kaki yang berlalu lalang namun hal itu tidak membuatnya berhenti menangis,air matanya terus mengalir dengan ingatan-ingatan ucapan Rosa yang begitu menyakiti hatinya.
Ia mengingat ucapan Monika kemarin malam,dimana Monika mengatakan kalau Laura ada di tempat mereka makan malam semalam dan menangkap Laura yang sedang mengambil video,jadi ketika Rosa menuduhnya tadi Ia langsung teringat dengan ucapan Monika itu sehingga Ia yakin kalau Rosa menuduhnya seperti itu karna Laura yang mungkin mengatakan sesuatu atau mengirim Video kebersamaan nya dengan Christopher yang sudah di edit.
Hal yang membuatnya begitu sedih dan kecewa karna Rosa yang sudah mengenalnya sejak kecil ternyata bisa lebih mempercayai ucapan orang lain dan merendahkannya dengan tuduhan yang sangat kejam itu.
Tanpa Ia sadari sebuah mobil berhenti dekat di belakangnya hingga seseorang turun dari dalam mobil itu dan mengejarnya.
"Liana"
Panggilan itu tidak menghentikan langkah Lily,karna Ia seolah tidak mendengar semua yang ada di sekitarnya sehingga Ia terus berjalan dengan berusaha menghentikan tangisnya.
"Liana tunggu!"
Lily langsung terhenti karna tangannya yang di tangkap oleh seseorang dari belakangnya.
"Kamu mau pergi kemana?"
Tubuh Lily di paksa untuk berbalik sehingga Ia langsung menghapus air matanya melihat Bara yang sudah di depan matanya dengan ekspresi wajah yang seperti biasa namun ada sedikit perbedaan,Ia memalingkan wajahnya melihat ke samping dengan pandangan kosong sembari menarik tangannya dari genggaman Bara.
"Kenapa mama menuduh ku selingkuh padahal aku tidak pernah melakukannya bahkan niat sedikit untuk selingkuh pun tidak ada,sedangkan kau sendiri yang benar-benar selingkuh mama dan juga papa tidak mengetahuinya"
"Jika saja aku memberitahu tentang hubungan mu dengan wanita lain pada mama,aku tidak yakin kalau mama akan membela ku bahkan mungkin akan mendukung mu"
"Kenapa kau mengatakan seperti itu,mama tidak mungkin seperti itu mama itu menyayangi mu lebih dari mereka menyayangi ku jadi itu tidak mungkin."Tegas Bara menangkup wajah Lily yang basah.
"Tidak, mereka tidak pernah benar-benar menganggap ku seperti anak mereka, mereka tidak pernah menyayangi ku seperti aku menyayangi mereka seperti mama dan papa kandung ku sendiri..."
"Itu tidak mungkin,aku akan membawamu pulang dan meminta mama minta maaf dan biar mama menjelaskan,karna aku yakin mama pasti tidak bermaksud seperti itu bahkan tadi mama langsung menyesal"
Lily menggeleng,"Tidak, tidak perlu"
"Sekarang aku hanya ingin sendiri, tolong jangan ganggu aku",lanjutnya kemudian melepaskan tangan Bara dari wajahnya.
Bara tertegun hingga tubuhnya serasa begitu dingin,rasa tidak rela menjalar di hatinya melihat tatapan pasrah dan lelah di mata istrinya itu yang belum pernah Ia lihat sebelumnya bahkan semarah apapun dia dan seperti apapun mereka bertengkar tatapan pasrah tidak pernah Ia lihat.
"Aku tidak ingin bercerai dengan mu"
Lily terkejut dengan Bara yang tiba-tiba menariknya dan langsung memeluknya dengan begitu erat.
"Bagaimana pun jalan ceritanya aku tidak ingin berpisah dengan mu,aku berjanji akan berubah dan memperbaiki semuanya"
Lily lebih terkejut lagi dengan suara Bara yang bergetar hingga Ia bisa merasakan air mata yang jatuh di dahinya...,
"Tapi aku benar-benar ingin sendiri saat ini, tolong lepaskan aku"
Pada akhirnya keduanya berpisah,Bara membiarkan Lily pergi dengan taksi namun Ia masih berdiri di tempatnya setelah setengah jam berlalu, rasanya dunianya benar-benar pergi ketika melihat Lily pergi meninggalkannya tanpa emosi.
Bersambung...
ikan sepat ikan gabus
makin cepat makin bagus
😋😋😋😋
apakah lily tau klo sbnernya Bara mencintai lily dri dulu?bhkan smpe menyimpan fyo lily jaman sekolah
berteman dulu