Menjebak Cinta Gus Tampan

"Tidak tau, padahal Umi dan Abi sudah membujuknya beberapa kali, tapi Riza tetap pada pendiriannya."

"Ntar aku coba bujuk dia deh."

"Tidak usah Dek." Ada nada kesal saat mendengar istrinya akan membujuk adiknya.

"Gus, bagaimana mengenai tawaran Ayudia?"

"Tawaran Ayudia?"

"Ya, tunangan sekaligus calon istrimu, memintamu untuk menikahinya, untuk kau jadikan istri keduamu, cih, seperti tidak ada pria lain saja."

"Lalu kau apa kabar? kau juga sama bahkan lebih parah, kau bahkan nekad menjebakku sekamar denganmu, apa aku setampan itu hingga wanita seperti kau dan Ayudia tergila-gila padaku, atau pesonaku terlalu bersinar hingga menjerat kalian?." Ridwan semakin gencar menggoda istrinya.

"Percaya diri sekali kau. Iyuhh sepertinya aku keliru sempat tertarik padamu."

"Benarkah?"

"Iya, seandainya saja aku tau sejak awal sifatmu yang kasar dan pemarah aku lebih baik jadi perawan tua dari pada harus menikahi pria sepertimu."

"Memangnya kau masih prawan?, bukannya kita pernah tidur bersama?"

"Ya kita hanya benar-benar tidur tidak berbuat apapun, dan sepertinya aku meragukan senjatamu." Mata Kimmy sengaja ia lirikan kearah selatan pria itudengan tatapan meragu.

"Kau meragukanku?, baiklah nanti malam kita coba lakukan"

"Ck. Tidak perlu, kau lakukan saja sama tunanganmu, aku tidak mau."

"Kita harus melakukan itu, lagi pula kau mengatakan tertarik padaku."

"Tertarik saja tidak cukup untuk melakukan sesuatu yang intim, aku juga tertarik pada Bima dan Bima milikku juga tapi tidak lantas membuatku tidur bersamanya."

"Siapa Bima?"

Ridwan bertanya penuh selidik.

Hatinya sedikit tak nyaman saat mendengar sebuah nama yang Ridwan yakini sebagai nama seorang pria. Apa lagi Kimmy mengatakan bahwa Bima miliknya.

"Macanku. Aku tertarik padanya dan membelinya, tapi aku tidak ingin tidur dengannya."

"Ma-macan kau memiliki seekor macan."

"Ya, tapi itu dulu, macan kumbang lebih tepatnya."

"Kau menyamakan aku dengan binatang?"

"Tidak sama sekali. Kau tau tadinya aku berpikir jika aku tertarik pada sesuatu aku akan mendapatnya dan sampai saat inipun tetap sama, namun bedanya..." Kimmy menghentikan ucapannya ia merasa bersalah saat seminggu yang lalu ia menjerat Ridwan dalam obsesinya.

"Bedanya?"

"Saat aku sudah tidak tertarik lagi aku tidak bisa melepaskanmu."

"Itu salahmu sendiri Dek, kau salah perhitungan saat menjeratku, jika kau sudah memilikiku maka selamanya kau lah pemilikku selain Tuhanku."

Kimmy tertegun, tapi saat ia mengingat tentang Ayudia bisa saja Ridwan menikahi wanita itu.

"Sampai Dek." Ridwan menhentikan kuda besinya di sebuah bangunan luas dan di sertai lapangan beton yang sangat luas.

"Ini tempat apa?"

"Ini pabrik kapulaga dan merica, semua yang di jemur itu kapulaga dan merica."

"Kenapa harus di jemur di bawah terik matahari. Memangnya tidak menggunakan Open atau teknologi, sekarangkan jaman sudah canggih Gus."

"Lebih bagus kualitasnya jija di jemur manual seperti ini. Di bandingkan dengan alat rakitan buatan manusia banyak kurangnya."

""Pasti sangat pegal mengangkut-ngangkut itu,."

"Memang Dek, tapi setidaknya Mas bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar sini ataupun luar daerah."

Ridwan mengajak Kimmy berkeliling pabrik dan sesekali suaminya nampak berbicang serius dengan Riza dan orang kepercayaannya.

Kimmy harus menyiapkan diri untuk kemungjinan terburuknya, karna sampai tadipu saat Kimmy membahas Ayudia, Ridwan tidak memberikan jawaban yang pasti, jika nanti Ridwan mengikuti kemauan Ayudia maka Kimmy sudah membulatkan tekad untuk bercerai dari pria kaya raya itu. meskipun ia harus menyandangsetatus janda muda.