Di dunia futuristik yang dipenuhi konflik dan ambisi, *Meraa*, seorang putri terbuang dari pencipta permainan DGP, berjuang menemukan jati dirinya. Dibuang ke bumi sejak kecil demi keselamatannya, ia tumbuh dalam kesepian—hingga takdir membawanya kembali ke panggung utama kehidupan.
Setelah melalui pengkhianatan, kesedihan, dan kehancuran, Meraa bangkit sebagai pemimpin Kota Kiryu, wilayah yang dulu menjadi ladang eksperimen keji. Dalam perjalanannya, ia tak hanya memulihkan kota, tapi juga menghadapi bayang-bayang masa lalu: rival yang haus kekuasaan, rahasia tentang asal-usulnya, dan kekuatan luar biasa yang mulai terbangkit dalam dirinya.
Saat matanya terbuka sebagai sang *Dewi*, Meraa harus memilih—menjadi simbol harapan bagi dunia, atau alat ambisi mereka yang ingin menjadikannya boneka ilahi.
_“Majesty”_ adalah kisah tentang luka, harapan, dan kebangkitan seorang wanita yang ditakdirkan membawa cahaya dalam dunia yang nyaris tenggelam oleh kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meraa shuellyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 14 bentrokan dua panah
Suatu hari ditengah malam yang tenang kota kiryu diguyur oleh hujan lebat disertai petir yang menggelegar
namun Mera tetap santai duduk dikursinya untuk mengerjakan tugas nya untuk membuat dan menandatangani dokumen dokumen penting
"malam ini malam yang tenang"
"ucap meraa sambil menyeruput secangkir teh hangat untuk menenangkan dirinya"
"kau tidak tidur nona"
"tanya liara"
"hah aku tidak merasakan kantuk jadi dari tadi jadi daripada aku melamun dikamar lebih baik aku mengerjakan tugas tugasku seperti biasa"
"ucap mera
"oke baik lah tapi jika nona merasa lelah sebaiknya jangan dipaksakan"
"ucap liara lalu kembali ke kamarnya"
"souka..."
"ucap mera sambil membuat beberapa dokumen penting untuk rencana pembangunan pembangunan fasilitas dikota kiryu"
Keesokan harinya meraa mengunjungi lokasi pembangunan tower listrik terbesar dikota kiryu yang akan dialirkan sampai ke daerah daerah terpencil yang sulit mendapatkan akses listrik
"bagaimana perkembangan pembangunan ini"
"tanya Mera"
"hampir selesai nona tinggal menyelesaikan beberapa bagian saja"
"jawab salah satu pekerja disana"
"aku tidak ingin ada dana yang dipotong sedikit pun dan jika ada laporkan padaku dan... jika kalian berani menyembunyikan nya dariku.... ingat satuhal aku bisa melihat apa yang tidak bisa kalian...!
"ucap mera sambil berbisik ke salah satu pekerja disana"
"ba-ikkk"
"jawab pekerjaan itu dengan penuh ketakutan kemudian melanjutkan pekerjaan nya"
Kemudian mera pergi berkeliling kota untuk mengetahui sendiri keadaan kiryu dengan berjalan kaki
Ia kemudian memasuki sebuah gang gang kecil dan disambut baik oleh warga yang tinggal disana
Kemudian setelah itu mengunjungi sebuah sekolah disudut kota dan kemudian disambut baik oleh para murid dan guru guru disana
Kemudian pada malam harinya hujan kembali turun dengan deras dikota kiryu disertai dengan petir yang menggelegar
Meraa tetap santai duduk dikursinya sembari menikmati secangkir teh hangat
Tiba tiba ia mendapatkan kiriman anak panah misterius yang terdapat sepucuk surat diujungnya dan Mera dengan cepat langsung menangkap nya sebelum anak panah itu menusuk mejanya
ia lalu mengambil sepucuk surat tersebut dan kemudian mulai membacanya
yang didalamnya berisi sebuah tulisan ancaman
"aku ada diatas atap gedung ini temui aku diatas gedung ini jika kau ingin tau apa tujuan ku"
"hah omoshiroi..."
"ucap meraa dengan tatapan sinis"
saat Mera mengeluarkan panah Impresza nya tiba tiba saja senjata itu mengalami ketidakstabilan ia lalu mulai curiga jika panah ini berasal dari sumber energi yang sama
Mera lalu langsung teleportasi ke atas gedung
meskipun cuaca sedang hujan deras
Ia lalu kemudian melihat sosok berjubah hitam itu menggenggam panah Impresza versi gelap
"hah omoshiroi...."
"ucap mera dengan senyuman sinis"
"Mera shuellyin... akhirnya kau datang juga aku sudah mengawasi mu sejak malam kemarin"
"ucap sosok itu sambil membalikkan badan nya"
"kaelios..."
"ucap meraa sambil tersenyum santai"
"dunia pada akhirnya akan berakhir dengan menyedihkan tapi tidak dengan dirimu...kau adalah Dewi yang memiliki kekuatan abadi dan untuk itu kau harus bisa mewujudkan keinginan kami untuk memiliki dunia yang damai ...dan patuh aturan kami.."
"ucap kaelios"
"hah kalian egois juga ya"
"ucap mera"
"jika pikir kami egois ...maka kau salah besar manusia pada akhirnya akan mati dan jika mereka terus hidup mereka hanya berbuat kerusakan dan oleh karena itu lebih dunia ini direset ulang untuk menciptakan makhluk yang patuh dan tercipta lah kedamaian dan keadilan dan kau pada akhirnya hanya akan kembali menjadi Dewi oleh sebab itu wujud kan lah keinginan kami
"ucap kaelios sambil menembak kan anak panah ke arah Mera"
"aku tidak akan pernah mewujudkan keinginan seperti itu"
"ucap mera sambil menghindari serangan"
"hah cukup sampai sini tapi jangan senang dulu ini belum selesai sampai kau berhasil kami kuasai"
"ucap kaelios sebelum akhirnya menghilang menjadi serpihan cahaya hitam yang tercampur oleh derasnya air hujan
"hah pengecut"
"ucap mera"
Lalu setelah itu Mera kembali ke kamarnya setelah panah nya kembali stabil serta merasakan jika hari yang dinantikan mereka akan segera tiba namun ia akan berusaha mencegah mereka agar tidak memanfaatkan dirinya untuk kepentingan mereka sendiri
> * to be continued...