NovelToon NovelToon
Bangkitnya Permaisuri Yang Terlupakan

Bangkitnya Permaisuri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Reinkarnasi / Harem / Mengubah Takdir
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah terpeleset di kamar mandi, Han Sia, gadis modern abad 25, terbangun di tubuh Permaisuri Han Sunyi tokoh tragis dari novel yang dulu ia ejek sebagai “permaisuri paling bodoh”.

Kini terjebak di dunia kerajaan kuno, Han Sia harus berpura-pura sebagai permaisuri yang baru sadar dari koma, sambil mencari cara untuk bertahan hidup di istana penuh intrik dan penghianatan. Namun alih-alih pasrah pada nasib, ia justru bertekad mengubah sejarah. Dengan kecerdasan modern dan lidah tajamnya, Han Sia siap membalikkan kisah lama dari permaisuri lemah menjadi wanita paling berkuasa dan akan membuat mereka semua menyesal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab14 — “Pertemuan di Hutan Utara”

Pagi itu, lembah Phoenix kembali diselimuti kabut tipis yang menari di antara pepohonan. Han Sunyi berdiri di tepi sungai kecil, mengenakan jubah ringan berwarna putih dengan ikat pinggang perak. Di punggungnya tergantung busur Skyflare yang berkilau lembut terkena sinar mentari pagi.

Zhi Dao dan Bai Ren sudah siap dengan perlengkapan berburu. Zhi Dao membawa pedang panjang, sedangkan Bai Ren menenteng busur biasa dan sebuah kantung kulit berisi anak panah.

“Tujuan kita ke hutan bagian utara,” ujar Han Sunyi tenang. “Kita butuh daging segar untuk persediaan musim dingin. Tapi hati-hati, daerah itu mulai sering didatangi pemburu asing.”

Bai Ren mengangguk semangat. “Baik, Nona! Kalau ada pemburu asing yang coba mencuri hewan kita, aku akan beri pelajaran kecil.”

Han Sunyi meliriknya. “Pelajaran kecil itu jangan sampai berubah jadi perkelahian besar, Bai Ren.”

“Eh, iya, iya,” jawabnya sambil nyengir.

Mereka bertiga berjalan melewati hutan yang mulai disinari matahari pagi. Udara dipenuhi aroma dedaunan basah dan tanah lembap. Suara burung-burung dan serangga bersahutan, menciptakan irama alami yang damai.

Namun, kedamaian itu tak bertahan lama.

Dari kejauhan terdengar suara benturan logam dan teriakan orang. “Serang! Jangan biarkan mereka lolos!”

Han Sunyi berhenti seketika. Zhi Dao mengernyit, mendengarkan arah suara. “Dari arah timur laut,” katanya cepat.

Tanpa ragu, Han Sunyi mengisyaratkan mereka untuk mengikutinya. Langkahnya ringan, melesat di antara pepohonan, nyaris tanpa suara. Begitu mereka mendekat, kabut mulai menipis, dan pemandangan di depan mata membuat ketiganya terdiam.

Di tengah celah pepohonan, sekelompok pria berbaju hitam sedang mengepung dua orang. Salah satu pria yang dikepung tampak tinggi dan gagah dengan pakaian pemburu sederhana, tapi dari cara ia berdiri dan memegang pedang, jelas ia bukan orang biasa. Sementara satu pria lain yang berdiri di belakangnya sudah terluka di bahu, darah menetes membasahi kain abu-abunya.

“Tuanku, pergi dulu!” seru pria yang terluka.

“Aku tidak akan meninggalkanmu!” balas pria tinggi itu, matanya tajam menatap musuh.

Han Sunyi menatap tajam. “Zhi Dao, Bai Ren, kita bantu.”

Bai Ren langsung berseri. “Akhirnya sedikit aksi!”

Han Sunyi mengangkat tangan, dan Skyflare Bow muncul di genggamannya dengan kilatan biru lembut. Tanpa bicara panjang, ia menarik senar busur dan menembakkan anak panah cahaya.

WUUUSSSH! 💥

Salah satu pria berbaju hitam langsung terpental ke belakang, senjatanya terlepas. Dua lainnya menoleh panik.

“Siapa itu?!”

Han Sunyi melangkah keluar dari balik pepohonan. “Mereka cukup banyak,” ujarnya tenang. “Zhi Dao, lindungi yang terluka. Bai Ren, ambil sisi kiri.”

Bai Ren tersenyum lebar. “Perintah diterima!”

Dalam sekejap, hutan yang tenang berubah menjadi arena pertempuran.

Zhi Dao melesat cepat seperti bayangan, menangkis serangan pedang dari dua orang berbaju hitam. Gerakannya halus tapi kuat, setiap tebasan pedangnya diiringi aura biru muda yang menandakan chi-nya terfokus sempurna.

Sementara Bai Ren, dengan gaya khasnya yang sedikit berlebihan, memutar busurnya sebelum menembakkan anak panah bertubi-tubi. “Rasakan panah cinta Bai Ren!” serunya.

“Panah cinta apanya! Fokus!” tegur Han Sunyi tanpa menoleh.

Han Sunyi sendiri melangkah maju dengan elegan, setiap langkahnya seperti menari di atas tanah. Busur Skyflare memancarkan cahaya lembut, dan setiap tarikan senar menciptakan anak panah energi yang melesat menembus udara.

Satu, dua, tiga anak panah cahaya dilepaskan. Dalam waktu singkat, sebagian besar penyerang sudah terjatuh tak sadarkan diri.

Sisa yang masih berdiri saling pandang ketakutan. “Dia bukan manusia biasa… mundur!” seru salah satu dari mereka.

Namun sebelum mereka sempat kabur, Han Sunyi menggerakkan jarinya. Cahaya biru tipis melingkar di udara, membentuk lingkaran energi yang mengikat kaki mereka hingga tak bisa bergerak.

“Tidak ada yang pergi sebelum kalian menjawab pertanyaanku,” katanya pelan tapi tegas. “Siapa yang mengirim kalian?”

Para penyerang saling tatap, tapi tidak satu pun berani bicara.

Zhi Dao menekan pedangnya ke tanah di dekat kaki salah satu dari mereka. “Jawab, sebelum aku kehilangan kesabaran.”

Salah satu dari mereka akhirnya membuka mulut. “Kami hanya disuruh membunuh dua orang itu… perintah dari—ARGH!” Sebelum sempat menyebut nama, pria itu langsung roboh, busa keluar dari mulutnya. Racun.

Han Sunyi mendesah pelan. “Mereka semua membawa racun di lidahnya… seseorang tak ingin identitasnya terbongkar.”

Bai Ren mendengus. “Jadi kita berurusan dengan organisasi besar.”

Sementara itu, pria tinggi yang mereka selamatkan menatap Han Sunyi dengan tatapan campuran kagum dan waspada. “Kau… siapa sebenarnya?”

Han Sunyi menurunkan busurnya. “Kami hanya pemburu dari lembah, Kalian berdua tampak butuh bantuan.”

Pria yang terluka jatuh berlutut, memegangi bahunya yang berdarah. Han Sunyi segera mendekat dan berlutut di sampingnya. “Diamlah, aku akan menutup lukamu.”

Ia menekan telapak tangannya di dekat luka, mengalirkan sedikit energi hangat dari chi-nya. Cahaya lembut memancar, dan perlahan aliran darah berhenti.

Pria itu menatapnya kagum. “Kau… penyembuh juga?”

Han Sunyi tersenyum kecil. “Ya begitulah.”

Zhi Dao memeriksa sekitar. “Musuh sudah kabur, tapi kita harus segera pindah tempat. Hutan ini tak aman.”

Han Sunyi mengangguk. “Benar. Kita bawa mereka ke lembah.”

Namun pria tinggi itu menolak. “Tidak. Kami tidak boleh ke tempat orang lain. Terlalu berbahaya bagi kalian.”

“Bahaya?” tanya Bai Ren. “Kau sedang dikejar siapa? Seolah-olah kau ini seorang pejabat tinggi atau…” Ia berhenti, menatap pria itu dari kepala hingga kaki. “Jangan-jangan kau pangeran yang menyamar?”

Pria itu hanya tersenyum samar. “Kau bisa menganggapku… hanya orang yang kehilangan rumahnya.”

Han Sunyi menatapnya lama. Ada sesuatu dalam tatapan pria itu bukan kebohongan, tapi juga bukan kejujuran penuh. Entah kenapa, ia merasa pria ini menyembunyikan sesuatu yang besar.

“Aku tidak akan memaksamu,” kata Han Sunyi akhirnya. “Tapi luka temanmu perlu dirawat dengan benar. Setidaknya ikutlah ke tepi lembah. Setelah itu, kalian bebas pergi.”

Pria tinggi itu terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Baik. Aku berhutang nyawa pada kalian.”

----

Menjelang sore, mereka tiba di tepi lembah Phoenix. Yuyu dan Yuyi yang sedang menjemur baju hampir menjatuhkan ember saat melihat rombongan datang.

“Dewa Langit! Nona Han Sunyi membawa dua pria asing lagi?!” teriak Yuyu.

“Bukan ‘lagi’, ini hanya sementara” jawab Han Sunyi sambil menghela napas.

Bai Ren tertawa. “Tapi yang satu ini tampan juga. Lihat posturnya, seperti bangsawan.”

Pria tinggi itu menatap Bai Ren sekilas dengan senyum tipis. “Kau cukup tajam.”

“Dan aku juga tahu caranya membaca wajah orang,” timpal Bai Ren, “kau bukan orang biasa, kan?”

Han Sunyi menepuk bahu Bai Ren. “Jangan ganggu tamu kita.”

Zhi Dao membantu membawa pria yang terluka masuk ke paviliun, sementara Nuan menyiapkan obat-obatan. Han Sunyi sendiri menatap pria tinggi itu yang kini duduk di kursi dekat jendela. Ia tampak tenang, tapi matanya mengamati setiap sudut paviliun seolah sedang menilai tempat itu.

“Apa yang kau lihat?” tanya Han Sunyi datar.

“Tempat ini… damai dan sangat berbeda” jawab pria itu perlahan. “Sesuatu yang sudah lama tidak kulihat.”

Han Sunyi menatapnya tajam, mencoba membaca pikirannya, tapi yang ia lihat hanyalah keheningan dalam mata itu.

“Namamu siapa?” tanyanya akhirnya.

Pria itu diam sejenak sebelum menjawab, “Namaku… Li Feng.”

Tentu saja itu nama palsu, Han Sunyi bisa merasakannya. Tapi ia tak menanyakan lebih lanjut. “Baik, Li Feng. Istirahatlah malam ini. Besok, kalau kau sudah siap, kami akan bantu kalian kembali ke jalan utama.”

Li Feng tersenyum tipis. “Terima kasih, Nona Han.”

Han Sunyi berhenti sesaat. “Kau tahu namaku?”

Li Feng menunduk sopan. “Aku mendengar orang-orang memanggilmu begitu tadi.”

Han Sunyi menatap pria itu dingin. Tapi ia membiarkannya. Ia lalu berjalan keluar, menatap langit sore yang mulai jingga. Angin lembah bertiup lembut membawa aroma rumput dan tanah basah.

Bersambung

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
kaylla salsabella
lanjut thor
Wahyuningsih
d tnggu upnya kmbli thor yg buanyk hrs tiap hri sehat sellu thor n jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪 dlm upnya😁😁😁😁
Cindy
lanjut kak
inda Permatasari
sebenarnya baik ingin mencari Han Sunyi untuk balas Budi dan juga merasakan cinta padanya tapi Han Sunyi tidak mau bertemu
kaylla salsabella
aku kok masih bingung ya ini li feng itu baik apa gak sama han sunyi
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
li feng bukannya kabur jadi buronan?? kok uda di istana lg thor??
Wahyuningsih
wahhhh mkin sru thor d tnggu upnya kmbli yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor n jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪
Vivi❄️❄️
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kirain si bawah panah cinta ala cupid 🤣🤣🤣
sahabat pena
Luar biasa
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Fransiska Husun
keren banget
🌸 Maya Debar 🌸
Semangat terus Thor 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘❤️🥰🥰🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️❤️❤️🤩🤩
Tiara Bella
semangat 😍
🌸 Maya Debar 🌸
Tak tunggu selalu upnya Thor, Keren buanget ❤️❤️❤️❤️❤️🥰🥰🥰😍😍😍🤩🤩🤩😍😍😍😍🤩🤩🤩❤️❤️❤️🥰🥰🥰🥰
Wahyuningsih
q penasaran lanjutannya thor d tnggu upnya kmbli yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan loh 😁😁😁 sehat sellu thor jga keshtn n tetp 💪💪💪 dlm upnya 😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!