Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Bayu di mulai
Arifal yang duduk di tepi ranjang memandanginya dengan raut iba. Tatapannya teduh, penuh kesabaran. Ia perlahan mengambil kotak tisu di atas meja kecil di samping tempat tidur, menarik selembar, lalu mengulurkannya dengan lembut.
“Sekar…” suaranya pelan, nyaris seperti bisikan. “Aku tahu, aku cuma orang lain di hidup kamu sekarang. Tapi tolong… terimalah tisu ini. Aku nggak tega lihat kamu menangis seperti ini.”
Sekar menoleh perlahan, matanya memerah dan sembab. Ia menerima tisu itu, "terimakasih , Rifal."
perlahan Sekar mengusap pipinya sambil berusaha tersenyum di antara tangisnya.
“Maaf, aku nggak bisa nahan air mata. Terima kasih, Rifal… kamu udah terlalu baik sama aku. Aku malah merepotkan kamu.”
Arifal menggeleng lembut. Senyumnya hangat, tapi dalam sorot matanya terselip perasaan yang tak ia ungkapkan.
“Kamu nggak merepotkan siapa pun, Sekar. Kamu begini karena aku."
Sekar diam sesaat, lalu menghela napas panjang. Tatapannya beralih ke arah tas kecil di atas meja. Ia ragu, tapi akhirnya berkata pelan, “Fal … aku boleh minta tolong? Aku harus bantu Tanteku. Om aku sakit, dan aku janji transfer, tapi aku nggak bisa keluar rumah sakit. Dengan kondisi seperti ini.”
Arifal mengangguk tanpa pikir panjang. “Gampang. Aku bantu. Kamu berikan ATM kamu, nomer rekening tante kamu sama PIN-nya. Aku yang transferin.”
Sekar mengangguk pelan. Dengan tangan gemetar, ia mengambil dompet dari tas kecil itu, mengeluarkan kartu ATM dan secarik kertas kecil berisi nomor rekening Tante Susan.
“Ini… tolong, ya. Jumlahnya sudah aku catat."
Arifal mengambil kartu dan kertas itu, menatap Sekar sejenak sebelum tersenyum lembut. “Tenang aja, aku nggak bakal salah. Kamu istirahat dulu, nanti aku balik.”
Sekar hanya mengangguk. Ia menatap punggung Arifal yang beranjak keluar dari kamar dengan langkah mantap. Saat pintu tertutup, Sekar memejamkan mata.
“Ya Tuhan… semoga Tante nggak marah,” bisiknya lirih.
....
Beberapa menit kemudian, di area parkir rumah sakit.
Arifal berdiri di depan mesin ATM. Namun bukannya memasukkan kartu Sekar, ia mengeluarkan kartu miliknya sendiri.
Ia mengetik sejumlah nominal yang sama seperti yang ditulis Sekar di kertas rekening jumlah yang cukup besar.
Sambil menatap layar, Arifal bergumam pelan, “Aku nggak tahu hidupmu sesulit ini, Sekar. Tapi aku janji, mulai sekarang aku bakal jaga kamu sebisaku.”
Ia menekan tombol Transfer, dan beberapa detik kemudian, layar menampilkan pesan Transaksi berhasil.
Arifal tersenyum kecil, lalu menyimpan struk transaksi di sakunya, bukan untuk pamer, tapi sebagai pengingat bahwa ketulusannya hari itu benar-benar tulus.
Setelah memastikan semua aman, ia kembali ke kamar rawat, berpura-pura baru saja mentransfer menggunakan ATM Sekar.
...
“Sudah beres, Sekar. Uangnya sudah terkirim,” kata Arifal dengan senyum ringan.
Sekar menatapnya dengan lega, matanya mulai berkaca-kaca lagi. “Terima kasih banget, Fal… kamu tahu, betapa aku bersyukur ada kamu.”
Arifal tersenyum, menatapnya lama.
“iya, Sekar. Aku cuma pengen kamu tahu, aku masih orang yang sama kayak dulu. Yang selalu pengen lihat kamu bahagia.”
Sekar menunduk, tak sanggup membalas tatapan itu.
Di dadanya, ada rasa hangat dan juga takut. Takut pada hatinya sendiri.
Sementara di Sisi Lain ( Rumah Alira, Sore Hari)
Di ruang kerja rumah Alira yang kini juga ditempati Bayu, suasana terasa tegang namun terkendali. Bayu duduk di kursi, membuka amplop cokelat yang baru saja diserahkan oleh Rangga' sopir Alira yang kini ia percayai untuk menjalankan misi rahasianya.
“Ini dari Pak Hasan, Pak,” kata Rangga pelan, menatap sekeliling dengan waspada. “Beliau titip pesan, jangan dibuka di depan siapa pun, apalagi Bu Alira.”
Bayu mengangguk, lalu membuka amplop itu. Di dalamnya hanya ada selembar kertas kecil berisi tulisan tangan sang pengacara, Hasan.
“Hasil Tes DNA akan keluar dalam waktu satu minggu. Mohon bersiap untuk pertemuan tertutup.” Hasan.
Bayu menatap tulisan itu lama. Bibirnya menegang, rahangnya mengeras.
Satu minggu lagi, dan semua kebenaran akan terbuka.
Ia meremas kertas itu pelan, lalu menyelipkannya ke dalam buku di meja.
Pandangan matanya tajam, tapi tenang.
“Bagus,” ucapnya pelan, nyaris berbisik. “Satu minggu lagi, semua topeng akan jatuh. Dan aku akan tahu siapa yang sebenarnya bermain dengan hidupku.”
Rangga menatap Bayu, ragu untuk bicara. “Tuan… kalau Bu Alira tahu soal ini—”
Bayu menoleh perlahan, tatapannya dingin namun tegas. “Dia nggak akan tahu, Rangga. Ingat, ini rahasia antara kita. Kamu sudah aku bayar bukan cuma untuk mengantar, tapi juga untuk diam dan satu lagi, kamu awasi Nyonya besarmu itu, dengan siapa dia pergi.”
Rangga menunduk dalam. “Siap, Tuan.”
Bayu berjalan ke jendela besar ruang kerja itu, menatap halaman rumah Alira yang tertata rapi. Sinar sore menyinari wajahnya yang penuh beban dan rencana.
Di luar sana, Alira masih tertawa bersama teman-teman sosialitanya di Restoran ternama, atau pun tengah bersenang-senang, tak tahu sedikit pun bahwa permainan yang ia mulai kini berbalik arah.
Bayu menghela napas pelan.
“Bersiaplah, Alira. Saat hasil itu keluar, kamu akan tahu rasanya jadi orang yang dipermainkan.”
Sekar jgn percaya begitu saja sama Alira dong 🥲🥲 Bayu cuma di jebak 🥲🥲
Alira pelakor stress 😅😅😅
kasihan Sekar semoga Sekar percaya begitu saja sama perkataan Alira 🥲🥲
akhirnya Sekar bakal kerja di toko nya Arifal 😄😄
penasaran sama lanjutannya...
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu lanjut kan karya mu 💪💪🥰🥰🤗🤗
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🥰💪💪
semoga nnt Sekar bisa kerja di Toko..
bagus juga Sekar Mandiri 😁😁
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus yaa Sayyy quuu 💪💪🤗🤗🥰🥰
gmn jika nnt Bayu tau yaa 😆😆
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu tetap terus semangat ya Sayyy 🥰🤗💪💪🤗
di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu Emak Ncingg si Gemoyyy tetap semangat Sayy 🤗🥰💪
penasaran dg lanjut nya gmn yaa nnt jika Bayu tau Sekar kecelakaan?? di tunggu updatenya Author kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🤗🥰💪
duhh kira² berhasil gk yaa Bayu...
gmn hasilnya nnt??
di tunggu updatenya author kesayangan kuuu Emak Ncinggg si Gemoyyy tetap semangat ya Sayyy 💪💪🥰🥰🤗🤗
semoga Sekar baik² saja 🥲🥲
gmn nnt reaksi Bayu setelah tau Sekar kecelakaan??
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu Semangat ya Sayyy 🐱🤗🥰💪
kira² berhasil gk yaaa??
di tunggu updatenya Author Kesayangan kuuu tetap semangat Sayyy 🥰🐱💪
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan kuuu terus semangat Sayyy 💪🥰🐱☺🤗