NovelToon NovelToon
Suami Tampanku.

Suami Tampanku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Menikahlah segera jika ingin menepis dugaan mama kamu, bang!."perkataan sang ayah memenuhi benak dan pikiran Faras. namun, bagaimana ia bisa menikah jika sampai dengan saat ini ia tidak punya kekasih, lebih tepatnya hingga usianya dua puluh enam tahun Faras sama sekali belum pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita manapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertanyaan Sensitif.

Di lantai bawah gedung hotel, tepatnya di meja makan yang sengaja disediakan khusus oleh pihak hotel, semua anggota keluarga Faras dan Inara telah berkumpul untuk Sarapan bersama.

Langkah Inara terasa berat ketika semua mata tertuju ke arah datangnya dirinya dan juga sang suami. "Kenapa mereka semua memandang ke arah kami? Apa ada yang salah?." batin Inara.

Baik dari anggota keluarga Faras dan juga Inara tak ada yang berani melontarkan kalimat-kalimat menggoda kepada pasangan pengantin baru yang baru saja bergabung di meja makan. Terlebih Za dan Zi, sebab keduanya tahu betul jika sahabat mereka tersebut pernah ditolak cintanya oleh sang kakak, dulunya. melontarkan kalimat menggoda sama saja seperti menyakiti hati Inara, begitu pikir Za dan juga Zi.

Sesi sarapan yang sempat tertunda beberapa saat akibat menunggu kedatangan pasangan pengantin baru itu pun akhirnya di mulai.

"Mas, mau sarapan dengan menu apa?." Tanya Inara hendak mengambilkan sarapan untuk Faras.Ya, terlepas seperti apapun perasaan Faras terhadap dirinya, Inara tetap sadar akan tanggung jawabnya sebagai istri dari pria itu. Terlebih semalam mereka sudah melewati malam pertama.

"Nasi goreng sama ayam bakar saja, sayang." jawab Faras . Sepertinya pertarungan nya bersama sang istri semalam membuat Faras kehabisan tenaga sehingga harus menggantinya dengan sarapan makanan berat pagi ini.

Jujur, Inara sangat terkejut mendengar Faras memanggilnya dengan sebutan sayang, namun wanita itu tetap berusaha bersikap biasa saja. "Apa kamu ingin bersandiwara di depan keluarga kita, mas?." batin Inara seraya melanjutkan aktivitasnya mengisi piring suaminya dengan nasi goreng dan ayam goreng.

Za yang hendak menyendok nasi ke piring miliknya sontak mengalihkan pandangannya pada sang kakak. "Sayang....??." cicit gadis itu dalam hati. Sebagai saudara kandung Faras, Za tahu betul jika abangnya itu bukanlah tipikal pria yang suka berpura-pura apalagi bersandiwara dihadapan keluarga. kalau pria itu berucap sayang, ya itu artinya dia sayang.

Za beralih pada Inara, menatap sahabatnya itu dengan tatapan menelisik hingga pandangan Za menangkap sesuatu di tubuh sang kakak ipar. "Nggak nyangka, Abang se gercep itu. Kayaknya bentar lagi aku bakal punya ponakan nih." gadis itu kembali berujar dalam hati sambil mengulum senyum.

Sadar dengan sorot mata adiknya itu, Faras pun merapikan posisi kerah baju yang dikenakan istrinya, dan kembali menatap pada Za.

Sontak saja senyum yang merekah di bibir Za meredup perlahan menyadari lirikan sang kakak.

Usai sarapan bersama, Za dan Zi pamit pada Faras untuk mengajak kakak ipar mereka itu ke kamar hotel tempat mereka menginap.

"Ada apa?." tanya Inara yang kini sudah duduk ditepi tempat tidur kamar hotel tempat Za dan Zi menginap.

Bukannya langsung menjawab, Za justru menutup rapat pintu kamar. Sedangkan Zi kini duduk sofa seraya melayangkan tatapan menelisik pada sang kakak ipar.

Setelah menutup pintu Za mendaratkan bobotnya di samping saudari kembarnya. sejenak menatap ke arah Zi, seperti sedang melakukan telepati.

"Apa semalam kau dan bang Faras sudah bercinta, Ra?."

Blush...

Wajah Inara berubah merona mendengar pertanyaan tanpa filter dari mulut adik ipar sekaligus sahabatnya itu. Meskipun mereka bersahabat, tetap saja Inara merasa malu untuk mengakui hal sensitif semacam itu kepada keduanya.

"Please...Jawab dong, Ra!!." Zi ikut bersuara.

"Astaga....kalian ini....apa kalian tidak punya pertanyaan lain?." meskipun kedua sahabat sekaligus adik iparnya itu terus mendesak, Inara tetap saja enggan menjawab, lebih tepatnya malu untuk menjawabnya.

"Bukan apa-apa, Ra... sebelum menikah, mama sempat berpikir jika Abang tidak suka pada perempuan alias tidak normal makanya enggan mencari pasangan." akhirnya Za mengungkapkan alasan mengapa mereka sampai kepo.

Inara langsung tergelak mendengarnya dan tanpa sadar berkata. "Badanku rasanya mau remuk semua akibat perbuatan Abang kalian semalam, dan kalian bilang Abang kalian itu tidak normal??."

"Cobalah kalau ingin becanda yang masuk akal sedikit!." sambung Inara. Sedangkan Za dan Zi langsung melempar pandangan satu sama lain, keduanya kompak menghela napas lega.

"Syukurlah... ternyata dugaan mama terhadap Abang itu salah." ujar Za seraya melebarkan senyum diwajahnya. kemudian berpindah, duduk di samping Inara.

"Aku jadi penasaran, gimana kalian melewati malam pertama semalam, pasti asyik kan, Ra...." Za menyenggol bahu Inara dengan bahunya.

Pertanyaan Za sekaligus menyadarkan Inara atas pengakuannya tadi. "Ya Tuhan....kalian ini..." rutuk Inara, tak habis pikir dengan tingkah adik iparnya itu, benar-benar kepo tingkat dewa.

"Oh iya Ra, nanti aku kasi vitamin ya buat kesuburan, biar kita bisa cepat dapat keponakan." timpal Zi yang tidak sabar ingin cepat-cepat punya keponakan dari abangnya.

"Kenapa, Ra? Kamu nggak mau ya ngasih keponakan buat kita?." tebak Za ketika raut wajah Inara berubah sendu mereka membahas tentang anak.

"Bukannya begitu, aku hanya takut saja."

"Takut kenapa, Ra?."

"Aku hanya takut akan nasib anakku kelak, jika suatu hari nanti mas Faras berniat menceraikan aku, Za." tidak ingin sampai Za dan Zi berpikir ia tak ingin mengandung anak dari Abang mereka, Inara pun mengungkapkan ketakutannya.

"Astaga....Ra. Sejauh itu kamu berpikir?."

"Jangankan menceraikan kamu, sekalipun kamu yang memintanya aku yakin Abang tidak akan mewujudkannya." Ujar Zi Yakin. Ya, ia yakin jika abangnya telah menyentuh Inara itu artinya Faras memiliki perasaan terhadap istrinya itu, dan sebagai seorang adik, Za pun sangat yakin jika abangnya itu tidak akan melepaskan apapun yang sudah menjadi miliknya.

Tok....tok....tok.....

Terdengar suara ketukan dari balik pintu.

"Siapa sih mengg_." Za tak melanjutkan Omelannya setelah melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya, setelah membuka pintu.

"Abang...."

"Abang tidak akan menggangu kalau kalian tidak membawa istri Abang bersama kalian." cetus Faras, seolah tahu apa yang hendak dikatakan adiknya tadi.

Za hanya nyengir kuda sambil garuk-garuk kepala. "Maaf bang, Za pikir siapa tadi."

Bukannya merespon ucapan sang adik, Faras justru mengarahkan pandangan ke dalam kamar untuk mencari keberadaan sang istri. sadar akan kedatangan Faras, Inara pun beranjak menghampiri Faras. "Mas."

"Ayo kembali ke kamar!."

"Baik, mas."

"Za...Zi...aku pergi dulu ya." pamitnya.

"Iya Ra... hati-hati ya... soalnya ada macan yang baru lepas dari kandang, entar kamu jadi bulan-bulanan lagi..."

"Becanda, bang..." sambung Za ketika menyadari lirikan galak Faras.

"Mengobrol tentang apa tadi sama Za dan Zi?." tanya Faras seraya mendaratkan bobotnya di sofa kamar hotel. Ya, suatu pemandangan yang mampu membulatkan mata Inara. Pasalnya benda itu tak ada semalam, mengapa sekarang sudah terpampang nyata bahkan kini telah diduduki oleh suaminya seraya menatap pada dirinya.

"Nggak penting kok, mas. Hanya mengobrol biasa saja."Inara terpaksa berdusta. sangat tidak memungkinkan baginya untuk menjawab dengan jujur, karena kenyataannya kedua adik kembar suaminya itu menanyakan tentang malam pertama mereka. bisa-bisa Za dan Zi akan terkena masalah jika Faras sampai tahu kedua adiknya bertanya tentang hal sensitif seperti itu.

"Oh." syukurnya Faras percaya begitu saja.

"Kemari lah...!." Faras menepuk sisi sofa yang kosong dan Inara pun menurut. kini ia sudah duduk di samping suaminya.

Inara menatap Faras ketika pria itu mengatakan ingin bicara serius kepadanya. "Apa mas Faras ingin membuat perjanjian pernikahan seperti yang ada di novel-novel yang pernah aku baca." batin Inara. Membayangkannya saja sudah melenyapkan semangat wanita itu.

1
Syiffa Fadhilah
kurang update atau apa sih hidup kalian sampai ngak tau kalo faras dah menikah. padahal resepsinya besar dan mewah loh kemaren
zheny pudji
udah GK pacar² yg ada udah punya bini
Felycia R. Fernandez
seringan apa kamu Inara,bisa diangkat kek anak kecil gtu😅
Felycia R. Fernandez
bener banget...
dan Inara gampang ke makan omongan orang...
Felycia R. Fernandez
Inara masih kepikiran tentang kamu yang menolaknya dulu,blom lagi kalian menikah karena perjodohan...
mana kepikiran Inara klo kamu juga mencintai nya...
zheny pudji
begitulah cew faras kira² apa apa hrus butuh pengakuan tindakan
Dwi ratna
cie...cie...udh syang²an ini, tinggal blng i love u aja ras
Dwi ratna
semangat mb Yuni, kasih wejangan s Inara mb, biar jd org jgn netingan Mulu gitu😤
Zahrotul Kamelia
lagi thor
Felycia R. Fernandez
anak nya Okta dan Riri nih..
Dwi ratna
belajar terbuka dong, suami istri tu jgn keseringan ngebatin sakitttt jatuhnya...😅😅😅
Arin
Tapi memang biasa jomblo lebih mahir dalam teori lo Inara..... Cuma tinggal prakteknya yang belum tuh adik ipar mu. Belum ada yang halalin
zheny pudji
suka bnget m karakter mereka, klop bnget
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yuni jadi tersangka pil kontrasepsi...
Felycia R. Fernandez
kamu pintar ,tapi kenapa masalah ini jadi bodoh Inara...
kamu tau Amanda hanya iri padamu...
malah dengerin kata kata Amanda 🤦‍♀️
zheny pudji
hari ini kamu selamat Inara
tp tdk untuk lain kali
P_Org
tor update dong😁
🧟‍♂️🧟‍♂️
hah? pasti ada drma kabur2 ini nanti karena menikah sja bgtuu, selalu ada drama nyaa
Dwi ratna
ngmng innara jgn dpendem trz gk bakal tau suamimu klo km lgi gundah gulana
zheny pudji
namanya pengantin baru Davin, masa gt saja hrus djlasin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!