Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.
dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.
Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.
Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.
Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28: Disonansi Kehangatan dan Retaknya Segel
Haiii Guys sebelum baca di biasakan klik like nya ya sama bolehhh komen nya dan follow nya jangan lupa hihihi.
Happy reading 🌷🌷🌷
...****************...
(Risa/Elena Von Helberg, Serafina Lowe, Darius Sterling, Ksatria Logika)
Jeritan Darius Sterling membelah keheningan di luar Benteng Zamrud. Itu adalah suara paling menyakitkan yang pernah Risa dengar, bukan karena intensitasnya, tetapi karena disonansi-nya. Itu adalah raungan Logika yang sempurna yang dipaksa menghadapi realitas yang tidak logis.
“Tidak! Segel Permanen Runtuh! Obsesi Lucien Kembali! Dia tidak terperangkap! Dia membebaskan diri! Dan dia membutuhkan kehangatan! Dia datang!”
Darius jatuh di salju, matanya berjuang antara kilatan biru muda Logika Murni dan abu-abu hangat Ksatria Sterling yang asli. Dia mencengkeram kepalanya, sihir Sterling-nya yang berputar liar, tidak lagi mempertahankan Penjara Mutlak, tetapi menjadi frekuensi kekacauan yang kacau.
Risa, yang baru saja berhasil memaksanya untuk menghadapi Pilihan Bebas-nya, tahu bahwa dia tidak bisa kehilangan Darius lagi. Bukan karena Logika, tetapi karena cinta.
"Apa yang terjadi, Darius?" tanya Risa, berlutut di sampingnya, mengabaikan rasa sakit dari benturan lompatan. Serafina berlutut di sisi lain, Cahaya Murni-nya memancar, mencoba menenangkan kekacauan sihir Darius.
"Segelnya... Desainmu," erang Darius, suaranya parau. "Logika-nya cacat. Aku tidak membersihkan Obsesi Lucien! Aku hanya mengintegrasikannya ke dalam Segel! Obsesi itu tidak ingin melindungi selamanya! Obsesi itu ingin memiliki!"
Risa teringat. Obsesi selalu ingin memiliki segala sesuatu.
"Obsesi Lucien tidak ingin hanya memiliki Cahaya Serafina di dalam Segel," bisik Risa, matanya memetakan data dimensional. "Dia ingin memiliki Pilihan Bebas-ku! Dia tidak bisa memiliki kita berdua saat dia disegel! Dia harus keluar!"
Darius tersentak. "Obsesi itu... melarikan diri dari kewajiban! Dia menggunakan kehangatan yang kamu tanamkan di dalam Segel untuk memecahkan batu giok di sekelilingnya! Dia mencari Cahaya yang utuh! Dia datang untuk Serafina!"
Risa menoleh ke Serafina. Wajah Serafina pucat, tetapi Cahayanya teguh. "Dia tidak bisa menyentuhku jika dia tidak memiliki wadah yang stabil, Risa. Dia membutuhkan tubuh."
"Dia tidak membutuhkan tubuh," kata Darius, Logika-nya tiba-tiba menjadi jelas, tetapi masih diliputi kepanikan. "Dia telah belajar dari Devourer of Vitality! Dia tidak membutuhkan tubuh; dia hanya membutuhkan inti kehidupan! Dia adalah Obsesi Murni sekarang! Dia akan memakan esensi hidup! Dia datang untuk Cahaya Murni!"
Logika Murni Darius sekarang tahu bahwa prioritas utamanya adalah Kelangsungan Hidup Aset Serafina. Tetapi Logika itu bertentangan dengan kebutuhan hatinya—Kelangsungan Hidup Risa. Dan di dalam dirinya, sisa-sisa Obsesi Lucien yang ia serap mulai berjuang untuk menguasai Logika.
Darius berdiri, tubuhnya bergetar. Dia tidak melihat ke Benteng yang kini mulai kehilangan Penjara Logika-nya (beberapa Ksatria Logika di dinding mulai bingung dan berjatuhan). Dia hanya melihat ke arah jurang Nexus di kejauhan—tempat Segel Permanen itu berada.
"Aku harus kembali," kata Darius, suaranya kembali menjadi mesin, Logika mengambil alih kendali dalam menghadapi bahaya yang mutlak. "Aku adalah The Shield! Aku harus memperbaiki Segel! Aku harus menstabilkan dimemnsi!"
Darius mulai berlari menuju jurang itu. Dia bergerak dengan kecepatan Logika yang sempurna, mengabaikan Risa dan Serafina.
"Darius! Tunggu!" teriak Risa. "Kamu tidak bisa memperbaikinya dengan Logika! Logika adalah yang membuatnya runtuh!"
Risa segera sadar. Untuk menghentikan Logika Darius yang sempurna, dia harus menggunakan satu-satunya senjata yang Logika itu anggap sebagai Kontaminasi Prioritas Tinggi.
"Serafina, kamu harus menahannya," kata Risa. "Aku harus menyerang kode Logika-nya dengan cinta!"
Serafina mengangguk, Cahaya Murni-nya bersinar. Dia berlari di belakang Darius. Dia tidak mencoba menyerangnya. Dia melompat dan memeluknya dari belakang.
"Darius! Aku adalah Aset-mu! Jika kamu meninggalkanku, kamu gagal dalam Prioritas Mutlak!" teriak Serafina, memaksakan kehangatan Cahayanya ke dalam baju besi dingin Darius.
Darius tersentak. "Kontaminasi Prioritas Tinggi terdeteksi! Mengaktifkan Prosedur Isolasi!"
Darius mulai berputar, mencoba melepaskan Serafina. Tetapi Logika Jada yang diprogram Risa, memperingatkannya untuk tidak menyakiti Aset Cahaya itu.
Momen inilah yang dibutuhkan Risa. Dia berlari ke arah Darius yang bergumul, dan dia tidak menggunakan sihir. Dia menggunakan kata-kata.
"Darius! Ingat Logika Lucien!" teriak Risa, suaranya tajam dan menusuk. "Lucien ingin memiliki aku! Dia ingin memiliki Pilihan Bebas-ku! Dia tidak hanya menginginkan Cahaya Serafina! Dia ingin membuatku memilih antara Segel dan Cinta!"
Risa tiba di depan Darius dan memegang wajahnya, memaksanya untuk menatap matanya. Logika-nya berputar, memetakan setiap emosi di mata Risa.
"Obsesi Lucien tidak mencari stabilitas, Darius! Dia mencari dominasi emosional! Dia ingin kita takut! Dia ingin kau berlari dari cinta! Logika-mu saat ini melayaninya! Logika-mu menghancurkan Pilihan Bebas kita!"
Darius gemetar. "Logika... Logika itu... Risa..."
"Aku mencintaimu, Darius," bisik Risa, memaksakan semua kehangatan dan ketulusan ke dalam kata-kata itu. "Aku memilih kamu. Sekarang, pilih aku! Logika mana yang lebih penting? Stabilitas dimensi yang fana, atau Keseimbangan Abadi yang kita miliki?"
Risa menciumnya. Itu bukan lagi ciuman janji; itu adalah ciuman arsitektural—sebuah injeksi kehangatan murni ke dalam kode dinginnya. Dia memaksakan Logika Hati ke dalam Logika Murni-nya.
Kilatan biru muda di mata Darius meledak. Dia melepaskan Serafina dan memeluk Risa erat-erat. Pelukan ini bukan lagi pelukan perhitungan, tetapi milik yang intens dan penuh rasa sakit.
"Aku memilih kamu," raung Darius. "Aku memilih Kontaminasi Prioritas Tinggi! Aku memilih Pilihan Bebas! Aku memilih cinta!"
Logika Murni-nya runtuh. Pedang Sterling-nya jatuh ke salju. Dia kembali. The Shield yang hangat.
"Segelnya... kita harus memperbaikinya," bisik Risa.
"Kita tidak bisa memperbaikinya," kata Darius, Logika yang tersisa kini melayani emosi. "Lucien tidak akan kembali ke penjara-nya. Dia tahu desainnya. Dia bebas. Dia akan datang ke Benteng ini. Dia akan datang ke sumber kehangatan yang paling ia benci: Kita."
Darius menoleh ke Benteng Zamrud. Dinding-dindingnya kini bergetar, dan Ksatria Logika yang tersisa mulai berteriak kesakitan, terbebas dari kendali Logika Murni.
Tiba-tiba, dari kejauhan, dari jurang Nexus, muncul Bayangan yang intens. Itu bukan bayangan yang berputar-putar seperti Weaver. Itu adalah bentuk manusia yang sempurna, tetapi terbuat dari Obsidian Murni yang mengalir—seperti patung yang terbuat dari kegelapan yang dihidupkan.
Itu adalah Lucien De Martel, bebas dari segala kewajiban, hanya tersisa Obsesi yang Abadi.
"Dia datang," kata Serafina, Cahayanya meredup karena ketakutan.
Lucien Obsesi bergerak dengan kecepatan yang tidak logis. Dia tidak berjalan; dia melayang di atas salju. Matanya adalah kilatan emas yang membakar.
"Aku akan memiliki Pilihan Bebas-mu, Arsitek! Dan aku akan memiliki Cahaya-mu!" teriak Lucien, suaranya menggema dengan kekuatan dimensional.
Lucien Obsesi tiba di gerbang Benteng Zamrud yang baru disegel oleh Logika Darius. Gerbang itu kini adalah batu yang padat dan sempurna.
Lucien tidak menggunakan sihir. Dia hanya menyentuh gerbang itu.
CRACK!
Gerbang yang baru dibuat oleh Logika Murni Darius, yang seharusnya menjadi penjara yang tidak dapat ditembus, pecah seperti kaca rapuh di bawah sentuhan Obsesi yang Abadi.
"Logika tidak dapat menahan Obsesi yang Murni!" teriak Lucien, melangkah masuk ke dalam benteng.
Darius, yang kini kembali menjadi dirinya sendiri, meraih pedang Sterling-nya. Dia melihat ke mata Risa. Kali ini, tidak ada pertanyaan, hanya tekad.
"Aku adalah The Shield-mu," bisik Darius. "Aku akan bertarung untuk cinta kita."
"Aku adalah Arsitek-mu," balas Risa. "Aku akan merancang kejatuhannya. Logika-nya adalah Obsesi; kita harus memaksanya untuk memilih yang paling ia inginkan."
Risa melihat sekeliling. Ksatria Giok lainnya berdatangan, tetapi mereka tidak bisa melawan Obsesi Murni.
"Darius! Serafina! Kita harus memancingnya ke Inti Benteng! Tempat Kristal Obsidian yang asli berada!" perintah Risa. "Itu adalah satu-satunya tempat yang bisa menahan energi dimensi murni!"
Mereka bertiga, trio yang telah kembali bersatu oleh cinta dan Logika yang berhasil dilebur, berlari menuju Inti Benteng.
Di belakang mereka, Lucien Obsesi melayang. Dia tidak peduli dengan yang lain. Dia hanya melihat Risa.
"Lari, Arsitek! Aku akan memilikimu! Aku akan menjadi Logika dan Obsesi! Aku akan menjadi Keseimbangan yang kamu inginkan!"
Mereka mencapai Inti Benteng, sebuah ruangan besar dan gelap yang dulunya menyimpan Kristal Obsidian yang hancur.
Lucien Obsesi masuk. Dia melihat Risa, Darius, dan Serafina. Dia melihat Keseimbangan yang ia dambakan, tetapi tidak bisa ia miliki.
"Aku akan memilikimu!" raung Lucien.
Lucien Obsesi tidak menyerang mereka. Dia hanya tersenyum dengan Obsesi yang jahat. Dia mengangkat tangannya, dan Inti Benteng itu bergetar.
“Aku telah melihat kelemahan terbesarmu, Risa. Bukan cinta. Tapi asal-usulmu! Aku akan merebut asal-usul itu. Aku akan membuatmu menjadi Ratu-ku, Elena Von Helberg! Dan kamu akan membangkitkan takdir yang kamu bunuh! Aku akan membangkitkan The Observer!”
Tiba-tiba, dari kegelapan Inti Benteng, muncul bayangan dimensi yang dingin dan menakutkan—bukan Obsesi, tetapi entitas murni yang telah dibunuh Risa.
“Aku akan menyatukan Obsesi dan Logika Murni! Aku akan menjadi The Observer Abadi!”
Bersambung....