NovelToon NovelToon
ALIKA THE HACKER

ALIKA THE HACKER

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Sudah lebih dari 8 tahun Alika menunggu kesempatan untuk membalas kematian kedua orangtuanya yang dibunuh secara keji oleh Klan mafia Camorra dari Sisilia. Saat itu Alika masih berusia 12 tahun dan baru saja beberapa jam sebelumnya ia berulang tahun dan membuka hadiah dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba rumah yang mereka tempati didatangi tamu yang tak diundang. Ayahnya ditembak di tempat dan ibunya pun tak luput dari tembakan. Sedangkan Alika saat itu pingsan setelah tertembak dibagian perut. Untung ia bisa diselamatkan oleh tetangganya seorang mantan agent CIA yaitu Mr. Hamilton yang tanpa sengaja melihat gerombolan Camorra mendatangi rumahnya. Dan Mr. Hamilton pun mengadopsi Alika karena ia dan istrinya tidak memiliki anak.

Sungguh tragis ... diusianya yang masih muda Alika harus menjadi yatim piatu. Dan ia sendiri hampir meregang nyawa. Sejak saat itu Alika dilatih oleh ayah angkatnya men

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MUSUH BARU

Mereka tidak sabar untuk melihat kedua bayi kembar itu tumbuh besar dan meraih impian mereka.

Lima tahun kemudian ...

Javier dan Nicole tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas, aktif, dan penuh rasa ingin tahu. Javier sangat tertarik dengan komputer dan coding, sementara Nicole lebih suka bermain peran dan berbisnis kecil-kecilan dengan teman-temannya.

Suatu hari, Jave menemukan sebuah celah keamanan di sistem komputer sekolahnya. Ia kemudian memberitahukan hal itu kepada Alika. "Mommy, aku menemukan sesuatu yang aneh di komputer sekolah. Sepertinya ada yang bisa masuk ke sistem tanpa izin" kata Jave, dengan nada serius. Alika terkejut mendengar cerita putranya Jave. Ia kemudian memeriksa sistem komputer sekolah dan menemukan bahwa Jave benar. Ada celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. "Kamu hebat, Nak. Kamu berhasil menemukan celah keamanan ini" puji Alika, bangga. "Tapi kamu harus ingat, ilmu yang kamu miliki harus digunakan untuk kebaikan. Jangan pernah menyakiti orang lain". "Iya, Mom. Aku janji" jawab Javier, dengan nada tulus. Alika kemudian memberitahukan hal itu kepada pihak sekolah dan membantu mereka untuk memperbaiki celah keamanan tersebut.

Sementara itu, Nicky sedang sibuk dengan bisnis kecil-kecilannya. Ia membuat gelang persahabatan dari manik-manik dan menjualnya kepada teman-temannya di sekolah. Ia juga membuka jasa membacakan cerita untuk anak-anak yang lebih kecil. "Nicky, kamu hebat sekali. Di usia 5 tahun, kamu sudah bisa menghasilkan uang sendiri" puji Alika, bangga. "Aku ingin membantu Mommy dan Daddy. Aku ingin punya tabungan sendiri untuk membeli hadiah ulang tahun untuk kalian" jawab Nicole, dengan senyum manis. Alika terharu mendengar ucapan Nicky. Ia memeluk putrinya erat dan mencium pipinya.

Di sisi lain, Jave semakin asyik dengan dunia pemrograman. Jova, bibi online-nya, menjadi mentornya. Setiap malam, mereka melakukan video call, membahas berbagai bahasa pemrograman, algoritma, dan keamanan siber. Jova dengan sabar menjawab semua pertanyaan Javier, memberinya tantangan-tantangan baru, dan mengarahkannya untuk terus belajar. "Jave, kamu punya bakat yang luar biasa. Kamu bisa menjadi seorang programmer hebat di masa depan" kata Jova, suatu malam. "Tapi ingat, coding itu bukan hanya tentang membuat program. Coding itu juga tentang memecahkan masalah, berkreasi, dan membantu orang lain". Jave mengangguk, menyimak setiap perkataan Jova. Ia mulai membuat program-program sederhana untuk membantu teman-temannya di sekolah. Ia membuat program untuk membantu mereka belajar matematika, membuat program untuk membuat jadwal belajar, dan bahkan membuat program untuk membantu mereka mencari informasi di internet.

Suatu hari, sekolah mengadakan lomba pemrograman komputer. Jave dengan semangat mengikuti lomba tersebut. Ia membuat sebuah program game edukasi yang interaktif dan menyenangkan. Program game tersebut berhasil memukau para juri dan Jave berhasil meraih juara pertama.

"Selamat, Jave ! Kamu hebat sekali !" seru Alika dan Ethan, bangga, sambil memeluk Javier erat.

"Terima kasih, Mommy ... Daddy. Ini semua berkat bantuan Aunty Jova," jawab Javier, dengan senyum lebar.

Javier terus mengembangkan bakatnya. Walau ia masih berusia 5 tahun, tapi ia mulai belajar di internet tentang baik dan tidaknya dunia cyber. Walau terkadang ia tidak memahami artinya tapi Alika maupun Ethan mencoba mencari bahasa yang bisa dipahami oleh Jave.

Malam itu, setelah memastikan Javier dan Nicole sudah terlelap, Ethan memeluk Alika dari belakang di ranjang mereka. Aroma lavender dari rambut Alika menenangkan pikirannya. "Mereka unik ya, Sayang" gumam Ethan, mencium lembut bahu Alika. Alika tersenyum, membalikkan badannya menghadap Ethan. "Jave dan Nicky ?" tanya Alika. "Iya. Jave itu... kadang aku heran. Anak sekecil itu kok bisa betah berjam-jam di depan komputer. Kalau diajak jalan-jalan, alasannya selalu ada PR atau mau bikin program. Beda banget sama Nicky." Alika terkekeh. "Nicky itu memang kecil-kecil cabe rawit. Lihat saja, baru lima tahun, sudah pintar merayu teman-temannya untuk beli gelang buatannya. Bakat bisnisnya itu lho, nurun dari siapa ya ?" Alika menggoda Ethan. Ethan tertawa. "Mungkin dari kamu, Sayang. Kamu kan juga pintar mengatur keuangan" Ethan mengeratkan pelukannya. "Aku bersyukur banget, Sayang. Kita dikaruniai anak-anak yang sehat, cerdas, dan saling menyayangi. Kamu juga selalu ada di sampingku, mendukungku dalam segala hal". Alika membalas pelukan Ethan. "Aku juga bersyukur, Sayang. Kamu adalah suami dan ayah terbaik untuk keluarga kita".

Kehangatan cinta memenuhi kamar itu. Mereka berdua saling mendukung dan saling menghormati. Namun, di balik kebahagiaan itu, Ethan terkadang menyimpan kekhawatiran. Perusahaannya semakin berkembang pesat, dan itu berarti semakin banyak pula musuh yang mengincar.

Beberapa minggu kemudian, seorang pria berjas mahal dengan aksen Timur Tengah yang kental memasuki kantor Ethan. Ia memperkenalkan diri sebagai Sheikh Rashid Al-Maktoum, seorang investor kaya dari Dubai.

"Dr. Cole, senang bertemu dengan Anda. Saya sangat terkesan dengan perkembangan perusahaan Anda. Saya melihat potensi yang sangat besar di sini" kata Sheikh Rashid, dengan senyum ramah.

"Terima kasih atas pujiannya, Sheikh" jawab Ethan, dengan nada sopan. "Saya senang Anda tertarik dengan perusahaan kami".

Sheikh Rashid tersenyum. "Ketertarikan saya lebih dari sekadar kagum, Dr. Cole. Saya ingin berinvestasi di perusahaan Anda. Bahkan, saya ingin membeli seluruh saham perusahaan Anda".

Ethan terkejut. "Membeli perusahaan saya ? Maaf, Sheikh, tapi perusahaan ini adalah hasil kerja keras keluarga kami turun temurun. Saya tidak berniat untuk menjualnya".

Sheikh Rashid tidak terkejut dengan penolakan Ethan. Ia sudah menduganya. "Tentu saja, saya mengerti. Anda memiliki ikatan emosional dengan perusahaan ini. Tapi pikirkanlah, Dr. Cole. Dengan dana yang saya tawarkan, Anda bisa mengembangkan perusahaan ini lebih pesat lagi. Anda bisa membuka cabang di seluruh dunia, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat."

"Saya menghargai tawaran Anda, Sheikh. Tapi keputusan saya sudah bulat. Perusahaan ini tidak untuk dijual" jawab Ethan, dengan nada tegas.

Sheikh Rashid tersenyum tipis. "Baiklah, Dr. Cole. Saya menghormati keputusan Anda. Tapi ingatlah, kesempatan tidak datang dua kali. Jika Anda berubah pikiran, jangan ragu untuk menghubungi saya".

Setelah Sheikh Rashid pergi, Ethan menghela napas panjang. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan tawaran Sheikh Rashid. Ia merasa Sheikh Rashid memiliki motif tersembunyi.

Beberapa hari kemudian, perusahaan Ethan mengalami serangan cyber yang dahsyat. Sistem komputer perusahaan hampir lumpuh total. Data-data penting perusahaan hampir terancam hilang. Ethan panik. Ia segera menghubungi Alika, yang menjabat sebagai kepala divisi keamanan cyber di perusahaannya.

"Sayang, gawat ! Sistem kita diserang hacker !" seru Ethan, dengan nada cemas.

"Tenang, Sayang. Aku sudah tahu" jawab Alika, dengan nada tenang. "Aku sedang berusaha untuk mengatasi serangan ini".

Alika segera mengerahkan seluruh timnya untuk memulihkan sistem komputer perusahaan. Ia dan Jova bahu membahu membereskan penyakit seperti ini. Selagi ia memperbaiki sistem, ia menghubungi Jodie dan menceritakan bahwa Alika butuh bantuan untuk melacak pelaku serangan cyber tersebut.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!