NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: tamat
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst / Tamat
Popularitas:298.6k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Belas

Waktu telah menunjukan pukul setengah satu siang. Vania baru saja selesai melakukan solat zuhur. Dia lalu mendekati Dipta yang juga baru selesai menunaikan kewajibannya.

"Dipta, aku mau ke kamar Khanza dulu. Kenapa dia tak keluar dari kamar juga. Apa dia masih tidur?" tanya Vania.

"Oh, iya, Nia. Keasyikan ngobrol jadi lupa jika ada Khanza yang masih butuh support dari kita. Aku ikut ke kamar," jawab Dipta.

Mereka berdua berjalan menuju kamar yang biasa di tempati Khanza. Pintu tak terkunci sehingga mereka langsung masuk saja.

"Kemana Khanza-nya?" tanya Dipta saat melihat kamar kosong.

"Sepertinya ada di kamar mandi. Kamu dengar suara air dari arah dalam sana," ucap Vania.

Dipta merasakan sesuatu yang berbeda. Jantungnya berdetak lebih cepat.

"Kenapa perasaanku tak enak gini, Nia? Coba kamu ketuk pintu kamar mandi itu!" seru Dipta.

Tanpa menjawab ucapan Dipta, Vania langsung berjalan menuju kamar mandi. Dia lalu mengetuk pintunya. Beberapa kali di ketuk tak ada jawaban. Dipta lalu mendekat.

"Khanza ... kamu lagi apa?" tanya Dipta dengan suara yang lumayan besar.

Setelah menunggu beberapa saat tak ada jawaban, dia kembali mengetuk pintunya.

"Khanza ... buka pintunya. Kenapa kamu lama sekali mandinya?" tanya Dipta lagi.

"Mungkin dia tak mendengar, Dipta," ucap Vania.

"Aku mengetuk pintu ini dengan sangat keras. Tak mungkin dia tak mendengarnya. Aku takut dia nekat bu'nuh diri lagi," ucap Dipta.

Vania jadi berpikir apa yang Dipta ucapkan. Tak biasanya Khanza mandi siang-siang begini. Dan tak pernah juga selama ini.

Dipta lalu berjongkok dan menundukkan kepalanya, mengintip dari bawah pintu yang ada celahnya. Dia melihat air sedikit berwarna merah mengalir di lantai, sehingga Dipta langsung kembali berdiri. Tanpa permisi dengan Vania sebagai tuan rumah, dia menendang dengan keras pintu kamar mandi tersebut.

Vania yang melihat itu menjadi terkejut. Dia masih belum paham kenapa Dipta langsung menendang pintu dengan keras.

"Dipta, ada apa? Kenapa kamu menendang pintu kamar mandinya?" tanya Vania dengan wajah penuh tanda tanya.

Dipta tak menjawab. Dia menendang dan mendobrak pintu itu dengan keras. Hingga pintu akhirnya terbuka.

Vania mengikuti langkah Dipta yang masuk ke kamar mandi. Pria itu langsung berteriak saat melihat tubuh Khanza yang basah dan lantai yang penuh darah.

"Khanza!" teriak Dipta, tubuhnya melemas melihat teman mereka tergeletak di lantai. Lantai kamar mandi dipenuhi dengan air bercampur da'rah membuat Dipta begitu cemas.

"Dipta, bawa ke ruang perawatanku. Aku akan mencoba menghentikan darah yang keluar d

Dipta langsung menggendong tubuh Khanza dan berlari menuju ruang perawatan Vania. Gadis itu lalu secepatnya mencoba menghentikan darah yang keluar dari tangan Khanza.

"Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit secepatnya. Sepertinya dia telah banyak mengeluarkan da'rah!" ucap Vania.

Dipta mengangguk setuju, wajahnya pucat karena kecemasan. "Aku akan membawanya ke mobil, kita harus segera ke rumah sakit," katanya, suaranya penuh dengan ketegangan.

Vania cepat-cepat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, lalu mereka berdua bergegas membawa Khanza ke mobil. Di perjalanan, Vania terus memeriksa kondisi Khanza, mencoba menenangkan dirinya yang mulai panik.

Saat tiba di rumah sakit, Dipta langsung membawa Khanza ke ruang gawat darurat. Vania mengikuti di belakangnya, memberikan informasi kepada perawat tentang kondisi Khanza.

Dokter yang menangani Khanza langsung memeriksa kondisinya, lalu memberikan instruksi kepada perawat untuk melakukan tindakan darurat. Dipta dan Vania menunggu dengan cemas di luar ruangan, menunggu kabar tentang kondisi Khanza.

"Kenapa dia mencoba mengakhiri hidupnya lagi?" tanya Dipta kepada Vania, suaranya penuh dengan kekhawatiran.

Vania menggelengkan kepala, "Aku juga tak menyangka jika Khanza akan nekat melakukan hal ini lagi. Aku pikir dia telah ikhlas menerima semua takdir ini."

Dipta menundukkan kepala, merasa sedih dan bersalah karena tidak bisa mencegah kejadian ini. Dia berharap Khanza bisa segera pulih dan kembali sehat.

Dipta memandang Vania dengan mata yang berkaca-kaca. "Kita harus selalu menjaganya, Nia. Sepertinya dia masih belum bisa menerima kenyataan ini," kata Dipta dengan suaranya yang sedikit terguncang.

Vania mengangguk, memandang Dipta dengan penuh pengertian. "Aku juga tidak ingin kehilangan dia, Dipta. Kita akan selalu ada di sampingnya, tidak akan meninggalkan dia sendirian," balas Vania.

Dipta mengangguk, merasa sedikit lebih tenang dengan kata-kata Vania. Dia tahu bahwa Vania akan selalu ada di samping Khanza dan bersama-sama mereka akan membantu wanita tersebut melewati masa-masa sulit ini. Entah mengapa dia begitu takut kehilangannya.

Setelah beberapa saat menunggu, dokter akhirnya keluar dari ruang operasi. "Bagaimana kondisinya, Dokter?" tanya Dipta dan Vania hampir bersamaan.

Dokter memandang mereka dengan serius. "Kondisinya stabil, tapi kita harus terus memantaunya. Beruntung sekali tadi Anda sempat memberikan pertolongan pertama untuknya. Yang terpenting sekarang adalah memberikan dukungan emosional yang cukup untuknya," jawab Dokter.

Dipta dan Vania menghela napas lega, merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar kabar baik dari dokter. "Terima kasih, Dokter," kata Dipta dengan suara yang penuh rasa syukur.

Vania mengangguk setuju. "Kami akan selalu ada di sampingnya, Dokter. Kami akan memberikan dukungan yang dia butuhkan," balas Vania.

Dokter mengangguk sambil tersenyum sedikit. "Bagus, dukungan dari keluarga dan teman-teman sangat penting bagi kesembuhannya. Sekarang, Anda bisa menjenguknya di ruang observasi sebelum dipindahkan ke ruang inap, tapi jangan terlalu lama, dia masih dalam masa pemulihan," katanya.

Dipta dan Vania mengangguk, lalu mereka berdua memasuki ruang rawat inap Khanza. Khanza terbaring di tempat tidur, matanya tertutup. Dipta dan Vania duduk di sampingnya, memandang wajah Khanza dengan penuh kasih sayang.

"Dip, sebaiknya kamu urus administrasi untuk rawat inap Khanza. Biar aku di sini yang menemani," ucap Vania.

"Baiklah. Aku urus dulu. Terima kasih," ucap Dipta. Dia lalu mengacak rambut Vania.

Vania menjawab dengan anggukan dan senyuman. Dipta lalu keluar dari ruangan itu menuju meja administrasi. Dia ingin Khanza mendapatkan perawatan terbaik, sehingga memilih ruangan VVIP.

1
Ribut Habibi
ma novel kisah vania apa judulnya...
Mama Reni: ini lah novelnya
total 1 replies
Cah Dangsambuh
oh ya alllah siapa sih nih nebarin bawang
Cah Dangsambuh
aku singgah di sini dulu mam ren sambil nunggu samodera up
Hr sasuwe
👍
Ninik Hartariningsih
maaf kho khanza lebih tua dari Vina. padahal khanza belum lama lulus (baru 1 th)🙏🙏🙏
Ninik Hartariningsih
dulu emaknya Dipta sekarang emaknya Ryan walau niat baik bicara lemah, lembut tapi tetep bikin kesel. dan khawarir Khanza 🤭🤭
Ninik Hartariningsih
ermak2 keras kepala da sabaran, jadi bikin kacao aja🤭🤭
Ninik Hartariningsih
nah lo Fany dan Tony kena azab dr Allooh, fikasih amanah tdknya besyukur malah ditolak, bisa2 da punya keturunan lo baru nyaho🤭🤭🤭
Ninik Hartariningsih
memaafkan memang mudah diucapkan. Tetapi luka hati sulit disembuhkan, menghapus/melupakan masa lalu yg sangat menyakitkan susah utk dilupakan.
Reni Fitria Mai
Mudahan Riyan dg Khanza, Vania dg Dipta 😄😄
Reni Fitria Mai
Berapa hancur hati Khanza sudah lah tidak punya orang tua 😭😭😭
Nourma Riati
knp ga test dna aja
Nurjana Bakir
terlambat vania sudah hilaang
Eni Luthfia Ardiani
tah tah taaah konflik antara ibu dan anak d mulai
Eni Luthfia Ardiani
semoga ryan jd impoten ya mam
aryuu
seru
Daulat Pasaribu
gak ada kisah dokter vania ama dipta thor?
Ida Nur Hidayati
kok belum ada ya Mama Reni
Mama Reni: sama-sama
total 3 replies
ken darsihk
cusss mam 😍😍
Eva Karmita
bahagia selalu untuk RyZa semoga samawa sampai maut memisahkan kalian 🤲😍❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!