Seorang wanita harus mengakui akan posisi dirinya transmigran ke tubuh seseorang wanita yang tidak dia kenali,bahkan posisi dia berubah menjadi seorang istri dan itu semua karena perjodohan yang sengaja direncanakan oleh keluarganya.
Mengira dirinya akan menikah dengan seorang pria tua,tapi kenyataannya bukan dirinya menikah dari seorang pria tampan dengan sifat dinginnya bahkan berlanjut sampai di pernikahan mereka karena perjodohan yang keluarga mereka lakukan.
Tapi semua berubah setelah semua terjadi dan tergantikan posisi seseorang wanita lain menempati tubuh wanita ini.
Apakah dia akan mendapatkan kebahagiaan dari semua pengorbanannya itu.Dan apakah dia bisa meluluhkan perasaan suaminya yang begitu dingin padanya.
Walaupun diam-diam dia memiliki rahasia yang besar yang dia sembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Sedikit perubahan
"Lebih baik kamu selidiki pria itu,tidak seperti biasanya wanita itu bisa bebas dan diam-diam dia memiliki teman seorang pria." Erik yang mendengarnya mengernyit dahinya.
"Apa tuan sedang cemburu." batin Erik asisten dari Arsya yang merasa kini tuannya nampak terlihat begitu berbeda.
"Baik tuan." jawab Erik yang langsung fokus melanjutkan perjalanan mereka ke suatu tempat.
Sedangkan Arsya terdiam menatap kearah Cafe itu yang jelas-jelas dia melihat ada satu pria yang nampak rapi dengan baju jasnya.
Seribu pertanyaan mengitari pikiran Arsya sendiri."Sebenarnya mereka siapa?" batin Arsya yang baru kali ini dia melihat istrinya berjalan dengan seorang pria diluar.
Posisi Miranda sudah keluar dari Cafe yang saat itu dia sedang membeli sebuah minuman dingin.
"Ayo kita pulang sekarang." perintah Miranda pada mereka,Mereka berdua hanya membalas dengan anggukkan kepala setelah nona mereka menyuruh untuk pulang hari itu juga.
Miranda duduk didalam mobil dengan santai menikmati suasana diluar.
Beberapa menit kemudian
Miranda sudah sampai di rumah dengan bibi Ami menyambut kedatangan dirinya.
"Nona." sapa Bibi Ami pada Miranda.
"Saya minta tolong siapkan air hangat untuk mandi,dan jangan lupa bawakan cemilan buah.Antarkan langsung ke kamar." perintah Miranda pada bibi Ami.
"Baik nona." jawab Bibi Ami,Miranda langsung menuju kamar istirahat sebentar setelah dia menyelesaikan pekerjaannya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam,saatnya ia turun kebawah yang dimana suaminya Arsya sudah ada diruang meja makan.
Seperti biasanya hubungan kedua tampak tak begitu baik, bahkan Arsya pun sama sekali tak memperdulikan dirinya.
Arsya menatap dengan tatapan tajam setalah kehadiran dia di ruangan itu.
"Masih butuh makan." ucap Arsya dengan nada dingin.
"Masih,kenapa masalah?" tanya Miranda , Reaksi Arsya terdiam menatap tajam kearah istrinya.
"Terserah." jawab singkat Arsya yang melanjutkan makan malamnya.
Tiba-tiba saja handphone Miranda bergetar,ternyata itu pesan dari Ello untuk dirinya.Seketika ia sedikit tersenyum setelah mendapat pesan itu.
Arsya yang melihatnya pun penasaran,apa yang membuat dirinya bisa tersenyum."Terserah dia saja,paling itu kekasihnya yang menghubungi dirinya." batin Arsya yang asal menebaknya saja,apalagi dia tak punya perasaan apapun pada miranda.Sedari awal hubungan mereka hanya pernikahan perjodohan.
Miranda langsung bangkit dari tempat duduknya dengan arah pandangan matanya ke handphone miliknya.Reaksi Arsya sedikit kesal dan jujur saja dia masih penasaran.
"Sebenarnya siapa yang menghubungi dirinya." batin Arsya dengan perasaan kesal disaat makan tiba-tiba saja dia pergi meninggalkan meja makan.
"Akhirnya semua telah kembali." gumam Miranda yang berjalan sembari membaca pesan dari Ello.
Miranda langsung menuju kamarnya dan sibuk di depan laptop.membaca beberapa email yang dikirim oleh Ello padanya.
Sedangkan Arsya berada diruang kerjanya yang sedari tadi terdiam memikirkan sesuatu pada istrinya, yang masih dihantui rasa penasaran tentang orang yang menghubungi istrinya.
"Sebenarnya siapa yang menghubungi dirinya." batin Arsya yang diliputi rasa penasarannya dengan istrinya.
Hingga dia memukul kepalanya sendiri yang merasa kesal sendiri "Kenapa aku bisa begini,dia hanyalah wanita biasa tidak ada yang spesial bagiku.Kenapa aku selalu terpikir terus olehnya." ucap Arsya yang merasa kesal dengan dirinya sendiri.
Pagi hari
Pagi ini Miranda tampak begitu bahagia setelah dia mendapatkan kabar mendadak dari seseorang jika semua sudah beres.Tak terlalu lama menunggu akhirnya pria itu sudah tertangkap dengan cara kerja mereka dengan cepat ,bahkan tidak membuang waktu untuk menyelesaikan itu semuanya.
"Sepertinya keberuntungan selalu datang padaku,tak butuh waktu lama si penghianat itu tertangkap juga." ucap Miranda yang begitu bahagia akhirnya semua berjalan sesuai rencana.
"Aku harus menyiapkan beberapa kado untuk dia." ucap Miranda dengan senyuman sinis yang diam-diam membawa beberapa alat senjata untuk dia hadiahi untuk si penghianat itu.
Seperti biasanya Miranda ke ruang meja makan dengan suaminya,Tanpa ia sadari Arsya diam-diam menatap dirinya seolah ada seseorang yang sedang dia curigai.
Selama 2 bulan ini hubungan mereka tak ada perkembangannya bahkan sedari awal Arsya terus mendiamkan istrinya yang kini waktu berbalik Miranda yang lebih dingin dengan dirinya.
Entah hubungan yang bagaimana yang sedang mereka lakukan, semuanya pun hanya mereka yang tahu.
Miranda pun berdiri ditempat duduknya."Kamu mau kemana?" tanya Arsya pada Miranda.
Miranda melirik kearah suaminya."Ke kamar." jawab singkat Miranda yang langsung pergi meninggalkan suaminya dan memilih untuk pergi daripada terlalu lama dengan dia.
Setelah Miranda pergi Arsya bertanya langsung pada bibi Ami.
"Bibi."
"Iya tuan." jawab bibi Ami.
"Apa selama dia di rumah,dia sering berbuat aneh?" tanya Arsya pada bibi Ami yang selalu mengawasi nonanya.
"Aneh apa tuan?"
"Seperti melakukan hal sesuatu."
" Tidak ada yang aneh tuan, nona melakukan Aktivitas seperti biasa.Tapi sering nona Miranda beraktivitas didalam kamar.Memang ada apa tuan?"tanya bibi Ami yang nampak curiga tak biasanya tuannya bertanya tentang nona Miranda.
"Tidak ada apa-apa." jawab Arsya yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
Arsya pun segera pergi meninggalkan bibi Ami sendirian ditempat itu.Bibi Ami hanya menggelengkan kepala melihat tuannya yang hanya terdiam dan langsung pergi." Mau sampai kapan anda menutup hati anda tuan.Jika anda tahu sebegitu beratnya hidup nona Miranda,saya yakin anda akan merasa kasihan dan luluh hati anda tuan." batin Bibi Ami yang tahu betul bagaimana perjalanan rumah tangga tuanya dengan nona Miranda ditambah lagi keduanya tidak ada kecocokan dan semua hanyalah perjodohan.
Miranda mulai sibuk mempersiapkan semua barang yang dia perlukan hingga dalam tasnya sudah lengkap beberapa alat yang nantinya dia pakai.
"Aku tak sabar melihat ekspresi si penghianat itu." gumam Miranda dengan senyuman sinis.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 10 siang waktunya dia keluar dari kamar dan menunggu mereka di luar.
"Sudah waktunya aku berangkat."gumam Miranda yang segera keluar
Dari luar sudah ada mobil berhenti didepan,Ternyata mereka berdua sudah sampai.
"Silakan nona." ucap Dave yang menyambut kedatangan nonanya.
Setelah mereka berangkat,Miranda memeriksa isi dalam tasnya.
"Posisi pria itu di ruang bawah tanah kan?" tanya Miranda pada Ello.
"Iya nona,dari kemarin kami segera melakukan perintah dari nona.Dan tanpa dia sadari akhirnya Andika masuk perangkap kami nona."jawab Ello yang sudah bekerjasama dengan beberapa temannya untuk menjebak Andika.
"Bagus,aku suka kerja kalian." Jawab Miranda yang merasa puas dengan cara kerja anak buahnya.
Pada akhirnya mereka sampai di lokasi markas mereka,yang sudah banyak orang tunggu kedatangan mereka.
Alur ceritanya boleh juga.
So pasti boleh juga di jadikan referensi tuk bacaan kalaian..
Thanks ya Thor 👍🏼👌🏻✅