Wang Cheng, raja mafia dunia bawah, mati dikhianati rekannya sendiri. Namun jiwanya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang tuan muda brengsek yang dibenci semua orang.
Tapi di balik reputasi buruk itu, Wang Cheng menemukan kenyataan mengejutkan—pemilik tubuh sebelumnya sebenarnya adalah pria baik hati yang dipaksa menjadi kejam oleh Sistem Dewa Jahat, sebuah sistem misterius yang hanya berkembang lewat kebencian.
Kini, Wang Cheng mengambil alih sistem itu bukan dengan belas kasihan, tapi dengan pengalaman, strategi, dan kekejaman seorang raja mafia. Jika dunia membencinya, maka dia akan menjadi dewa yang layak untuk dibenci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 Jiulei
[Shuezan membencimu: +60 Poin Kebencian]
Shuezan menatapnya dengan penuh benci. Tapi napasnya tersengal. Tubuhnya tak bisa melawan orang yang kini menjadi tuannya.
“Aku tidak butuh budak yang baik hati,” lanjut Wang Cheng. “Aku butuh kesetiaan, butuh senjata. Dan kau, Shuezan... adalah senjata paling indah yang pernah kusaksikan.”
Ia melepaskan dagunya. Membiarkan gadis itu jatuh kembali ke lantai.
“Aku adalah Tuan Muda Kelima dari keluarga Wang. Mungkin kau belum pernah mendengarnya. Tidak masalah. Yang perlu kau tahu hanyalah satu hal: sekarang, kau milikku, dan aku bukan musuhmu.”
Ia berbalik, melangkah menjauh dengan jubahnya yang berdesir halus.
“Jika kau bisa bertahan, jika kau bisa mengendalikan kebencianmu—maka suatu hari nanti, aku akan melepaskan rantaimu. Dan saat itu tiba… kau bisa membunuh siapa pun yang kau mau. Bahkan, aku akan membantumu.”
Ia menatap Shuezan untuk terakhir kalinya sebelum membuka pintu ruang bawah tanah.
“Sampai saat itu... bersabarlah. Atau kubuang kau kembali ke pasar budak. Pilih sendiri takdirmu,” ucap Wang Cheng sebelum pergi meninggalkan gadis itu sendiri.
Shuezan menggertakkan giginya. Tubuhnya masih nyeri, tapi bukan itu yang mengganggunya. Kata-kata Wang Cheng yang seperti paku menusuk langsung ke dalam jiwanya.
Ia tak mempercayainya. Tidak sepenuhnya. Tapi ada sesuatu dalam nada suara pria itu yang membuat hatinya... goyah.
'Dia... tidak seperti manusia lain.'
Dan itulah yang membuatnya semakin waspada.
....
Disisi lain, setelah Wang Cheng keluar dari penjara bawah tanah kediaman keluarga Wang, terlihat dua orang pelayan yang langsung membungkukkan tubuh mereka dengan penuh hormat.
Lishan dan Jiulei, bisa dibilang mereka berdua adalah pelayan favorit Wang Cheng untuk saat ini.
“Rawat gadis itu,” ucap Wang Cheng. Tidak ada penjelasan. Tidak ada konteks.
Lishan dan Jiulei saling melirik. Ragu dan sedikit bingung.
“A-a..Apakah maksud Tuan Muda… budak yang di bawah tadi?” tanya Lishan hati-hati.
Wang Cheng tak menjawab langsung. Ia hanya mengangguk pelan, lalu memutar tubuhnya, menatap mereka berdua.
“Namanya Shuezan. Jangan sentuh segelnya. Jangan perintah dia tanpa izin. Tapi beri dia makan, pakaian, dan tempat untuk beristirahat.” Ia berhenti sejenak. “Kalau dia menyerang, panggil aku.”
Jiulei menunduk, tapi tak bisa menahan diri untuk bertanya, “T-Tuan Muda… dia… dia setengah iblis.”
“Dan?” balas Wang Cheng, datar.
“Jika orang lain tahu… keluarga Wang bisa—”
“—Hancur? Dihina? Dibunuh? Sudah terlalu terlambat untuk semua itu, Jiulei.” Wang Cheng menyeringai kecil. “Namaku sudah lama jadi kutukan di berbagai tempat. Menambahkan satu iblis ke daftar kesalahan? Itu bahkan tidak akan menyentuh dasar catatan dosaku.”
Mereka terdiam. Tak berani menyela.
Wang Cheng melangkah mendekat. Wajahnya masih tenang, tapi sorot matanya menajam, seperti menelanjangi isi kepala mereka.
“Tenang saja,” ujarnya pelan. “Dia tidak akan membunuh kalian.”
Sedetik hening. Lalu ia melanjutkan dengan suara ringan seolah bercanda:
“Kalau pun dia membunuh kalian… yah, aku bisa mencari pelayan baru. Bukan masalah besar, kan?”
Lishan nyaris tersedak ludahnya. Jiulei menegang, bahkan tak mampu berpura-pura tersenyum.
Wang Cheng terkekeh kecil, lalu melangkah pergi melewati mereka, jubahnya berdesir menyapu lantai.
[Jiulei membencimu: +40 Poin Kebencian]
'Hhm... Kebencian Jiulei masih normal, tapi sepertinya Lishan tidak membenciku. Apa yang kulakukan hingga membuatnya mengurangi kebenciannya padaku?' batin Wang Cheng.
Meskipun terlihat membingungkan, namun Wang Cheng memilih untuk mengabaikannya.
Begitu Wang Cheng pergi, suasana seketika hening. Hanya desiran angin malam dan gema langkah terakhir sang tuan muda yang tersisa.
Jiulei menghela napas berat. Tangannya gemetar, bukan karena takut, tapi karena amarah yang ditahan terlalu lama.
“Dia sudah gila,” gumamnya. “Sudah gila dari lama.”
Lishan masih menunduk, tak berkata apa-apa.
Jiulei menoleh, menatap gadis itu lekat-lekat. “Kau tahu itu, kan? Dia memperlakukan kita seperti... seperti barang! Seperti boneka yang bisa dibuang kapan saja!”
Lishan mendongak perlahan, wajahnya datar, hanya mata cokelat gelapnya yang menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.
“Kau dengar sendiri tadi,” lanjut Jiulei, suaranya mulai bergetar. “Dia bilang kalau kita mati, dia bisa cari pelayan baru. Apa menurutmu dia layak dipercaya? Apa menurutmu kita masih punya masa depan di sini?!”
Lishan masih diam.
Jiulei mengepalkan tangan. “Lishan... ayo pergi dari sini. Sekarang. Malam ini juga. Kita bisa keluar lewat gudang timur. Aku sudah lihat celah pagar belakangnya rusak—kita bisa kabur. Kita bisa mulai hidup baru, di kota lain. Aku…”
Ia menggantung ucapannya. Ingin bicara, tapi tak sanggup.
“Aku hanya... tidak ingin melihatmu mati di tempat ini.”
Lishan akhirnya bicara, suaranya lembut, tapi tegas. “Aku tidak akan pergi.”
Jiulei terperangah. “Apa? Kenapa?!”
“Aku tidak bisa menjelaskannya.”
“Lishan—”
“Jiulei.” Ia menatapnya sekarang, langsung ke mata. “Kau orang baik. Tapi bukan berarti semua hal bisa kau selamatkan. Termasuk aku.”
Jiulei terdiam. Hatinya seperti ditinju dari dalam. “Kau tahu perasaan yang kupendam, kan?”
Lishan tersenyum kecil, tapi itu senyum yang pahit. “Justru karena itu, aku tak ingin menyeretmu.”
Ia membungkuk pelan. “Aku harus pergi. Tuan Muda memerintahkan kita untuk merawat gadis itu.”
Lishan melangkah, gaunnya berdesir saat ia mulai menuruni tangga menuju penjara bawah tanah.
“Lishan…”
Jiulei hanya bisa menggantungkan tangannya di udara, berharap jika gadis yang sangat dicintainya itu menerimanya. Ia ingin menyelamatkan Lishan dari neraka ini, ia ingin membawanya kabur dan hidup normal di tempat terpencil, namun Lishan memilih untuk tetap tinggal.
Tidak ada yang bisa dia lakukan, mungkin... hanya berharap jika gadis itu menerima perasaannya...
sering sering update Thor