Jejak Wanita Kejam
Terdengar suara langkah lari ke arah tangga darurat, terlihat Sosok wanita lari begitu kencang seperti sedang menghindari sesuatu.Wanita lari sembari membawa senjata di tangan kanannya.
"Aku harus mencari orang itu." Gumam wanita itu yang nampak seperti sedang mencari sesuatu.
Saat berada di lantai 3 , tidak sengaja dia bertemu dengan seseorang yang dia kenali.
"Andika." Gumam wanita itu yang sudah berhadapan dengan orang yang selama ini dia cari.
Tiba-tiba saja pria itu menembak kearah wanita itu,hingga wanita itu Menghindari kearah tembakan itu.Dengan cepat wanita itu balik menembak,tapi sangat disayangkan peluru yang dia miliki hampir habis hingga lengan wanita itu tertembak.
Wanita itu mencoba bertahan hingga pada akhirnya dia tumbang,sedangkan pria yang bernama Andika terus mendekati wanita itu dengan tatapan sinis.
"Dasar bodoh kamu,aku muak melihat caramu bisa menguasai itu semuanya.Kini giliran aku mengantarmu di neraka." Ucap Andika dengan tatapan sinis.
"Biadab kamu,selama ini kamu penghianat." Ucap wanita itu yang nampak habis tenaga karena luka di lengannya makin parah.
"Memang aku penghianat." Ucap Andika yang langsung menodongkan senjata tepat di wajah wanita itu.
"Selamat tinggal Elizabeth." Ucap Andika yang langsung menembak wanita itu hingga wanita itu benar-benar mati ditempat.
Semua pun terjadi dengan cepat hingga wanita itu terbunuh ditangan rekan kerjanya yang selama ini mereka teman tim kerjanya.
Di tempat lain
Ada wanita yang tertidur dengan ekspresi pucat di wajahnya seperti wanita itu sedang sakit dan disamping wanita itu ada seorang wanita paruh baya yang setia menemani wanita itu.Perlahan-lahan kedua mata wanita itu terbuka hingga membuat ekspresi wanita itu terlihat kebingungan.
"Aku dimana?"
"Akhirnya non sadar juga." Ucap wanita paruh baya itu.
Wanita itu terus memandang wanita paruh baya itu dengan ekspresi kebingungan."Dia siapa,dan aku dimana sekarang.Bukannnya aku sedang melakukan Misi dan aku...."
"Nona Miranda tidak apa-apa kan?" Tanya wanita paruh baya itu yang nampak begitu cemas melihat keadaan nonanya.
"Miranda?"
"Iya non,nama anda nona Miranda." Jawab wanita paruh baya itu yang sempat memberitahukan nama siapa dirinya.
"Aku dimana?"
"Nona berada dikediaman tuan Arsya, apa nona lupa jika tuan Arsya suami nona." Pertanyaan itu langsung membuat ia kaget.
"Tuan Arsya, suami aku?" Sembari menunjuk kearah dirinya sendiri.
"Iya nona,apa nona masih lupa lagi.atau jangan-jangan." Belum selesai berbicara,ia langsung memotong pembicaraan.
Tiba-tiba saja kepalanya merasakan kesakitan hingga ia merasa kesakitan luar biasa hingga dia merasa ada bayangan dalam otaknya yang dimana dia mengenal sosok pria dengan tubuhnya yang tegap besar dengan baju jasnya berserta bayangan keluarganya yang hanya ingin memanfaatkan dirinya.
Sekilas bayangan itu menginformasikan semua Apa yang pernah terjadi pada wanita itu.
"Aku bertransmigrasi ke tubuh wanita ini." Batin Miranda yang sedikit kaget dengan keadaan dia sekarang ini yang dimana dia harus masuk ke dalam jiwa wanita ini.
"Apa ada yang sakit non,saya panggilkan dokter ya." Ucap wanita paruh baya itu yang nampak khawatir dengan keadaan dirinya.
"Tidak bibi ,aku hanya merasa sedikit kelelahan saja." Jawab Miranda yang berbohong dengan keadaan dia sebenarnya.
"Nona tidak bohong kan?"
"Tidak bi." Jawab Miranda.
"Ya sudah,bibi tinggal dulu.Kalau nona butuh sesuatu panggil saja bibi ya." Miranda membalas dengan anggukkan.Setelah posisi Miranda Sendirian di kamar, Miranda segera pergi ke kamar mandi.spontan dia kaget melihat wajahnya yang berubah lebih muda dari umurnya yang sebenarnya.
"Kenapa nasibku bisa menjadi begini, setelah kejadian penembakan itu aku alami sekarang nasibku berubah harus menjadi wanita dari pemilik tubuh ini.Tapi lumayan juga ,wajah wanita ini cantik dengan tubuh proporsional." Ucap Miranda yang berdiri di depan kaca sembari tersenyum.
"Baiklah Elizabeth,namamu sekarang adalah Miranda Sekarang.Akan ku ubah dirimu yang lebih baik. bahkan suamimu itu akan bertekuk lutut di hadapanmu." Ucap Miranda yang berdiri didepan cermin sembari melihat wajah barunya.
Miranda langsung cuci muka sekaligus dia membersihkan diri,semua peralatan mandi pun siap tersedia di kamar mandi.Setelah selesai mandi dia segera pergi ke ruang khusus yang dimana satu ruangan terdapat beberapa baju milik dia yang tertata rapi di dalam lemari.
"Terlalu Kuno,apa tidak ada yang lain." Gumam Miranda yang kebingungan memilih baju yang hendak dia pakai.
Miranda pun akhirnya mendapatkan baju yang menurut dia cocok."Lumayan juga,tapi aneh juga ya. Punya suami kaya tapi di lihat dari barang yang dimiliki wanita ini terlalu biasa tidak ada yang bermerk.Apa mungkin suaminya orang pelit." Gumam Miranda yang serba bingung dengan sifat suami dari wanita pemilik tubuh ini.
Setelah selesai dia bergegas keluar menuju ruang rias yang hanya ada beberapa alat make up milik wanita itu."Kalau begini terus bagaimana aku bisa tahan ,alat make up hanya ini.Tak ada bedak padat hanya tabur." Ucap Miranda yang terlihat begitu kesal.
"Baiklah, waktunya sekarang aku pergi mencari barang yang aku butuhkan." Ucap Miranda yang akhirnya memutuskan untuk keluar mencari beberapa barang yang dia butuhkan.
Saat hendak mengambil tas miliknya, pandangan dia tertuju pada suatu card yang terselip disela tas miliknya.Reaksi Miranda tersenyum melihat benda yang dia temukan.
"Ternyata keberuntungan masih datang padaku." Ucap Miranda yang segera mengambil card itu dan waktunya dia pergi keluar mencari keperluan pribadinya.
Saat Miranda Turun dari lantai atas, didepan sudah ada satu perempuan yang saat itu menatap ke arah Miranda dengan tatapan tajam.
"Akhirnya kamu turun juga,enak sekali kamu tiduran di kamarmu setelah beraninya kamu bolos pekerjaan."Ucap salah satu wanita yang memakai baju seragam dengan tangan kanannya memegang kain lap.
Mendengar perkataan itu, Miranda nampak kebingungan."Pekerjaan?"
"Tidak usah lupa kamu,cepat kerjakan tugas kamu di taman belakang." Perintah pelayan di rumah itu yang seenaknya memerintah dirinya.
"Apa kamu bilang ,aku harus mengerjakan tugasmu.Jangan gila kamu ya,berani ya kamu denganku." Miranda membalas dengan tatapan tajam pada wanita itu yang berdiri tepat didepan dirinya.
"Mulai berani kamu." Wanita itu maju mendekati Miranda, hingga Miranda di lempar kain lap pada wanita itu.
Tiba-tiba dari arah samping datanglah seseorang yang langsung menghampiri mereka berdua yang ribut di ruang tengah.
"Nita,jangan kurang ajar kamu.Nona Miranda baru saja sembuh dari pingsannya.Kenapa kamu membuat masalah lagi dengan nona!"teriak wanita paruh baya itu yang nampak begitu marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments