NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kembali Pulang

Pintu belakang vila yang langsung menghadap pantai terbuka perlahan, menampakkan dua sosok yang berjalan beriringan dengan langkah basah dan tawa lepas. Adam berlari kecil sambil menyeret ember mainannya, pasir masih menempel di kakinya, dan rambutnya yang lembap tampak berantakan. Di belakangnya, Dean menyusul sambil menenteng handuk dan pelampung anak kecil warna kuning cerah.

Mereka baru saja kembali dari petualangan seru di pantai, yang letaknya hanya beberapa langkah dari halaman vila. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas, dan matahari mulai meninggi, menghangatkan kulit yang masih basah terkena air laut.

Rini yang sejak tadi duduk di sofa teras sambil membaca buku, langsung berdiri ketika melihat dua laki-laki kesayangannya muncul dengan wajah berbinar. Senyum manis mengembang di wajahnya.

"Wah, anak ganteng mama sudah pulang!" serunya sambil menyambut Adam yang langsung memeluk kaki Rini.

"Papa kok gak disambut sih, Ma." Protes Dean pada istrinya sambil memeluk dari belakang.

"Mas, ini kenapa peluk-peluk. Aku kan jadi ikut basah. "

"Gak apa-apa, saying. Nanti kita bias mandi bareng lagi. " bisik Dean di telinga Rini.

"Itu terus yang di pikiran Mas Dean. " Dean tersenyum innocent.

"Mama! Adam bikin istana pasir, trus dikejar ombak! Tapi Papa jadi penyelamatnya!" ujar Adam bersemangat, sambil menengadah dengan pipi merah dan mata berbinar-binar.

Dean tertawa pelan, menggesekkan rambutnya yang masih ada sisa air laut dan pasirnya pada Rini. "Anaknya semangat banget main, mama tahu nggak? Papa jadi ngos-ngosan."

Rini tertawa kecil. Ia meraih handuk di pundak Dean dan mulai mengeringkan rambut Adam yang basah. "Papa bias bantuin buat istana, ya? Pasti bagus banget."

Dean menyeringai dan berbisik pelan. "Aku ahli segalanya, sayang. Termasuk bikin kamu keenakan."

"Mas… nanti didengar Adam." dengan lirih, Rini mengomel kesal pada suaminya.

"Bagus, Ma. Papa memang hebat!”

"Tuh dengarkan, Ma? Kata Adam, Papa itu hebat."

"Adam mau mandi dulu, habis itu makan! Laper banget, Ma!" seru Adam sambil melepaskan pelukannya pada sang Mama.

Rini mengangguk, lalu mengelus kepala suaminya yang masih menempel di pundaknya. “Terima kasih ya, Mas. Wajah Adam ceria banget... aku suka lihat kalian seperti ini.”

Dean menatap Rini sambil tersenyum menyeringai "Aku mau terimakasihnya dalam bentuk lain."

Rini menatap bingung, sementara Dean meihat kea arah Adam untuk memastikan putrnya itu sudah masuk kamar.

"Mas Dean mau apa dari Rini?" Tanya Rini bingung.

Dean mengangkat tubuh istrinya ala bridal style hingga membuatnya kaget.

"Mas…"

"Bantu aku mandi, sayang."

"Mandi saja kan?"

"Iya, Cuma mandi. Tapi pegang-pegang dikit boleh kan?"

Rini menyerah dengan tindakan suaminya. Yang semula mengatakan sedikit memegang, nyatanya yang dilakukan lebih dari sedikit.

...****************...

Sore datang perlahan, menyusup lewat celah-celah tirai jendela dengan bias cahaya keemasan yang lembut. Udara terasa hangat, berpadu dengan semilir angin pantai yang mulai membawa aroma asin laut dan dedaunan kering. Di dalam vila, suasana begitu tenang sesudah tidur siang yang singkat namun menyegarkan, masing-masing dari mereka mulai bersiap untuk kembali ke rutinitas.

Rini melipat beberapa pakaian yang akan dibawa pulang. Sementara itu, Dean membantu sang putra bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Wajah Adam tampak sedikit murung, seolah enggan berpisah dari tempat penuh kenangan itu.

"Mas," panggil Rini pelan sambil merapikan tas, "Semua udah siap. Apa adam juga suah siap?"

Dean mengangguk, lalu duduk di samping putranya dan mengusap kepala bocah kecil itu. "Gimana anak Papa? Sudah siap pulang?"

Adam mengangguk pelan, tapi bibirnya mengerucut. "Besok-besok kita ke sini lagi, ya, Pa?"

"Iya, Papa janji. Tapi sekarang, Papa harus kerja lagi, dan Kakak Adam harus sekolah," ucap Dean sambil tersenyum, menepuk pelan bahu anaknya.

Rini mendekat dan meraih tangan kecil Adam. "Nanti kita cerita tentang vila ini ke teman-temanmu, ya. Tentang istana pasir, ombak, dan keseruan saat bermain bersama dipantai."

Mata Adam kembali berbinar. "Iya! Dan tentang Papa yang hampir jatuh karena kejar Adam!"

Dean menatap Rini dengan tawa ringan. “Awas ya, bocor rahasia Papa.”

Rini tertawa kecil, lalu melihat Adam dan Dean. "Ayo, kita pulang. Mama pasti sudah menunggu, begitu juga rutinitas... Kasihan Mama harus gantikan kamu di kantor."

"Mama mengadu ke kamu, sayang?"

"Bukan, aku gak sengaja lihat latar Mama saat video call. Kelihatan banget Mama lagi di kantor kamu. Kok bisa kamu biarkan Mama gantikan kamu kerja."

"Itu maunya Mama. Soalnya Mama mau kamu pulang."

"Oh... Jadi sekarang mau salahin aku?" Rini berkacak pinggang.

"Bukan sayang!" Dean menatap istrinya dengan tatapan memohon agar tidak marah.

"Ck, bilang aja Mas Dean salahin Rini. Gara-gara Rini sekarang Mama kerja. Semua karena Rini"

"Gak gitu sayang..."

"Ck, Rini jadi malas dekat-dekat Mas Dean." Rini sedikit menyingkir dari Dean.

"Mama marah sama Papa?" tanya Adam yang bingung melihat drama orang tuanya.

"Iya sayang, Papa nakal" Rini berdrama membuat Dean tak bisa berkata-kata.

"Papa kenapa nakal? Papa gak boleh buat Mama marah! Kalau Papa nakal, Mama sama Adam saja. Mama juga boleh tidur sama Adam." Rini tersenyum senang menghadap suaminya karena sang putra justru membelanya.

Dean melebarkan matanya dan segera melihat kepada sang putra, "Sayang... Papa gak nakal ke Mama, kok! Jadi mama akan tetap tidur dengan Papa ya..." Dean mencoba meminta dukungan dari istrinya juga "Benar kan, Ma? Iya kan sayang? please!"

Dalam hati Rini, ia ingin menertawakan suaminya. Tapi melihat tatapan memohon dukungan untuk meyakinkan Adam membuat Rini menahan tawanya.

"Mama sudah tidak jadi marah sama Papa, sayang. Kasihan Papa kalau nanti nangis disini seperti bayi, malah kita yang gak bisa pulang ketemu Omah."

Dean terbelalak, bagaimana bisa istrinya berkata seperti itu. Benar-benar dia ingin mengurung istrinya dan menghukum dengan kenikmatan saat ini.

"Baiklah, kalau begitu Mama boleh tidur dengan Papa." Dean tersenyum mendengar putusan putranya.

Namun Rini kemudian berujar, "Jangan lupa, Papa besok sudah harus masuk kerja. Gak boleh buat susah Oma. Benarkah Adam?"

Adam mengangguk untuk menyetujui ucapan Mamanya.

Dean memanyunkan bibir, lalu mengeluh. "Tapi kalau aku yang berangkat kerja, jadinya aku yang menahan kangen karena pisah dari kamu, sayang."

Rini menggeleng heran melihat suaminya yang berubah manja. Suasana sore itu tak megah, tapi hangat. Berisi kenangan manis, canda ringan, dan cinta yang tumbuh dalam hal-hal kecil. Dengan hati yang terisi, mereka melangkah keluar vila, meninggalkan jejak di pasir dan cerita yang akan selalu ingin mereka ulangi.

1
partini
aku suka gaya mu Rin Badas 👍👍 tengelam kan semua pelakor sedikit sadis like queen mafia is ok biar mereka tidak berani mengulangi lagi bahkan mentap lagi
partini
aneh emang ibu hamil 🤰
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!