Supaya tidak bingung, alangkah baiknya membaca The Mafia Bride 1.
Siena gadis berusia 20 tahun harus merelakan suaminya untuk wanita lain dan takdir mempertemukannya dengan Kenzi. Seorang pria dingin dan kejam membawa Siena ke dalam hidupnya. Perjalanan panjang, lika liku kehidupan dan bayang bayang kematian mengiringi perjalanan hidupnya. Hingga takdir memisahkannya dari Kenzi dan kedua putranya.
Dapatkah mereka bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Presentiment
Dulu wanita itu yang mengisi setiap relung batinnya, dulu hanya satu nama yang menenuhi hati dan pikirannya. Dulu hanya Siena yang paling ia takuti, takut kehilangan. Takut terluka, takut menyakitinya. Tidak ingin dia melihat wanitanya terbaring lemah tak berdaya, paling benci ketika ia tak mampu menjaga wanitanya. Namun kini semua hilang sudah hanya dalam hitungan menit. Bertahun tahun ia coba terus pegang teguh janji setia, ikrar sehidup semati. Semua yang di ucapkan, semua yang dia lakukan dan perjuangkan harus tunduk pada sebuah tipu daya. Penjahat, teror mematikan berwajah cantik, menggairahkan. Bagai bom waktu, suatu hari nanti akan meledak dan menghancurkan dirinya dan keluarga kecilnya.
Kenzi tertidur pulas kelelahan setelah bercinta dengan sangat puas bersama Laila. Wanita berwajah bak malaikat tapi menerkam bagaikan iblis. Begitu pula dengan Laila, ia tersenyum bahagia. Merasa telah memenangkan Kenzi untuk langkah pertama. Ia turun dari atas ranjang lalu keluar kamar dengan telanjang, tanpa ada sehelai benangpun untuk menutupi tubuhnya. Wanita itu duduk di kursi membuka tas dan mengambil ponsel miliknya.
Dengan santai, ia menelpon anak buahnya untuk membawakan Narkotika untuk di suntikkan ke dalam tubuh Kenzi. Tidak hanya itu, ia sengaja meminta anak buahnya untuk mencampurkan obat perangsang di setiap suntikan yang akan di berikan pada Kenzi. Supaya pria itu hanya mengingatnya dan menginginkan tubuhnya saja. Sebelum ia menutup ponselnya, wanita itu tertawa menyeringai.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu Kenzi, tidak akan pernah. Kau milikku selamanya."
Laila kembali memasukkan ponsel ke dalam tasnya, lalu ia mengambil alat suntik yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Wanita itu beranjak berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kamar Kenzi.
"Malam ini, kau harus memuaskanku sayang," gumamnya sembari menyuntikkan obat di lengan Kenzi. Saking lelahnya ia tidak merasakan kalau dirinya telah di racuni. Laila tersenyum menatap wajah Kenzi menunggu reaksi selanjutnya. Lalu wanita itu berbaring di samping Kenzi. Perlahan, pria itu membuka mata dan melirik ke arah Laila yang tengah tersenyum padanya.
"Aku menginginkanmu lagi," bisik Kenzi di telinga Laila.
Laila hanya tersenyum menyambut tubuh Kenzi yang memeluknya erat. Untuk kedua kalinya mereka melampiaskan napsu seksual yang menggebu gebu.
****
Sementara di tempat lain, Jiro tengah berbagi cerita tentang Kenzi pada Angela. Jiro sangat bangga memiliki Ayah sepertinya. Angela hanya bengong menatap wajah Jiro mendengarkan cerita kehebatan Ayahnya. Sementara Siena tertidur pulas di bahu Jiro. Setelah sekian lama, ia selalu terjaga. Malam ini Siena dapat tertidur dengan pulas setelah bertemu Jiro.
Tiba tiba Jiro berhenti bercerita, memperhatikan Siena yang gelisah dalam tidurnya.
"Ada apa kak?" tanya Angela memegang tangan Ibunya.
"Aku tidak tahu," sahut Jiro sembari mengusap keringat di wajah Siena. "Ibu, bangun Bu."
"Ibu, ada apa Bu?" timpal Angela khawatir.
"Ibu.." tangan Jiro menepuk pipi Siena berkali kali, detik berikutnya Siena membuka mata lebar lebar. Melirik ke arah Jiro lalu beralih menatap Angela.
"Sayang, apa yang terjadi padamu. Siapa wanita itu," gumam Siena dalam hati. Ingin rasanya ia teriak dan mengatakan apa yang terjadi pada Kenzi dalam mimpinya. Namun bibirnya tak mampu untuk bicara. Hanya air mata yang mampu mewakili kegundahan dan rasa sakit hati yang ia rasakan meski itu dalam mimpi. Siena merasa itu bukan mimpi tapi itu kenyataan dan pertanda buruk. Seorang istri, pasti tahu ketika suaminya berbohong, suaminya sakit, suaminya tengah ada beban pikiran, bahkan seorang istri pasti punya firasat ketika suaminya berkhianat. Seperti yang di lakukan Reegan dulu padanya.
"Ibu kenapa menangis? apa yang Ibu rasakan?" Jiro memeluk tubuh Siena erat. Namun air mata Siena semakin deras, bibirnya ia coba gerakkan namun hasilnya nihil. Membuat Angela semakin sedih.
"BRAKKKK!!"
Jiro dan Angela menoleh ke arah pintu kamar yang di dobrak paksa dari luar. Mereka melihat empat pria bersenjata api laras panjang. Mengarahkan senjatanya pada mereka. Jiro buru buru melindungi Siena dan Angela.
"Siapa kalian!" seru Jiro.
"Bukkk!"
"Nenek!" pekik Angela hendak turun dari atas tempat tidur saat melihat salah satu pria yang baru saja masuk menghempaskan tubuh Laura ke lantai tak bernyawa lagi.
"Apa yang kau lakukan pada Nenekku, brengsek!" pekik Angela turun dari atas tempat tidur, di ikuti Jiro berdiri di depan Angela.
"Kalian siapa, dan mau apa?!" tanya Jiro.
Salah satu pria maju selangkah mendekat ke arah Jiro. "Kami di perintahkan bos untuk membunuh kalian semua!"
"Bos? siapa bos kalian?" tanya Jiro coba mengulur waktu untuk mencari celah lengahnya mereka.
"Bos kami bernama Laila, tentu kau kenal!"
"Laila? aku tidak mengenal nama itu? seingat Jiro, Crips tidak memiliki bos bernama Laila.
"Kami anggota TRIAD, dan Laila adalah bos kami!"
Jiro menganggukkan kepala, ia kini mengerti. Tapi ada masalah apa, hingga bos mereka menginginkan nyawanya dan Siena? Jiro merasa tidak pernah bersinggungan dengan organisasi itu.
Selama Jiro mengajak bicara pria itu. terdengar suara barang barang pecah di luar kamar. Dan terlihat asap hitam yang mulai tercium. Angela berpikir, jika mereka hendak membakar rumah Laura dan membunuh mereka semua. Tanpa menunggu kesempatan itu hilang, Angela menubruk salah satu pria dan merebut senjata api di tangannya.
"Dor! Dor!" Angela berhasil menembak dua pria sekaligus, sementara Jiro merunduk sambil menerjang kaki salah satu pria itu hingga terjungkal. Lalu Angela yang mengeksekusi pria itu.
"Dor Dor!!"
Jiro tidak memiliki waktu banyak, asap sudah mulai memenuhi seluruh ruangan. Terlihat api menyala merah.
"Duk!" Jiro bangkit dan menubrukkan kepalanya pada perut pria yang tersisa satunya lagi setelah Angela berhasil memukul kepala pria itu terlebih dahulu.
"Duk Duk!" Angela memukul kepala pria itu hingga tidak berkutik lagi.
"Angel, kita pergi dari sini!" Jiro berlari ke arah Siena yang ketakutan di atas ranjang. Lalu ia menggendong tubuh Ibunya di balik punggungnya.
"Lewat sini kak!" pekik Angela menerobos api yang mulai melahap pintu. Kemudian mereka melewati pintu darurat. Baru saja mereka sampai di halaman rumah belakang terdengar suara ledakan dahsyat dari dalam rumah. Jiro dan Angela merunduk menoleh ke arah rumah Laura yang mulai terbakar di lahap api.
"Cepat, kita pergi dari sini." Jiro balik badan setengah berlari ia menggendong Ibunya di ikuti Angela.
aq slah dtu reders yg hoby membca novel tentang mafia tpi kli ini aq bru menemuka kisah mafia yg tak pernah membosankan untuk di bca krna alur dan crtanya sngat bgus dan ke'ren.. smgantt dan trus brkarya author ku syank ummaccc😘