Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.
Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Perdebatan terjadi di ruang VVIP rawat inap tempat Audrey di rawat selama 1 minggu. Siang ini Audrey sudah diperbolehkan pulang. Kondisi kesehatan kandungannya pulih dengan cepat. Audrey dinyatakan baik-baik saja dan tidak mengharuskan dia untuk bed rest lagi di rumah. Asal tidak stress dan melakukan pekerjaan berat, kandungannya akan sehat sampai waktunya melahirkan nanti.
Kabar baik itu seharusnya membuat Audrey lega ketika diperbolehkan pulang, namun justru sebaliknya. Audrey harus menghadapi situasi yang rumit. Di hadapannya Lucas dan Russel sedang berdebat untuk menentukan siapa yang berhak membawa Audrey pulang.
Lucas tentu ingin membawa Audrey pulang ke Mansionnya, tapi Russel juga menginginkan Audrey agar ikut bersamanya. Perdebatan antara Ibu dan anak itu cukup panas. Tidak ada yang mau mengalah. Baik Lucas maupun Russel sama-sama bersikeras bahwa mereka berhak atas Audrey. Satu sebagai ayah biologis, satu lagi sebagai neneknya.
Sementara itu, keluarga yang lain tampak berada di kubu Russel karna ikut mendesak Lucas agar membiarkan Audrey tinggal di Mansion utama.
"Sudahlah Luke, biarkan Mommy mu membawa Audrey pulang." Lerai Thomson ketika melihat perdebatan Ibu dan Anak itu tak kunjung menemui titik terang. Mereka sama-sama keras.
"Tidak Dad. Aku yang membawa dia ke Kanada, siapapun tidak berhak membawanya tanpa seizin dariku!" Tegas Lucas. Pergelangan tangan Audrey di genggamannya tidak dibiarkan terlepas. Lucas mencekalnya kuat-kuat agar tidak dibawa oleh Russel.
"Kamu tidak melepaskan Audrey ikut dengan kami agar bisa menyakitinya lagi? Sudah cukup Luke, biarkan cucu Mommy terlahir ke dunia dengan sehat dan selamat." Tatapan Russel memohon. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan Audrey dan kandungannya jika harus kembali ke Mansion Lucas. Sebagai Ibu yang melahirkan dan membesarkan Lucas, Russel yang paling mengenal sifat putranya. Meski Lucas tidak pernah secara sengaja menyakiti wanita, tapi jika tidak bisa mengendalikan diri, sikap Lucas akan membahayakan siapapun yang berani membantah atau melanggar perintahnya. Tidak peduli meski orang itu pria atau wanita.
"Mom, aku tidak segila itu! Kejadian seperti ini tidak disengaja." Lucas membela diri. Jika dia sengaja membuat Audrey seperti ini hingga membahayakan anaknya, tidak mungkin selama 1 minggu Lucas sendiri yang menjaga Audrey di rumah sakit.
"Kalian berdua benar-benar seperti anak kecil! Perdebatan ini tidak akan ada habisnya, lebih baik Audrey saja yang menentukan dia akan ikut dengan siapa!" Ujar Albert. Dia yang awalnya berpihak pada Russel, akhirnya malas juga dengan keduanya.
Semua orang langsung menatap Audrey. Mereka menunggu jawabannya karna dia yang akan jadi penentu.
"Bagaimana sayang, kamu ingin pulang bersama Mommy atau Lucas?" Tanya Russel.
Sementara itu, Lucas yang memiliki gengsi setinggi langit, tidak ada usaha untuk bertanya atau meyakinkan Audrey.
Audrey menatap Russel, dia merasa orang yang paling bisa membantunya saat ini adalah Russel. Tinggal bersama Russel jauh lebih nyaman dibanding bersama Lucas. Apalagi penjagaan di Mansion milik Lucas sangat ketat, tidak ada kesempatan bagi Audrey untuk melarikan diri.
"Bibi, aku ikut denganmu saja." Lirih Audrey tanpa berani melirik Lucas. Audrey sudah membayangkan bagaimana reaksi Lucas saat ini. Pria itu pasti sedang menatapnya dengan mata tajam menusuk. Apalagi Audrey merasakan genggaman tangan Lucas mengendur dan terlepas.
Senyum di bibir Russel merekah. Dia segera memeluk Audrey dan mengusap usap punggungnya. "Kenapa masih memanggil Bibi, mulai sekarang kamu juga anak Mommy. Ayo kita pulang." Russel membantu Audrey turun dari ranjang rumah sakit.
Lucas tampak mengepalkan kedua tangannya. Dia di tolak dan itu sangat melukai harga dirinya. Namun membujuk Audrey juga akan merendahkan diri. Jadi Lucas memilih pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.
Audrey cukup terkejut melihat Lucas pergi begitu saja. Lucas sampai menunjukkan kemarahan dengan cara diam. Audrey bisa merasakan itu adalah kemarahan terbesar Lucas selama dia berada didekatnya.
"Sudah biarkan saja, Lucas memang seperti itu." Ujar Russel ketika menangkap kekhawatiran di wajah Audrey.
...******...
Orang-orang di keluarga Lucas memperlakukan Audrey dengan baik. Dia diterima di Mansion utama sebagai keluarga. Padahal Audrey hanya orang asing yang kebetulan mengandung benih Lucas tanpa ada ikatan pernikahan. Hal semacam itu seharusnya ditutupi oleh mereka untuk menjaga nama baik keluarga, namun keluarga Lucas malah merangkulnya dan menerima sebagai anggota keluarga baru di Mansion . Russel sampai mengumpulkan semua pekerja dan pelayan untuk memperkenalkan Audrey. Russel meminta mereka agar melayani dan memperlakukan Audrey dengan baik karna sedang mengandung cucunya.
"Audrey, Bibi Leah akan mengantarmu ke kamar. Kamu istirahat saja, jika butuh sesuatu jangan sungkan telfon pelayan." Ujar Russel lembut.
Audrey mengangguk. "Terimakasih Mom." Dia belum terbiasa dengan panggilan barunya untuk Russel, jadi terdengar kaku.
"Leah, tuntun menantuku."
"Baik Nyonya."
Leah memegangi lengan Audrey untuk di bawa ke kamar yang telah di siapkan. Sementara itu, Russel menyuruh yang lain bubar dan melanjutkan pekerjaan masing-masing.
"Mom, aku ke kamar dulu." Jane membungkuk sopan pada kedua mertuanya dan Albert. Dia tidak ikut kerumah sakit, jadi tidak tau kenapa Audrey tiba-tiba dibawa pulang ke Mansion. Sebelumnya juga tidak ada pembahasan soal ini kecuali pernikahan. Jane pikir mertuanya akan membiarkan Audrey tinggal bersama Lucas.
Theo yang melihat istrinya berbeda, ikut pamit dan segera menyusulnya ke kamar.
Jane sedang berjalan ke arah balkon kamar ketika pintu kamar dibuka, dia hanya menoleh sekilas untuk melihat siapa yang masuk. Tanpa menghentikan langkah, Jane tetap pergi ke balkon.
"Sayang, ada apa?" Theo memeluk Jane dari belakang. Dia telah begitu lama mengenal Jane sejak 10 tahun yang lalu ketika menempuh pendidikan di Universitas yang sama. Sedih, bahagia, marah dan kecewanya Jane bisa di rasakan oleh Theo meski Jane hanya diam.
"Apa aku salah jika iri padanya dan tidak suka dia tinggal disini?" Lirih Jane dengan tatapan lurus kedepan.
Theo mengerti siapa yang Jane bicarakan. Pantas saja Jane tidak banyak bicara saat melihat Audrey, tapi tetap menunjukkan senyum ramah.
"Apa yang membuatmu merasa begitu?" Tanya Theo lembut. Kepribadiannya dalam memperlakukan wanita memang berbanding terbalik dengan Lucas.
"Dia sedang hamil, sedangkan aku? Theo, hampir 3 bulan kita menikah, aku belum hamil. Orang-orang di rumah ini sangat bahagia dengan kehamilannya dan melupakan ku." Keluh Jane.
Theo memutar tubuh Jane agar menatapnya. "Sayang, mungkin hanya perasaan mu saja. Tidak ada yang melupakanmu, apalagi aku. Jika kamu sedih karna ingin hamil juga, kita bisa usaha lebih keras lagi agar berhasil. Bagaimana jika minggu depan kita ke Swiss? Kita bisa berlibur disana selama yang kamu mau." Bujuk Theo.
"Kau tidak bohong kan? Rencana bulan madu kita selalu gagal karna kamu sangat sibuk mengurus perusahaan baru."
Theo menggeleng. "Kali ini tidak akan gagal. Kondisi perusahaan sudah stabil, aku bisa mempercayakannya pada Leon."
Jane mengangguk senang dan memeluk Theo.
"Usaha sekarang juga lebih baik, ayo ke kamar." Theo membopong Jane dan membawanya ke ranjang.
...******...
Selama 1 minggu tinggal di Mansion keluarga Lucas, Audrey diam-diam mengamati situasi dan penjagaan di rumah ini. Meski penjagaan di luar Mansion cukup ketat, tapi Audrey meras tidak diawasi di dalam Mansion. Dia bebas melakukan apapun dan pergi ke ruangan manapun tanpa diikuti pelayan.
Sejak di bawa ke Mansion utama, Lucas juga tidak pernah datang. Bukannya sedih, Audrey justru senang karna akan semakin memudahkannya untuk melarikan diri.
"Kak Jane dan Kak Theo baru saja pergi, Tuan Thomson ke perusahaan. Aku hanya perlu menunggu Bibi Russel pergi dan Kakek Albert tidur. Meski mereka baik, aku tidak bisa menjadi bagian keluarga Thomson." Lirih Audrey. Dia menatap mobil yang membawa Theo dan Jane pergi menuju bandara.
Hanya saja gengsinya tingkat tinggi
Buktinya Lucas cepat² plng dan langsung melarang Ayah Jason untuk bertemu denganmu
Padahal Audrey juga butuh Ayahnya
Jangan bikin Audrey tertekan Lucas,karena gak baik untuk kesehatan bayi dan ibunya
Lanjut lagi kak Icha updatenya 🥰