Nathan memilih untuk menceraikan Elara, istrinya karena menyadari saat malam pertama mereka Elara tidak lagi suci.
Perempuan yang sangat ia cintai itu ternyata tidak menjaga kehormatannya, dan berakhir membuat Nathan menceraikan perempuan cantik itu. Namun bagi Elara ia tidak pernah tidur dengan siapapun, sampai akhirnya sebuah fakta terungkap.
Elara lupa dengan kejadian masa lalu yang membuatnya ditiduri oleh seorang pria, pertemuan itu terjadi ketika Elara sudah resmi bercerai dari Nathan. Pria terkenal kejam namun tampan itu mulai mengejar Elara dan terus menginginkan Elara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Elara sempat terdiam dengan apa yang diucapkan oleh Nathan padanya, nada suara dari mulut suaminya itu benar-benar menjelaskan pada Elara kalau Nathan begitu membenci Elara.
Tampa banyak bicara lagi, terlihat Nathan hendak pergi begitu saja tapi dengan segera Elara langsung menahan tangan Nathan yang akan pergi darinya itu.
"Bukankah lebih baik kita bicara untuk meluruskan hubungan kita ini, Nathan? Kau terlalu cuek dan sangat dingin padaku, sikapmu ini terus-terusan berubah. Aku jadi bingung dengan caramu memperlakukanku padahal hubungan kita sebelumnya baik-baik saja!" Ucap Elara yang merasa sangat muak menjalani pernikahan yang harusnya menjadi impian terindah dalam hidupnya.
Lagi pula yang menikahi Elara itu pria yang ia cintai, mereka sudah menjalin hubungan sejak lama namun anehnya setelah pernikahan telah terjadi sikap Nathan malah berubah menjadi sangat dingin.
Bukannya memberikan tatapan yang teduh untuk Elara, tampaknya Nathan dengan kasar menepis tangan Elara yang menahannya itu. Pandangan matanya sungguh membuat perasaan Elara jadi sangat terusik.
Tak ada cinta sama sekali dari serat mata yang diberikan Nathan pada Elara, tatapan itu lebih pada sebuah kebencian yang tersimpan di hati Nathan.
"Bicara apa lagi? Tak ada yang perlu kita bicarakan, jika nyatanya kau tidak bisa hamil maka lebih baik kita bercerai saja!" Ucap Nathan dengan tegas mengatakan itu pada Elara.
Elara merasa terkejut, ini adalah kali pertama bagi Nathan mengajak Elara untuk bercerai setelah 5 tahun mereka menjalani pernikahan yang sangat dingin itu. Jujur hati Elara makin hancur. Kenapa Nathan yang dulu memiliki sifat hangat saat mereka masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, kini malah seperti mencampakkan Elara?
Dengan suaranya yang bergetar, Elara mulai bertanya tentang apa yang barusan dikatakan oleh suaminya itu.
"Apa kau serius mengatakan itu padaku, Nathan?" Tanya Elara berucap dengan nada suara yang tak percaya kalau Nathan bisa mengatakan hal tak terduga itu padanya.
Elara begitu mencintai Nathan, namun kenapa pria itu malah mengecewakan Elara sampai sejauh ini? Sakit hati Elara sungguh tak main-main.
Nathan berdecak berulang kali, tatapan mata itu tidak berubah sama sekali. Elara bisa menyadari kalau suaminya sendiri sangat membencinya tanpa alasan yang jelas.
"Kenapa tidak? Bukankah lebih baik memang kita berdua bercerai saja, huh? Orang tuaku menginginkan cucu untuk mereka, sedangkan kau sendiri sepertinya tidak akan pernah melahirkan cucu bagi keluarga kami. Untuk menyentuhmu lagi aku enggan Elara. Entah kenapa aku merasa jijik." Ucap Nathan begitu sarkas.
Kali ini Elara tak bisa memaafkan perkataan kasar milik Nathan padanya, ia tersulut emosi hingga memberikan tamparan yang sangat kuat di pipi Nathan.
Plak!
Saat itu juga Elara air mata membasahi pipi Elara, hatinya semakin tertikam oleh benda tak terlihat atas perkataan Nathan padanya.
Nathan seolah memberi tatapan hinaan, tatapan yang tak pernah ditunjukkan oleh Nathan ketika mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih di masa lalu. Namun kenapa suaminya berubah setelah mereka menikah? Ini menyakitkan bagi Elara!
"Apa yang baru saja kau ucapkan padaku Nathan?! Jika kau memang tidak mencintaiku lagi maka berucap dengan benar jangan menghinaku sampai sejauh ini!" Ucap Elara dengan matanya yang terus mengalirkan air mata itu, ucapan yang keluar dari mulut Nathan sangatlah kasar sekali.
Nathan menjilat-sudut bibirnya sendiri ketika mendapatkan tamparan dari Elara. Rasanya sangat perih, tapi ia hanya ingin mengatakan apa yang ada di dalam otaknya saat itu.
"Apa kau ingin tahu alasan mengapa aku mengucapkan kata kasar ini padamu, Elara?" Tanya Nathan mulai mendekati Elara bahkan pandangannya benar-benar menusuk sekali.
"Aku harap kau bisa menahan dirimu untuk tidak mengamuk setelah aku mengatakan ini." Lanjut Nathan pada perkataannya itu.
Nathan merendahkan tubuhnya agar wajahnya bisa menatap dekat wajah Elara yang ada di hadapannya.
"Aku tidak ingin membuka aibmu sendiri, tapi jika aku terus-terusan menjadi suamimu... kenyataannya sungguh hanya akan membuatku merasa muak Elara. Lebih baik aku mengatakan apa yang ingin sekali aku katakan padamu!" Ucap Nathan membuat Elara bingung, bersama dadanya yang sesak sekali.
"Bicara apa kau Nathan?!" Balas Elara ketika Nathan terus-terusan mendekatkan wajahnya pada Elara.
Senyum kecut Nathan terbit.
"Kau sudah menipuku Elara! Entah kapan kau berkhianat padaku, bisa jadi kau sudah melakukan hubungan dengan pria lain ketika kau belum menjadi kekasihku. Ya itu mungkin saja, tapi tidak seharusnya kau membohongiku. Kau mengatakan bahwa aku adalah yang pertama kali padahal kau itu hanyalah barang bekas!" Ucap Nathan dengan kasar berucap pada Elara hingga rasanya hati Elara sangat sakit.
Elara mendorong dada Nathan yang terus menghimpitnya.
"Kau bicara apa? Itu memang faktanya! Aku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun karena satu-satunya kekasihku adalah kau Nathan. Aku tidak pernah disentuh siapapun dan untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan hanya denganmu saja!" Tegas Elara berucap pada suaminya itu dengan nada suaranya yang sudah bergetar hebat.
Elara terlalu sakit hati dibuat oleh pernyataan yang keluar dari mulut Nathan saat itu. Selain perceraian, Nathan juga mengungkapkan bahwa Elara tidak lagi suci sebagai seorang perempuan yang bisa menjaga dirinya.
"Omong kosong! Bagaimana bisa aku bertemu dengan perempuan sialan sepertimu Elara? Kau benar-benar manipulatif!" Ucap Nathan kembali menghina Elara dengan kasar.
"Cukup Nathan!" Ucap Elara yang akhirnya meneteskan air matanya itu.
"Tolong berhenti menyakitiku, kenapa bisa kau sekasar ini padaku? Aku bersumpah bahwa satu-satunya..."
"DIAM! AKU BUKAN PRIA BODOH YANG BISA DITIPU OLEH PEREMPUAN SEPERTIMU! 5 TAHUN SUDAH KITA MENJALANI HUBUNGAN PERNIKAHAN INI, SEMAKIN AKU BERTAHAN MAKA SEMAKIN AKU MERASA DITIPU OLEHMU ELARA!" Nathan berteriak di hadapan Elara dengan posisinya yang masih dekat.
Sakit hati Elara makin terasa hebat karena bentakan dari teriakan Nathan saat itu.
Tubuh Elara bergetar, mulutnya tak bisa berucap apapun untuk mengatakan segalanya pada Nathan.
"Kita bercerai adalah pilihan yang tepat." Ucap Nathan.
Elara hanya bisa berdiri dengan tubuh yang hampir saja merosot jatuh ke lantai itu, detik berikutnya Nathan pergi meninggalkan Elara begitu saja.
"Kau benar-benar memuakkan! Aku akan segera mengatakan ini pada orang tuaku dan kita harus menyelesaikan pernikahan ini untuk berakhir dengan kata cerai!" Tegas Nathan sebelum pergi meninggalkan Elara begitu saja.
Bruk!
Elara jatuh tersungkur ke lantai itu, hatinya terasa sakit dan dadanya berdenyut tak henti-henti. Seluruh ucapan yang dikatakan oleh Nathan terus terang dalam pikiran Elara.
"Kenapa kau menghinaku seperti itu, Nathan? Kenapa kau jahat sekali? Kenapa kau berubah begitu cepat, jika pada akhirnya akan jadi seperti ini, harusnya kita tidak usah bertemu apalagi menikah." Ucap Elara dengan nada suaranya yang bergetar.
Elara tersungkur di lantai itu, ia mulai memeluk lututnya dengan erat berharap rasa sakit itu kian membaik. Namun ternyata hanya tangis yang bisa terdengar setelahnya.
Elara menumpahkan seluruh sakit hatinya dengan tangis, bagi Elara satu-satunya pria yang selalu ia cintai dan ia hormati hanyalah Nathan. Ia tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, apalagi tidur dengan pria lain seperti yang dikatakan oleh Nathan.
Pantas saja 5 tahun pernikahan ini Nathan sangat dingin padanya, ternyata Nathan menganggap Elara sebagai perempuan rendahan.
****
Malam itu Nathan belum juga pulang.
Elara terlihat sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua seperti biasanya, tapi anehnya Nathan benar-benar seperti tidak pulang.
"Aku tidak mungkin menelponnya mengingat kami sudah bertengkar hebat." Gumam Elara terduduk di ruang makan itu.
Elara masih berharap agar ia dan Nathan bisa membicarakan hal itu secara baik-baik, mau bagaimanapun Elara sudah jujur bahwa dirinya tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun.
Satu-satunya pria dalam hidupnya Elara hanyalah Nathan saja, jadi Elara berharap Nathan mau bicara dengan kepala dingin kali ini.
Tak lama setelahnya suara langkah kaki terdengar.
Elara langsung menoleh pada sumber suara yang baru saja muncul itu.
"Aku sudah bicara dengan orang tuaku, tapi sepertinya Daddy tak mau aku menceraikanmu. Namun keputusanku sudah bulat, kita berdua memang harus bercerai Elara!" Ucap Nathan.
Elara bangkit berdiri ketika mendengar ucapan Nathan.
"Kau bicara apa Nathan? Kumohon jangan seperti ini, aku yakin kalau kita masih bisa memperbaiki hubungan kita berdua. Aku berani bersumpah bahwa aku tidak pernah tidur dengan pria lain kecuali dirimu. Aku benar-benar..."
Elara kembali terduduk ketika dengan kasar Nathan mendorongnya.
"Aku tidak peduli pada ucapanmu! Kita tetap bercerai saja Elara!" Tegas Nathan.
Elara menunduk ketika ia sudah melihat keyakinan diwajah Nathan.
"Baiklah jika memang itu yang sudah menjadi keputusanmu. Kita bercerai saja." Balas Elara.
Bersambung...