"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
"Aku tidak suka bicara dua kali, Nayla" Suara dingin Alvaro langsung menembus telinga Nayla.
Saat Nayla menunduk dan mendaratkan kecupan di kening Alvaro. Pintu terbuka dengan kasarnya.
"Ceklek". Terlihat Dina di ikuti dengan pak San memasuki kamar itu. Sejenak Dina terdiam karena terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Apa ini Alvaro aku menunggu kalian untuk makan malam? Tapi kalian hanya mesra-mesraan disini" Dina berkata dengan nada kesal, setelah pulih dari keterkejutan nya. Ia menatap Nayla dengan tajam.
"Cepat juga dia datang". Alvaro hanya bergumam namun Nayla dapat mendengarnya dengan jelas.
"Dina?" Gadis itu menjerit mengusap bibirnya. "Jadi ini, kau tidur dipangkuan ku hanya untuk akting ini. Keren kau sudah tau bahwa mba Dina akan masuk. Lalu kenapa kau tidak bilang, aku kan tidak perlu sampai ketakutan dan berpikir yang aneh-aneh." ujar Nayla berkata di dalam hati. Ia sudah was-was dari tadi berpikir kalau tuan Alvaro akan melakukan malam pertama dengan-nya.
"Aku sudah menunggu kalian dari tadi. Dan kau Nayla baju apa yang kau pakai? Apa kau berniat untuk menggoda para pelayan dengan berpakaian seperti itu?". Ujar Dina dengan kejam dan senyum mengejek.
"Aku yang menyuruh dia memakainya. Dan kami tidak akan turun untuk makan malam". Kata Alvaro tanpa beranjak dari pangkuan Nayla.
"Tapi Alvaro..!" belum selesai Dina mengajukan protes Alvaro sudah mengusirnya.
"Keluar lah. Dan pak San, antarkan makan malam kami ke kamar. Dan aku tidak suka mengulangi kata-kata ku" ujar Alvaro tak terbantahkan.
Dina keluar dengan amarah yang bersarang di dadanya untuk Nayla. Ia membuka pintu dan menutup dengan kasar dan dengan keras. ia mencoba mengungkapkan protes nya.
---
Didalam kamar setelah kepergian Dina, Alvaro berdiri dengan wajah dingin seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka.
"Gadis bodoh, aku kan sudah mengatakan bahwa kau tidak punya hak menolak semua perintahku. Saat aku berkata ya maka kau harus melakukan nya." Ujar Alvaro dengan wajah dingin.
"Ingat semua perintahku adalah kewajiban untuk mu". Alvaro berkata tanpa berkedip melihat Nayla. Seolah menunjukan kekuasaan nya.
Nayla hanya menatap Alvaro tanpa berniat melayangkan protes, to memang itu isi perjanjian pernikahan mereka.
"Nayla kau harus siap, dengan semua tingkat laku tuan Alvaro yang susah di tebak ini". Gumam Nayla dalam hati
Tidak lama setelah pelayan mengantarkan makanan, mereka makan dalam diam. Terjadi keheningan dan kedinginan di dalam kamar yang seharusnya menjadi kamar penuh kehangatan karena ini malam pernikahan mereka.
"kau hanya boleh tidur di sofa ini atau di mana pun kau mau. Tapi jangan sekali-kali naik ke kasur ku. Kita cukup berbagi kamar yang sama, aku tidak ingin kita berbagi kasur yang sama". Dengan wajah dingin Alvaro berucap memecahkan keheningan di antara mereka. Ia menatap Nayla, lalu mengambil selimut di lemari menaiki kasur nya dan tertidur.
"Dasar sombong, kepedean. Siapa juga yang mau seranjang dengan-nya. Aku tau kau tampan, tapi kau tidak termaksud kriteria ku, tau.." gumam Nayla yang masih bisa di dengar oleh Alvaro
"Katanya tidak mau seranjang dengan ku. Tapi mau-mau ajah mengambil keperawanan ku. Memang semua laki-laki itu bejad kecuali Raka pastinya". Lanjut Nayla lagi dalam hati
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga