NovelToon NovelToon
Kepincut Ustadz Muda: Drama & Chill

Kepincut Ustadz Muda: Drama & Chill

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayusekarrahayu

Maya, anak sulung yang doyan dugem, nongkrong, dan bikin drama, nggak pernah nyangka hidupnya bakal “dipaksa” masuk dunia yang lebih tertib—katanya sih biar lebih bermanfaat.

Di tengah semua aturan baru dan rutinitas yang bikin pusing, Maya ketemu Azzam. Kalem, dan selalu bikin Maya kesal… tapi entah kenapa juga bikin penasaran.

Satu anak pembangkang, satu calon ustadz muda. Awalnya kayak clash TikTok hits vs playlist tilawah, tapi justru momen receh dan salah paham kocak bikin hari-hari Maya nggak pernah boring.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayusekarrahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 Benih-Benih Rasa

Suasana di Danau masih terasa sejuk, siang telah beranjak sore. Para santri dan santriwati mulai meninggalkan area danau. Begitu pula dengan Maya dan teman-temannya, mereka tengah sibuk membersihkan sisa-sisa makanan dan minuman.

Maya tak membantu hanya berdiri sambil bersedekap,"Aduh, emang kita ga bisa gitu disini selamanya? Gue males banget masuk ke lingkungan apek lagi,"bibirnya mencebik kesal.

Sinta langsung menoleh,"May, sebentar lagi masuk waktu ashar kita harus mandi dulu kan mau solat berjamaah."

Rara ikut menimpali,"Iya May, nanti kan kalau ada waktu lagi kita main ke sini, sama seperti sebelumnya juga."

Zahra mengangguk,"Iya mending kamu cuci tangan dulu gih, tuh liat belepotan gitu kayak Bayi baru belajar makan."

Maya mendelik kesal, "Apaan ini seni ya bukan belepotan, lo ga ngerti seni sih."

"Seni yang menyimpan kenangan pemberian telur dadar spesial dari ustadz kece," Dewi mengedipkan sebelah matanya.

"Dewii, heh lo emang minta gue timpuk ya!, liat nih gue cuci tangan, biar seisi danau tau gimana seni seorang Maya itu," Maya berjalan ke arah tepi danau dengan menghentak-hentakan kakinya.

Teman-temannya menggeleng bersamaan lalu melanjutkan membersihkan sampah.

Di sisi lain Nadia tersenyum Miring, ia menatap Rita dan Putri lalu mengangguk pelan. Rita tampak memanggil beberapa anak kecil yang tengah bermain di sekitaran danau. Ia terlihat membisikkan sesuatu pada mereka, lalu memberikan uang pecahan sepuluh ribuan pada empat anak itu.

Tanpa menunggu lama anak-anak itu berlari menuju ke arah Maya yang masih duduk di tepi danau. Maya yang tengah menggerutu kesal karena terus diledek itu tak menyadari kedatangan mereka.

"Ahh seni kontemporer gue,semuanya menghilang bersama derasnya air, ah ini semua karena telur dadar itu, gue jadi trending topik percintaan, not my style banget deh," ia memainkan air dengan gaya dramatis nya.

Saat akan meninggalkan danau, beberapa anak tadi melintas berlarian lalu menabrak nya hingga...

Byurrrr…!

Air danau langsung memercik ke segala arah. Maya tercebur dengan gaya super tidak elegan,kedua tangannya melambai-lambai ke atas layaknya orang jualan balon, sementara mulutnya langsung menjerit panjang.

“Aaaaaaaaaa! Gue benci ikan leleeee!! Tolooong!!!”

Teman-temannya langsung heboh berdiri.

“Mayaaa! Astaghfirullah, kamu bisa berenang kan?!” teriak Rara panik.

Maya mengibas-ngibas air, wajahnya penuh ekspresi panik campur drama. “Lo pikir gue ikan cupang apa bisa berenang?! Gue cuma bisa gaya batu!!”

“Batu apaan?!” Zahra hampir ikut nyemplung saking paniknya.

“Ya gaya batu,alias langsung ke dasar!!” Maya sempat terbatuk-batuk, matanya melotot sambil tetap tangannya nyiprat-nyiprat air mirip kipas angin rusak.

Sementara itu, di seberang lapangan, Ustadz Azzam yang baru saja keluar dari kantor mendengar teriakan. Ia buru-buru berlari mendekat. “Ada apa ini?!”

Santri lain sudah mulai ramai berkumpul, sebagian heboh melihat Maya ngos-ngosan di air.

Dengan sigap, Azzam langsung menceburkan diri ke danau tanpa pikir panjang. Cipratan air membuat semua orang terdiam beberapa detik.

“Ustadz Azzam!!” seru beberapa santri putra dan putri.

Azzam berenang cepat, lalu meraih tangan Maya yang sudah setengah histeris.

“Maya, tenang! Pegang kuat-kuat tangan saya!”

Maya langsung melotot. “Ustadz! saya mau pegangan ke batu, bukan ke anda! Nanti dikira settingan sinetron!!”

“Pegang aja dulu! Kalau nggak, kamu bisa tenggelam!” Azzam setengah menariknya ke tepian.

Maya spontan mencengkeram lengan Azzam kuat-kuat. “Ustadz, maaf kalo lengannya jadi memar, saya emang terbiasa kayak Hulk kalo lagi panik!”

Dengan susah payah akhirnya mereka berhasil sampai ke tepian. Maya terengah-engah, jilbabnya miring, wajahnya belepotan air campuran sisa cemilan yang tadi ia makan. Ia menatap Azzam yang juga basah kuyup di depannya.

“Ustadz… sumpah… ini bukan gaya saya. Saya tuh elegan, bukan lele ngap-ngapan begini,” Maya menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Azzam, yang biasanya kalem, justru sempat tersenyum kecil. “Alhamdulillah kamu selamat. Lain kali hati-hati, Maya.”

Maya masih ngos-ngosan sambil mendongak, wajahnya tengil tapi pipinya memerah. “Ustadz, sumpah… ini bukan salah saya. Tadi ada bocah-bocah nakal nabrak saya! Saya bisa sumpahin tuh anak-anak jadi… jadi ikan cupang kalau mau!”

Maya lalu berdiri gemetaran sambil menunjuk ke arah anak-anak kecil yang sudah kabur jauh. “Woiii! Bocah-bocah! Balik sini! Gue bukan Nemo yang bisa survive di air, ngerti nggak?!"ucapnya lantang.

Teman-temannya langsung lari menghampiri. “May! Astaghfirullah, kamu bikin kaget semua orang, alhamdulillah kamu selamat."

"Gue hampir jadi penghuni danau ini tau...uhuk-uhuk anak-anak nakal itu gue sumpahin kalian semua pada mencret!" Maya berteriak dengan gaya dramatis nya.

Azzam berusaha menahan tawa, wajahnya tetap tenang, tapi sorot matanya jelas menatap Maya lebih lama dari biasanya. Ada kelegaan bercampur sesuatu yang sulit ia jelaskan.

Maya sempat menyadari tatapan itu. Jantungnya berdegup lebih cepat, tapi buru-buru ia mengalihkan pandangan ke sandal jepitnya yang terombang-ambing di permukaan air.

“Eh, sandal gue tuh! Tolongin dulu sandal gue, itu aset berharga, limited edition beli di warung sebelah!” Maya refleks menunjuk.

Teman-temannya langsung nyaris jatuh saking tak kuat menahan tawa..

 

Dari kejauhan, Nadia dan kedua temannya menyaksikan semua adegan itu.

Putri tampak gelisah. “Nad, kamu lihat nggak? Ustadz Azzam bener-bener buru-buru nolong Maya tanpa mikir.”

Nadia menegakkan tubuhnya, bibirnya tersenyum tipis penuh kontrol. “Itu cuma… kewajiban seorang ustadz. Jangan dibesar-besarin.”

Tapi, mata Nadia jelas menatap tajam penuh rasa kesal. Jemari tangannya mencengkeram kerudungnya erat, meski ia berusaha memasang wajah santai seolah tidak terganggu.

“Biarin aja. Cepat atau lambat, semua orang tau siapa yang sebenarnya pantas berdiri di sisi Ustadz Azzam.” Suaranya lirih, tapi penuh tekad.

Nadia memiringkan wajahnya lalu berbisik lirih, "Azzam selama ini aku selalu berusaha untuk bisa terlihat baik tapi kamu, malah memberikan perhatian khusus pada seorang gadis yang tidak punya adab."

Rita menatap Nadia hati-hati. “Tapi, Nad… kayaknya ustadz Azzam beneran khawatir sama Maya tadi. Liat deh, tatapan dia beda.”

Nadia langsung menoleh tajam. “Rita, jangan pernah ngomong kayak gitu lagi.” Suaranya datar tapi penuh tekanan.

Putri menelan ludah, buru-buru menunduk. Mereka berdua bisa merasakan aura dingin dari Nadia.

Di tepian danau, Maya masih sibuk mengoceh sembari kedinginan.

“Astaghfirullah, May, ayo ganti baju dulu!” Rara buru-buru meraih tangannya.

“Gue bukan masalah baju, Ra. Gue trauma… trauma sama air dan anak kecil! Besok-besok kalo ada bocah lewat, gue pasang pelang: dilarang menabrak Maya atau akan kena kutukan mencret tujuh hari tujuh malam!” Maya mengibaskan jilbab basahnya yang sudah miring mirip bendera perang.

Teman-temannya tertawa semakin keras.

Azzam hanya berdiri tak jauh, menatap Maya yang sibuk marah-marah dengan gaya lebaynya. Dalam hatinya, ia ingin sekali menegur, tapi bibirnya malah melengkung tipis.

Maya ini… selalu berhasil membuat orang sekitarnya ribut. Tapi entah kenapa, justru itu yang membuat aku…

Ia buru-buru menggeleng, istighfar dalam hati.

Sinta menepuk bahu Maya. “May, ayo kita balik. Sebentar lagi adzan ashar.”

Maya mendengus. “Iya, iya. Tapi sandal gue mana?!” Ia menunjuk sandal jepitnya yang masih terombang-ambing di danau. “Tolongin dong, masa gue harus nyemplung lagi? Nanti ustadz Azzam capek lagi narik gue. Kasian loh, lengannya bisa makin mirip Hulk!”

Azzam spontan batuk kecil menahan tawa. “Sandal kamu biar saya ambilkan.”

Maya langsung melotot. “Eh jangan ustadz! Nanti santri-santri lain kira saya sengaja bikin settingan! Udah cukup saya trending hari ini. Mending saya suruh ikan lele ambilin deh.”

Zahra nyaris jatuh saking tak kuat menahan tawa. “May, mana ada lele yang ngerti bahasa manusia?!”

Maya mencebik kesal, sementara itu dari jauh, Nadia masih memperhatikan dengan ekspresi sok tenang. Tapi setiap kali melihat Azzam menoleh ke arah Maya, hatinya mencelos. Ia menggenggam hijabnya erat.

“Bercanda terus… norak, tapi bisa bikin semua orang ngelirik. Bahkan… dia bikin Azzam juga…” gumam Nadia dalam hati.

Ia menarik napas panjang, memasang wajah anggun lagi, lalu berjalan meninggalkan danau dengan langkah tegap.

“Baiklah, Maya,” bisiknya lirih, “kalau permainanmu membuat orang terhibur, maka permainanku akan membuat semua orang membuka mata siapa yang sebenarnya lebih pantas di sisi Azzam.”

Maya masih mengoceh sambil menepuk-nepuk bajunya yang basah. “Gue sumpah nih, kalau gue masuk angin gara-gara ini, gue bakal bikin drama Shakespeare versi Maya. Judulnya: Tragedi jatuhnya seorang miss internasional!”

Semua orang kembali tertawa.

Sementara Azzam hanya bisa menghela napas, menatap Maya sekali lagi sebelum akhirnya berjalan pelan kembali ke kantor, berusaha menenangkan hati yang semakin goyah.

.

.

✨️ Bersambung ✨️

1
Ayusekarrahayu
Ayooo bacaa di jaminnn seruuu
Rian Ardiansyah
di tunggu kelanjutannya nyaa kak
Tachibana Daisuke
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Ayusekarrahayu: sudah up ya kak
total 1 replies
Rian Ardiansyah
ihh keren bngtttt,di tungguu kelanjutan nyaaaa kak😍
Ayusekarrahayu: makasiii😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!