NovelToon NovelToon
Aplikasi Penghubung Dunia

Aplikasi Penghubung Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern / Toko Interdimensi
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Arzhel hanyalah pemuda miskin dari kampung yang harus berjuang dengan hidupnya di kota besar. Ia terus mengejar mimpinya yang sulit digapai.nyaris tak

Namun takdir berubah ketika sebuah E-Market Ilahi muncul di hadapannya. Sebuah pasar misterius yang menghubungkan dunia fana dengan ranah para dewa. Di sana, ia dapat menjual benda-benda remeh yang tak bernilai di mata orang lain—dan sebagai gantinya memperoleh Koin Ilahi. Dengan koin itu, ia bisa membeli barang-barang dewa, teknik langka, hingga artefak terlarang yang tak seorang pun bisa miliki.

Bermodalkan keberanian dan ketekunan, Arzhel perlahan mengubah hidupnya. Dari seorang pemuda miskin yang diremehkan, ia melangkah menuju jalan yang hanya bisa ditapaki oleh segelintir orang—jalan menuju kekuatan yang menyaingi para dewa itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 Masakan Lily

Arzhel terkekeh lagi, kali ini lebih lembut. Ia tahu, rumah ini tak hanya berubah karena uangnya—tapi karena ada seorang bocah kecil yang penuh semangat, yang diam-diam mengisi rumah ini dengan tawa, canda, dan… kehangatan.

"Sudah cukup kelilingnya, bagaimana kalau kita makan malam?" tanya Arzhel.

“Bos Besar!” suara ceria Lily memecah keheningan.

Gadis mungil itu berdiri di ambang pintu dapur dengan tangan di pinggang, ekspresinya penuh percaya diri.

“Khusus hari ini, aku yang akan memasakkan makanan rumahan untukmu! Kau duduk manis saja di meja makan, biarkan aku yang bekerja.”

Arzhel mengangkat alis, sedikit ragu. “Makanan rumahan? Kau yakin?”

“Yakin sekali!” Lily mengepalkan tangannya, matanya berbinar. “Aku tahu resep keluarga rahasia, dijamin enak!”

Tanpa menunggu jawaban, Lily berlari kecil menuju dapur, langkahnya ringan disertai lompatan kecil penuh semangat, seolah sedang memainkan peran koki profesional di panggung pertunjukan.

Arzhel hanya bisa menghela napas, lalu duduk di kursi makan. Matanya mengikuti gerak-gerik bocah itu, hingga akhirnya bibirnya melengkung tipis.

“…Sudah berapa lama aku tidak merasakan kehangatan rumah seperti ini?” gumamnya lirih.

Ia bersandar santai, lalu merogoh ponsel dari sakunya. Layarnya menyala, memperlihatkan ikon aplikasi dengan simbol cahaya keemasan. E-Market Ilahi.

Arzhel membuka aplikasinya, dan di pojok kanan atas terpampang jelas:

💰 Saldo: 1700 Koin Ilahi

Ia bergumam pelan. “Tidak buruk… beberapa hari ini hasilnya lumayan. Menjual barang-barang remeh… bahkan sampah, ternyata dihargai cukup mahal di sini. Belum lagi Adsens dari kerja sama dengan Dewa Kuliner…”

Namun senyumnya memudar seiring napas yang ia embuskan. “Tapi tetap saja, 1700 koin… itu masih terbilang sedikit. Jauh dari cukup untuk membeli teknik tingkat dewa.”

Jempolnya menyapu layar, membuka menu Profil Pengguna.

👤 Profil Pengguna

Nama: Arzhel, Dewa Modern ✈️

Gelar: —

Teknik:

📜 Seni Peran Sejati

📜 Kitab Ilmu Kilat

📜 Raja Meja Judi

📜 Raja Petarung Jalanan

Artefak:

🪙 Cincin Parsial

🪙 5 Jimat Pengusir Roh

📌 Catatan penting: Panel kemampuan bersifat privasi, hanya bisa dilihat oleh pengguna.

Postingan: 0

Arzhel menatap layar itu lama, matanya tajam namun tenang. “Masih panjang jalannya… tapi setidaknya, aku punya fondasi.”

Tiba-tiba, suara berisik terdengar dari dapur. “Aduh! Panas!” lalu diikuti suara panci jatuh, disusul Lily yang berteriak kesal, “Hei, jangan keluar dari wajan, dasar sayuran nakal!”

Arzhel spontan menahan tawa. Ia menutup ponselnya, meletakkannya di meja, lalu menutupi wajahnya dengan telapak tangan sambil terkekeh.

“Anak itu… benar-benar membuat rumah ini hidup.”

Ia mengangkat kepala, menatap dapur yang masih penuh riuh suara Lily. Aroma tumisan samar mulai tercium, bercampur dengan tawa kecil gadis itu yang tak kenal lelah.

Beberapa menit kemudian, Lily keluar dari dapur dengan langkah hati-hati. Di tangannya ada sebuah nampan besar berisi piring nasi, sayuran tumis berwarna mencolok, dan sup dengan aroma rempah yang aneh.

“Bos Besar!” serunya bangga. “Inilah hasil karya agungku!”

Arzhel menatap hidangan itu. Secara penampilan… jujur saja, jauh dari kata menggoda. Warna tumisan terlalu pucat di satu sisi, sementara di sisi lain gosong. Supnya agak keruh, dengan beberapa sayuran yang tampak kelewat lembek.

Namun Arzhel tidak menunjukkan ekspresi meremehkan. Ia hanya mengangkat sendok, mencicipi suapan pertama dengan tenang.

Lily menatapnya tanpa berkedip, kedua tangannya terlipat di dada, menahan napas seakan menunggu vonis.

Arzhel mengunyah perlahan. Alisnya sempat sedikit berkerut… tapi detik berikutnya, matanya melebar tipis. “Ini…” gumamnya dalam hati. “…rasanya lumayan. Tidak, ini bahkan enak!”

Ia melanjutkan makan, dan semakin lama rasa itu semakin menegaskan: meskipun tampilannya buruk, bumbu dan keseimbangan rasanya sangat pas.

Ada kehangatan dalam setiap suapan, rasa masakan rumah yang sudah lama hilang dari ingatannya.

“B-bagaimana?” tanya Lily gugup, tubuhnya condong ke depan.

Arzhel menelan, lalu mengangguk tenang. “Enak. Sangat enak.”

Lily langsung melompat kecil kegirangan. “Yes! Aku berhasil! Aku berhasil!” serunya, berputar-putar seperti anak kecil yang baru menang lotre.

Arzhel melanjutkan makan, sementara Lily masih berdiri di sampingnya, menatap penuh harap. Air liur mulai menetes dari sudut bibirnya.

Arzhel menghela napas, menatapnya sekilas. “Kalau kau hanya berdiri di situ, bisa-bisa aku tidak tenang makan. Duduklah, makan bersamaku.”

Mata Lily langsung berbinar. “Boleh?!”

“Boleh.”

Tak menunggu dua kali, Lily buru-buru menarik kursi, mengambil piring, dan menyendok nasi dengan gerakan kilat.

“Akhirnya aku bisa makan bersama Bos Besar!” katanya penuh semangat, sebelum menyendok makanan dengan lahap.

Arzhel hanya menatapnya sambil tersenyum tipis. Suasana makan malam itu sederhana, tapi begitu hangat.

Setelah beberapa suapan, ia bergumam sambil melirik Lily, “Rumah ini terlalu besar untuk kita berdua. Kalau semua urusan hanya kau yang tangani, kau bisa pingsan kelelahan. Paling parah… aku bisa dilaporkan dengan tuduhan eksploitasi anak di bawah umur.”

Lily menghentikan suapannya sebentar, lalu dengan mulut penuh makanan ia mencoba bicara. “B-…bos…”

“Telan dulu, baru bicara,” tegur Arzhel sambil menuangkan segelas air.

Lily cepat-cepat menelan, meski tersedak kecil, lalu menenggak air hingga habis. Setelah terengah-engah sebentar, ia berdiri dengan wajah serius.

“Kalau soal pembantu… biarkan aku yang memilih!”

Arzhel mengangkat alis. “Kau?”

“Ya!” Lily mengepalkan tangan mungilnya. “Aku akan mencari pembantu yang loyal, yang rela berkorban nyawa demi melayanimu!”

Arzhel menatapnya dengan ekspresi datar. “Aku mencari pembantu, bukan prajurit perang.”

Tapi tatapan mata Lily begitu penuh tekad, hingga akhirnya Arzhel hanya bisa menghela napas dan mengangkat bahu. “Baiklah. Kau yang urus.”

“Yeeey!” Lily menepuk tangannya sendiri, wajahnya berseri-seri, lalu kembali melahap makanan.

Arzhel menatap gadis kecil itu lama, senyumnya lembut tanpa ia sadari. 'Setelah beberapa hari bersamanya… aku mulai mengerti. Di balik senyumnya, Lily punya masa lalu yang kelam. Tapi setidaknya, sekarang dia bisa tertawa seperti ini.'

1
Jujun Adnin
kopi dulu
Depressed: "Siapa bilang Iblis itu tak punya hati? Temukan kisahnya dalam Iblis Penyerap Darah."
total 1 replies
Redmi 12c
lanjuuttt
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
El Akhdan
lanjut thor
Caveine: oke bang👍
total 1 replies
REY ASMODEUS
kerennn 2 jempol untuk othor🤭🤭🤭
REY ASMODEUS
siap nona bos kecil
Redmi 12c
kreeeenn
Redmi 12c
anjaaaiii dewa semproolll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
REY ASMODEUS
Thor up banyak ya, ini karya dengan tata bahasa simple tapi masuk akal....
REY ASMODEUS
dewa kuliner dewa gila rasa /Smirk//Smirk//Smirk/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!