Rega Zalzala adalah putra ke empat dari keluarga Duke Zalzala.
Dia satu-satunya anak yang tidak memiliki kekuatan apapun. kelahiran nya di anggap aib oleh keluarga.
Di usia 18 tahun, keluarga nya memilih untuk membuang Rega seperti seekor anjing.
Namun tanpa di sangka, di detik terakhir hidup nya... dia mendapatkan sistem Dewa.
sebuah sistem yang akan mengubah hidup nya dari seorang pecundang menjadi seorang Raja.
ini adalah perjalanan Rega Zalzala membalas dendam dan menjadi Kesatria terkuat di kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bonggiw01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab1 Mendapatkan Sistem.
"Dasar Adik GOBLOK TIDAK BERGUNA!"
BUAK!
Sebuah tendangan melesat cepat ke wajah pria kecil.
BRAAAAK!!
Meja kayu jati berkualitas tinggi pecah berkeping-keping saat tubuh seorang pemuda dihantamkan ke atasnya. Serpihan kayu beterbangan ke udara.
Di bawah reruntuhan meja, seorang anak muda berusia 17 tahun terkapar tak berdaya.
Wajahnya lebam, berdarah, matanya setengah tertutup, dan bibirnya pecah.
Dia adalah Rega Zalzala... putra keempat dari keluarga Duke Zalzala.
"Dasar sampah! Aib keluarga! Kau bahkan tidak layak menggunakan nama Zalzala di belakang mu! Kau seharusnya tidak terlahir, Babi!" teriak Hazel Zalzala, putra kedua keluarga itu. Tubuh Hazel berotot, matanya penuh kebencian.
"Hazel, habisi saja dia. Ayah sudah muak melihat wajah menjijikkan itu, ayah meminta kita untuk mengakhiri hidup nya sekarang, Selesai kan ini dengan cepat" ucap Ken Zalzala, sang putra sulung dengan nada dingin, nyaris tanpa emosi.
"Haha! Lihat Goblok! Kau akhirnya di singkirkan! Ini akhir yang pantas untuk anak gagal sepertimu!" Hazel menunduk, mencengkeram kerah baju Rega dan mengangkatnya dengan satu tangan.
BUAK!
Sebuah pukulan keras mendarat tepat di rahang Rega. Bunyi retakan tulang samar terdengar. Darah mengalir dari bibirnya.
BUAK!
Pukulan kedua menghantam tulang pipinya. Dua giginya terlempar keluar, berputar di udara sebelum jatuh ke lantai.
BUAKK!! BRAAK!
Tendangan keras Hazel menghantam wajah Rega, membantingnya ke lantai marmer istana.
"S-Sial.... Ooohhheek! Oohheek!" Rega memuntahkan darah kental. Tubuhnya bergetar hebat, kesadarannya mengambang di ambang pingsan.
Namun, kakak-kakaknya tidak menunjukkan belas kasihan.
"Dasar sampah busuk! Ibumu pasti berselingkuh dengan pengemis jalanan! Itu sebabnya kau tidak mewarisi kekuatan apa pun dari keluarga Zalzala!" Hazel tertawa keras, suaranya bergema di aula keluarga.
Mendengar hinaan kepada ibunya, Rega, dengan tubuh remuk, tetap berusaha bangkit.
"BAJINGAN SIALAN! JANGAN PERNAH MENGHINA IBU KU!!" raungnya, meluncurkan tinju lemah ke arah Hazel.
"Cih... Lemah..." gumam Hazel.
BUAAAAK!
Tendangan Hazel datang lebih cepat.
WUUSSH!
Tubuh Rega terlempar cepat hingga membentur pilar batu.
DHUUAAAR!
"Oohheek! Ooheek!" Darah kembali keluar dari mulutnya, kali ini bercampur serpihan daging.
"Bocah lemah seperti mu ingin menyerang ku? Dasar Bodoh! Kau memang sangat menyedihkan!" Hazel mendekat dengan tawa puas.
"Kau sangat lemah. Aku yakin, anak kecil di gang belakang bisa membunuhmu dengan mudah, kau benar-benar sampah yang tidak memiliki kekuatan apapun, Ayah sudah mengambil keputusan tepat untuk menyingkirkan mu." ucap Sarah Zalzala, kakak ketiga, dengan suara penuh jijik.
Di lantai, Rega gemetar. Bukan karena takut, tapi karena rasa frustrasi yang menyesakkan.
'Sialan! Kenapa! Kenapa hanya aku yang seperti ini?! Aku sudah berlatih siang malam dan melakukan segala hal! Tapi Kenapa aku tetap kosong, kenapa aku tidak mendapatkan kekuatan ku?!' pikirnya dengan amarah membuncah.
Ken Zalzala berjalan perlahan mendekat, langkahnya tenang seperti eksekutor yang akan memotong kepala terpidana.
"Adik bodoh. Ayah sudah memberimu waktu tujuh tahun menunggu agar kekuatan mu bisa bangkit," katanya dengan dingin. "Tapi sepertinya kau memang ditakdirkan menjadi sampah yang tidak memiliki kekuatan apapun"
Ken berjongkok, mencengkram rambut Rega, mengangkat wajah adiknya yang berlumuran darah. Mata mereka bertemu. "Dengar ini... Mulai sekarang," bisiknya, "kau bukan lagi bagian dari keluarga Zalzala."
SRAAAK!!
Dengan kejam, Ken menusukkan jarinya ke mata kiri Rega.
"AGGRRHHHH!!!" Teriakan memilukan keluar dari tenggorokan Rega.
Mata kirinya berdenyut, darah segar memancar keluar deras. Tubuhnya menggeliat seperti cacing diinjak.
Di sekelilingnya, Hazel, Sarah, dan Ken hanya tertawa terbahak-bahak.
Tawa mereka... seperti lolongan iblis.
'Bajingan keparat... Mereka lebih hina dari binatang...' pikir Rega dalam kabut rasa sakit. 'Aku benci mereka! Aku bersumpah... Suatu hari... Aku akan membantai kalian semua! Kan ku ingat semua yang terjadi hari ini!!'
Tubuhnya gemetar hebat. Darah mengalir membasahi lantai.
Ken akhirnya berdiri, melirik penjaga istana.
"Buang dia ke hutan. Biarkan hewan liar memakan tubuh nya"
"Baik Tuan!" para penjaga menyeret tubuh Rega ke dalam sangkar besi yang biasanya digunakan untuk menangkap monster.
Roda kereta berderit, membawa Rega yang hampir pingsan menuju kegelapan hutan belantara.
Tak ada belas kasihan. Tak ada air mata.
Hanya darah, dendam, dan kegelapan yang menantinya di ujung sana.
Setibanya di Hutan gelap, Tubuh Rega diseret seperti bangkai binatang, menyisakan jejak darah di tanah hutan yang lembab.
Penjaga istana yang bertugas membuangnya tampak jijik, bahkan meludah ke arah tubuhnya.
"Cuh! Dasar bajingan tidak berguna! Sudah sekarat, masih juga merepotkan! Seharusnya Tuan Ken membiarkan dia mati mengenaskan di dalam istana atau tidak tubuh nya di berikan pada anjing." gerutunya sambil melempar tubuh Rega ke tanah yang dingin.
BRAAK!
Tubuh Rega menghantam tanah berbatu keras.
Ia tergeletak seperti mayat. Nafasnya berat. Matanya setengah terbuka, satu sisi wajahnya hancur dan berlumuran darah. Tapi pikirannya masih menyala… dengan dendam.
‘Menyedihkan... Aku benar-benar menyedihkan…’ pikir Rega dengan gemetar. ‘Bahkan melawan pun aku tak mampu… seperti anjing liar yang dibuang... Apa dunia benar-benar tidak memihak ku’
Matanya perlahan tertutup, tapi satu per satu wajah itu muncul di benaknya... Tawa iblis, Hazel, Sarah, Ken…
‘Para Bajingan sialan itu! Aku membenci mereka…’
Wajah sang Ayah muncul dalam ingatannya. Wajah dingin, tanpa ekspresi. Pria yang seharusnya melindunginya… tapi justru mengusirnya tanpa ragu.
‘Aku juga benci Ayahku…’
Lalu seluruh silsilah keluarga Zalzala... para pelayan, saudara sepupu, guru pribadi, semuanya yang memandangnya seperti sampah.
‘Aku benci semuanya! Keluarga Zalzala harus… musnah! Ku ingin mereka hancur!’
Tubuhnya mulai melemah. Pandangannya buram. Detak jantungnya semakin lambat. Angin malam menyapu daun-daun kering di sekitarnya. Langit malam mendung, seperti ikut berkabung atas hidup Rega yang nyaris padam.
"Oohook! Oohheek!" Rega memuntahkan darah. 'Aku ingin membalas dendam! Aku ingin membunuh mereka... Tapi waktu ku sudah habis, aku akan mati di sini' pikir nya.
Tapi kemudian...
Ding…!
Terdengar suara aneh menggema di dalam kepalanya.
[Selamat!]
[Berkat Dewa Telah Diperoleh!]
[Sistem Abyss: Aktif.]
Tubuh Rega berkedut. Matanya terbuka sedikit.
‘Apa… suara apa ini? Kenapa tiba-tiba aku mendengar sesuatu?’
[Hari ini, Anda genap berusia 18 tahun.]
[Sesuai perjanjian takdir, Sistem Abyss kini menjadi milik Anda.]
[Hadiah Awal: Pil Penyempurna Tubuh – telah disediakan.]
Tiba-tiba, muncul cahaya biru pekat di atas telapak tangan Rega.
Di tengahnya, sebuah pil berwarna hitam berkilauan muncul perlahan, dikelilingi aura misterius.
‘Apa ini…? Pil? Apa maksud nya? Apa aku harus memakannya?’ dia ragu.
'Tapi jika dengan pil ini aku bisa membalas dendam, aku akan memakan nya!'
Tanpa pikir panjang, dengan kekuatan terakhir yang tersisa, Rega membuka mulut dan menelan pil itu.
GULP!
Begitu pil masuk ke kerongkongannya, seluruh tubuh Rega kejang.
"AAAGGGRRRHHH!"
Tubuhnya terangkat sedikit dari tanah. Ototnya menegang. Matanya membelalak.
'Sialan! Pil apa ini!! Tubuh ku sangat sakit! Apa aku meminum obat yang salah?! Bajingan!!' pikir nya panik. Lalu...
BRUUUK!
Ia pingsan seketika.
Esok paginya…
Langit mulai cerah. Cahaya matahari menembus celah pepohonan dan menyinari wajah Rega yang terbaring diam.
Kelopak matanya perlahan terbuka. Pandangannya terang. Udara pagi masuk ke paru-parunya dengan segar.
"APA INI?!… aku… Aku masih hidup!!" Teriak nya.
Ia meraba wajahnya. Tak ada luka. Ia meraba dadanya, lengan, kaki. Semua sempurna. Tak ada rasa nyeri. Tak ada memar. Bahkan mata nya yang hancur telah kembali.
“Apa-apaan ini?! Tubuhku… pulih?! Tidak… ini bukan hanya pulih, tapi tubuh ku lebih kuat! Ototku terasa seperti baja! Dan aku merasa bisa bergerak lebih cepat!!” serunya dengan kaget.
[Sistem Abyss: Aktif.]
[Selamat datang, Pemilik.]
Rega terpaku. Lalu mendengar penjelasan dari sistem.
[Kemampuan yang anda dapatkan]
[1. Skill Harvest – Anda dapat mengambil Skill dari makhluk yang Anda bunuh langsung. Termasuk manusia.]
[2. Sword Sight – Anda dapat meniru teknik pedang apapun yang Anda lihat.]
[3. Master Reading – Anda dapat menguasai isi dari buku teknik dan skill apapun secara instan.]
[4. Alchemy Core – Anda memiliki Inti Alkemis tingkat Master yang memungkinkan Anda membuat Pil apapun.]
Rega membeku. Matanya melebar. Nafasnya tercekat. Tapi perlahan, sudut bibirnya naik… membentuk seringai bengis.
“…Hahaha… HAHAHAHA! APA DEWA SEDANG BERCANDA DENGAN KU..!!!!”
Ia tertawa seperti orang gila. Suaranya menggema di antara pohon-pohon.
“Jadi ini… hadiah dari Dewa?! Sungguh luar biasa! Bahkan dewa menginginkan ku balas dendam pada mereka! Ini... adalah jalan bagiku untuk menghancurkan mereka semua! Hahahaha..”
Ia mengepalkan tinjunya.
“Hazel… Ken… Ayah… keluarga keparat Zalzala… bersiaplah. Kalian semua akan menyesal! aku akan bangkit... dan aku akan MENGHABISI kalian satu per satu! Akan ku hancurkan kalian semua!” Dia tidak akan melupakan semua penyiksaan dan kesedihan yang telah dia dan ibu nya terima.
brrti bner ini inspirasinya dri black clover😃😃😃