NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Agen Wanita
Popularitas:887.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Terakhir

Langit malam menyelimuti kota dengan sunyi yang palsu. Lampu jalan di dermaga 17 berkedip seperti isyarat kematian. Novi, mengenakan pakaian serba hitam dengan wajah setengah tertutup masker, menempelkan punggung ke dinding kontainer. Telinganya dipenuhi suara napasnya sendiri melalui earpiece.

“Target masuk. Lima orang. Dua senjata laras panjang, satu bahan peledak,” suara Darius, pemimpin tim, terdengar dari alat komunikasi.

Novi menyentuh pelipisnya, mengaktifkan lensa taktis di matanya. Segala detail suhu tubuh dan posisi musuh terpeta dengan jelas.

“Serahkan bahan peledaknya ke aku,” bisik Novi. “Aku bisa lumpuhkan itu dari jarak dua puluh meter.”

“Aku suka wanita percaya diri,” sahut Kaze, penembak jitu tim, dari posisi di atap crane. “Lima detik, beri aku sinyal.”

Novi menarik napas, menghitung waktu. Dia berlari cepat, diam seperti bayangan, menyelinap di balik peti kemas. Musuh pertama terkejut saat melihatnya, tapi tidak sempat bersuara—pisau meluncur dari tangan Novi, tepat menancap ke leher.

"Satu," gumamnya dingin.

“Dua musuh di belakangmu, pukul 10,” seru Arin dari sudut pengawasan. “Satu bawa RPG!”

Novi melompat mundur, berguling, lalu melemparkan dua bola kecil ke arah lawan. Ledakan kecil mengguncang udara, bukan cukup kuat untuk membunuh, tapi cukup untuk membutakan.

Dengan gerakan lincah, dia maju, menjatuhkan mereka berdua. Satu dihantam dengan tulang lutut ke tenggorokan, yang lain dilumpuhkan dengan suntikan racun di nadi.

“Target utama di ruang kontrol,” lapor Darius. “Dua menit sebelum pasukan cadangan datang.”

“Aku masuk lewat ventilasi,” sahut Novi cepat.

Dia melompat ke atas peti kemas, membuka panel ventilasi dengan obeng kecil dari pergelangan tangannya, dan masuk. Setiap gerakan terlatih, setiap tarikan napas terkalkulasi. Di dalam, target berdiri dengan dua penjaga. Di meja, ada koper hitam, data chip berisi daftar agen rahasia dari seluruh dunia.

Itu tujuannya.

Novi menyusup turun seperti ular. Salah satu penjaga menoleh, tapi Novi telah menendang tengkuknya sebelum sempat bicara. Yang satunya menarik senjata, terlambat. Jarum racun mengenai dadanya.

“Siapa kau?!” Target utama berteriak panik, meraih koper.

“Namaku tak penting. Tapi efek racunku... akan kau ingat sampai mati.”

Novi melemparkan kapsul gas tipis ke arah target. Lelaki itu terbatuk keras, matanya memerah, tubuhnya gemetar. “Apa ini?!”

“Neurotoxin ringan. Kau masih bisa hidup... asal tak bergerak selama 30 menit,” ujarnya santai sambil meraih koper.

“Tugas selesai. Aku keluar.” Novi memberi sinyal. Ledakan kecil terdengar dari arah lain oleh Darius.

Novi melompat keluar jendela kaca, mendarat dengan gerakan jungkir balik. Di depannya, dua mobil hitam mengarah ke tempat mereka.

“Kontak musuh! Plan B!” seru Kaze.

Sebelum mobil mendekat, Novi meraih senjata dari punggungnya, peluncur mini EMP. Ia menembak ke arah mesin mobil. Seketika mobil mati total.

“Kau bawa mainan baru lagi?” Darius tertawa di telinganya.

“Selalu.”

Sirene polisi terdengar di kejauhan. Sudah waktunya kabur.

“Lima belas detik ke titik ekstraksi!” Arin berteriak.

Novi dan timnya berlari ke helikopter tak terlihat yang menunggu di atap gudang tua. Darius naik lebih dulu, lalu Arin dan Kaze.

Novi meloncat terakhir, tangannya nyaris tak menjangkau tali.

“Got you!” Darius menangkap lengannya dan menariknya naik. “Kau suka bikin deg-degan.”

“Adrenalin itu candu,” balas Novi, duduk dan membuka helmnya.

Angin malam membelai wajahnya. Di tangannya, koper hitam berisi informasi senilai miliaran dolar dunia. Misi selesai.

Beberapa jam kemudian, markas bawah tanah Shadow Squad

“Nice work, tim,” ucap Komandan Zhang. “Data chip berhasil diambil, semua musuh lumpuh. Tidak ada korban sipil. Operasi Hitam: sukses total.”

Novi memutar lehernya, terasa kaku. “Terima kasih. Tapi aku cuti malam ini.”

“Cuti? Kita baru selesai misi dan kamu....”

“Aku ingin treadmill, dan... membaca novel. Otakku perlu racun baru,” katanya sambil tersenyum kecil.

Darius terkekeh. “Hanya Novi yang menyebut membaca dan racun dalam satu kalimat dan masih terdengar santai.”

Malam menyelimuti langit kota dengan kemilau lampu yang memantul di kaca jendela mobil sport hitam berkilap. Novi duduk di balik kemudi, wajahnya yang cantik dan dingin terpoles cahaya neon yang menari di kaca depan.

Atap mobil terbuka, membiarkan angin malam menyapu rambut panjangnya yang dibiarkan terurai. Musik remix bernuansa etnik Nusa Tenggara Timur berdentum dari speaker mobil, perpaduan dengan bass EDM menyulap jalanan menjadi runwAy dramatis bagi sang mata-mata elit.

“Akhirnya bisa santai,” gumamnya, menekan gas.

Mobil meluncur mulus menembus jalanan kota yang hampir sepi. Adrenalin sisa misi tadi masih berdenyut di tubuhnya.

Begitu sampai di basement apartemen mewah lantai 42 miliknya, Novi turun dengan santai. Petugas keamanan hanya mengangguk kaku melihatnya, mereka tahu siapa Novi. Bukan hanya sebagai penghuni, tapi sebagai wanita yang bisa membuat pria berpangkat jenderal bertekuk lutut... secara harfiah, dan mungkin dengan jarum beracun.

Lift bergerak naik tanpa suara, membuka ke ruang tamu bergaya minimalis-futuristik. Lampu otomatis menyala pelan mengikuti langkahnya. Ia menaruh kunci, melepas heels, lalu membiarkan dirinya menjatuhkan tubuh ke sofa kulit putih sejenak.

Tapi tidak lama.

“Aku butuh air panas,” desahnya pelan.

Novi berjalan ke kamar mandi. Ia mengisi bathtub dengan air hangat, meneteskan beberapa tetes minyak lavender ke dalamnya. Aroma menenangkan langsung memenuhi ruang.

Saat uap mengepul, ia melepaskan pakaiannya dan masuk ke dalam bak mandi. Suhu hangat menyelimuti tubuh pegalnya, dan untuk sesaat, Novi menutup mata.

Setelah berendam hampir 30 menit, Novi keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Ia mengikat rambutnya ke atas dengan handuk kecil, lalu mengenakan legging hitam dan kaus longgar berwarna abu. Wajahnya polos, namun tetap terlihat tajam.

Ia mengambil earphone nirkabel, menyelipkannya ke telinga. Musik instrumental santai mengalun, menggantikan dentuman EDM sebelumnya.

Tangannya meraih tablet digital di meja, lalu naik ke atas treadmill yang sudah tertanam otomatis di area gym kecil apartemennya. Novi mengetuk layar tablet, membuka novel online berjudul “Sang Raja Perang.”

Baru bab keempat, tapi tokoh utama pria, Liang Si Wei, sudah membuatnya ingin menyemprot wajah layar dengan air racun.

“Laki-laki tipe pangeran galak, ha? Sering banget model begini,” gumamnya sambil menyipitkan mata, membaca dialog sang raja perang yang memerintah pembantaian tanpa berkedip.

Novi mulai berjalan lambat di treadmill, tangannya menggulir layar. “Astaga, sepertinya racun ular Asia Selatan, dosis mikro sangat cocok untuknya.”

Ia terkekeh sendiri, menaikkan kecepatan treadmill jadi lari ringan.

Di luar jendela, langit malam tiba-tiba berpendar. Sebuah suara ledakan kecil memecah keheningan.

Novi langsung menoleh, refleks sebagai mata-mata aktif. Tangannya refleks meraih pinggang, lupa bahwa ia tidak sedang memakai sabuk senjata.

Namun ketika ia mengintip dari balik kaca, yang terlihat hanyalah kembang api.

Warna merah, emas, biru, meledak dan bersinar di atas taman kota, suara sorakan dari kejauhan menyusul kemudian.

Festival musim gugur.

Ia menghela napas, menggeleng kecil. “Refleksku kelewat aktif.”

Dengan santai ia kembali ke posisi, lalu menaikkan kecepatan treadmill. Ia kembali fokus ke tablet-nya. Bab lima. Adegan pernikahan paksa.

“Ini cewek malah nurut dinikahin... aduh, kenapa gak kabur aja sih,” gumamnya. “Kalau aku... langsung kabur malam pertama.”

Tiba-tiba, layar treadmill berkedip.

Novi sempat mengernyit. “Huh? Error?”

Namun sebelum ia bisa menekan tombol berhenti, mesin itu melonjakkan kecepatannya secara otomatis. Novi tersentak, tubuhnya maju tak terkendali.

“Tunggu—apa—!”

Kecepatan meningkat drastis. 8... 10... 12... 15 km/jam.

Tubuh Novi berusaha menyeimbangkan diri, tapi kakinya tergelincir. Tablet-nya terlempar dari genggaman, membentur dinding dan pecah.

“Stop! Sistem, berhenti!” teriaknya sambil mencoba menekan tombol darurat. Tidak merespons.

Kepalanya menabrak panel depan treadmill saat dia terpental. Tubuhnya terjatuh ke belakang, menghantam lantai marmer.

BRAK!

Napasnya tertahan. Dada kirinya seperti diremas dari dalam. Ia menggeliat, mencoba bangkit, tapi tubuhnya tak merespons. Telinganya berdenging. Dunia berputar.

“Engg...” erangnya pelan, darah menetes dari sudut bibirnya.

Pandangannya kabur. Lalu semuanya gelap.

Tolong dukungannya readers...

1
Inez Putri
sangat bagus, puas sya sebagai pembaca,suka ma novel nya. smau sya membc punya nya thour.
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉huru hara huru hara aku sukaaa huru hara 🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
kamu ingat dengan raja perang dan 4 anak macan yang manis ,tapi kamu lupa dengan Dewi pencabut nyawa yang menyamar sebagai malaikat 😈😈😈😈😈😈
Osie
hehehe kocak kembar 4
🟡SENJA
aaah jaringan informasi kalian jelek sekali 😂
🟡SENJA
wah wah wah 😳
SaRW
MoChi.........Tengkiuu Thor sdh update
Jane Nguyễn
/Smile//Smile/
Osie
filter pake saringan kopi lebih halus eeee/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
hani chaq
hancurkan 9asukan bar2 sampai ga ada sisa
hani chaq
omongan dan pikiran orang mabuk emang gila
hani chaq
pasukan grimhal mulai beraksi dengan senyap
Sania Mahira
orang mabuk ngeyel ya,gx sadar diserang,kwan mati dikira tidur,itulah terlalu sombong,lengah gx berpikir siapa lawannya,dianggapnya menang gx taunya malah binasa semua.
Biyan Narendra
Seruuuuu
SecretS
tolong up lagi kak author!!!
Lyvia
rasakan kehancuran Xan bawa itu kepala togar yg sombong
Lala Kusumah
rasain Lo toke eh toga 😡😡😡
Osie
syet dah nyanyian yu yuan..asli kram perutku/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Sob//Sob//Sob//Sob/
Tiara Bella
pasukan Grimhall itu pasti balas dendam atas apa yg telah mereka perbuat....membakar kediaman raja perang liang si Wei....
Ty Kurniawan
bantai sampai habis ke akar2nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!